Di koridor sekolah, Marissa dapat mendengar bisikan-bisikan dari teman-temannya itu.
'kasihan ya,'
'gue sih gak nyangka aja kalau sahabatnya sendiri yang ngelakuin itu,'
'kalau gue jadi dia, pasti gue udah hajar habis-habisan!'
Iya seperti itulah perbincangan gosip yang beredar. Semenjak kabar Jihan di penjara gara-gara menculik Marissa, semua siswa-siswi terkejut dan menjadikan berita ini sebagai gosip mereka. Padahal kejadian ini sebulan yang lalu, tapi gosipnya masih memanas seperti hot news.
Marissa tak memperdulikan gosip dia, karena disini dia yang menjadi korban bukan dia pelakunya. Jadi Marissa percaya diri aja atas semuanya.
Saat berada di kelas, semua teman-temannya menyambutnya dengan penuh haru. Karena sudah lama Marissa tidak masuk sekolah, dengan alasan Marissa memulihkan dirinya sendiri. Dan kepala sekolahnya pun mengizinkannya sampai Marissa pulih total.
"Lo gak apakan Marissa?" Tanya Yunita si ketua geng rumpi kelasnya.
"Lo udah baikan sekarang?" Tanya Vanya.
"Iya-iya gue gak apa kok, gue baik-baik aja sekarang!" Jawab Marissa.
"Itu wajah lo kenapa kok ada bekas luka?" Tanya Yunita yang kepo.
"Gak apa, nanti juga hilang bekasnya!" Jawabnya Marissa. Si ketua kelas melihat Marissa yang seperti di interogasi oleh teman-temannya. Dia melerainya dan mempersilahkan Marissa duduk di tempatnya. Marissa pun berterimakasih kepada ketua kelasnya itu karena sudah melerai dari pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya.
Bel masuk berbunyi. Ada seorang perempuan yang duduk disebelahnya dengan napas terengah-engahnya. Marissa yakin jika perempuan itu datang terlambat sehingga dia lari untuk menuju kelasnya.
"Lo siapa?" Tanya Marissa.
"Hah? Oh gue, gue Sekar Ayuningtyas Wijaya!" Jawab Sekar.
"Anak baru disini? Gue Marissa Clarasati Nishi, panggil aja Marissa!" Ucap Sekar.
"Iyaps benar sekali, iya udah nanti dilanjut lagi ada guru masuk!" Ucap Sekar. Marissa pun menganggukkan kepalanya lalu mengeluarkan buku yang ada tas nya.
°°°
Jam istirahat berbunyi, semua teman-temannya berhamburan keluar kelasnya. Kecuali Marissa. Dia membawa bekal sehingga dia tidak pergi ke kantin.
"Lo gak ke kantin?" Tanya Sekar.
"Oh gak kok, gue bawa bekal dari rumah!" Jawab Marissa.
Sekar yang awalnya berdiri lalu duduk kembali dengan menatap Marissa, "lo kerap bawa bekal sebelumnya?" Tanyanya.
"Gak sih, ini cuma suruhan. Jadi ya mau gak mau gue harus bawa bekal, tapi ya itung-itung uang jajan gue bisa gue kumpulin," ucap Marissa dengan membuka kotak bekalnya. Mamanya membawakan roti selai coklat kesukaannya. Simple tapi rasanya enak.
"Lo kenapa pindah?" Tanya Marissa dengan menyantap rotinya. Tapi sebelumnya, Marissa menawarkan bekalnya kepada Sekar. Namun, Sekar menolaknya.
"Karena orang tua gue nomaden! Sehingga gue juga ikutan nomaden," ucapnya dengan terkekeh.
"Nomaden segala haha, emang sering berpindah-pindah tempat?" Tanya Marissa.
"Betul sekali, jenuh sih harus beradaptasi ke lingkungan baru! Tapi ya gimana lagi, kemauan orang tua!" Ucapnya.
Marissa pun menganggukkan kepalanya paham apa yang dirasakan oleh Sekar. Tapi untung saja, orang tuanya Marissa tidak berpindah-pindah tempat seperti orang tuanya Sekar.
