Setelah beberapa bulan yang lalu, Marissa dipusingkan dengan ujian akhir sekolahnya, akhirnya hari ini adalah pengumuman kelulusan. Perasaan yang campur aduk tengah dirasakan oleh Marissa. Meskipun Marissa tau, dia adalah pintar dan bisa menjawab semua soalnya tapi gak menjamin kalau dia bisa lulus. Tapi dia harus yakin jika hari ini dia akan lulus sekolah.
Marissa berada di depan kantor kepala sekolah bersama dengan teman-temannya. Mereka juga merasakan apa yang dirasakan oleh Marissa.
Jam pun menunjukkan pukul 8 pagi, dan saatnya pengumuman. Semua siswa-siswi dikumpulkan dan kepala sekolah menyambutnya dengan gembira.
"Selamat pagi," ucap kepala sekolah.
"Pagi pak," serentak semua siswa-siswi.
"Tanpa basa-basi aja ya, perasaan kalian pasti campur aduk. Baiklah, saya umumkan bahwa siswa-siswi kelas 12 semua dinyatakan lulus 100%!"
Sontak saja, semua siswa-siswi bersorak-sorak atas kelulusan mereka. Terutama Marissa dan Sekar, mereka sangat bahagia jika mereka sudah lulus.
"Tenang, harap tenang! Perpisahan kalian akan dilaksanakan dalam seminggu lagi!" Ucap kepala sekolah. Setelah itu semua siswa-siswi membubarkan diri dan merayakan kelulusannya masing-masing.
"Lo mau pulang atau gimana?" Tanya Sekar.
"Gue mau ke rumah sakit dulu," jawab Marissa.
"Hah? Lo sakit?"
"Bukan-bukan, gue mau ke tempat kerjaan iya bisa dibilang calon sih!"
"What? Lo udah punya calon suami gitu?"
"Iya, tapi gue ingin sekolah kayak dia! Dia itu sukses saat umurnya masih muda tau, kan gue insecure sama orang-orang kalau ditanyain tentang pendidikan gue 'kamu kuliah?' terus gue jawab 'gak, aku lulusan SMA' terus apa kata orang-orang jika calon suami gue aja dokter sekaligus pemilik rumah sakit!" Ucap Marissa.
"Jangan insecure, semua manusia itu punya kelebihan masing-masing! Jika dia mempunyai kelebihan itu, belum tentu lo bisa! Begitu pun sebaliknya, jadi ya percaya diri saja dan jangan lupa tunjukkan!" Ucap Sekar yang sangat memotivasi. Marissa menganggukkan kepalanya paham. Dia gak boleh insecure, dia harus percaya diri apa yang dia punya.
°°°
Sesampainya di rumah sakit, Marissa mengetuk pintu ruangan milik Kevin. Setelah itu Marissa membuka pintu tersebut dan memperlihatkan Kevin sedang bekerja di mejanya.
Marissa berjalan dan duduk dihadapannya Kevin. Kevin menopang dagunya menggunakan kedua tangannya. Dan tidak lupa dia tersenyum melihat Kevin sedang bekerja.
"Masih sibuk?" Tanya Marissa.
"Sedikit lagi selesai," jawab Kevin