"Nanti pulang sekolah kita nongkrong sebentar yuk," ajak Sekar.
"Hmm, boleh banget!" Jawab Marissa.
°°°
Sepulang sekolah, Marissa dan Sekar mampir dulu ke sebuah cafe untuk nongkrong. Dalam hatinya Marissa berdoa agar teman barunya ini tidak seperti Jihan, teman sebelumnya. Tapi Marissa yakin kalau Sekar ini anaknya baik banget kepada siapapun. Dan itu terlihat pada saat Sekar membantu nenek-nenek yang hendak menyebrang tadi.
Marissa dan Sekar mengobrol panjang lebar hingga malam hari. Marissa pun tersadar jika ini sudah malam, dengan buru-buru Marissa berpamitan kepada Sekar.
Namun, Sekar ingin mengantarnya pulang. Karena dia tidak tega melihat Marissa pulang sendirian. Apalagi dia tadi bercerita tentang apa yang telah terjadi dan dia masih menyimpan trauma dihatinya. Marissa pun mengiyakan tawaran dari Sekar.
Sesampainya di rumah Marissa, Marissa melihat ada mobil Kevin terparkir di halaman rumahnya. Dia berpikir jika dia akan marah kepadanya karena pulang malam.
"Gak masuk dulu?" Tanya Marissa kepada Sekar.
"Gak usah deh, lain kali aja!" Ucap Sekar. Setelah itu dia melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
Marissa pun yang melihat mobil Sekar telah pergi menjauh, dia pun masuk ke dalam rumah dan menyiapkan mental untuk menghadapi Kevin. Karena dia tau kalau Kevin akan marah kepadanya.
Marissa meletakkan tasnya di sofa dengan melihat tatapan Kevin yang dapat diartikan oleh Marissa.
"Duduk dulu," perintah Kevin. Marissa pun menuruti perintah dari Kevin untuk duduk dihadapannya.
"Darimana saja? Gak kasih kabar, pulang malam, kemana saja? Jangan buat kesempatan aku saat sibuk seperti ini ya, aku gak suka!" Ucap Kevin.
"Aku tadi habis dari cafe sama temen baru aku, dia baik kok. Dia yang nganterin aku pulang, dan maaf kalau aku gak ngasih kabar karena handphone aku lowbat!" Jawab Marissa. Kevin yang mendengar jawaban dari Marissa, dia berdiri dan duduk disebelah Marissa. Kevin menghela napasnya dengan berat.
"Kamu tau aku khawatir banget sama kamu, aku begini karena aku gak mau lagi ada orang yang melukai kamu lagi, udah cukup ya sayang!" Ucap Kevin. Sedangkan Marissa menyandarkan tubuhnya di tubuh Kevin. Dia tidak mau mendengar omelannya lagi. Karena telinga Marissa panas mendengar omelannya itu.
Kevin hanya diam saja dan membiarkan tubuhnya dijadikan sandaran oleh Marissa. Marissa pun merangkul lengan Kevin dengan erat. "Sayang," panggil Marissa dengan manja. Si Kevin hanya berdehem untuk menjawab panggilan dari Marissa.
"Ih sayang, marah ya?" Tanya Marissa.
"Gak,"
"Boong dosa,"
"Gak,"
"Fiks! Kamu marah, lucu banget sih marahnya!" Ucap Marissa dengan mencolek pipi Kevin dengan gemas. Sedangkan Kevin bergidik ngeri atas perlakuan Marissa kepada Marissa.
"Maafin, aku bukannya gak ngabarin kamu. Tapi memang handphone aku lowbat, tapi aku baik-baik saja sayang seperti yang kamu lihat sekarang ini!" Ucap Marissa. Kevin melihat Marissa langsung memeluknya dengan erat. Dia benar-benar takut jika Marissa kenapa-kenapa lagi. Jika terjadi sesuatu, Kevin tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
°°°
Next part ya ehe❤️
Jangan lupa vote, comment, dan juga follow ya😍
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Подростковая литература[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...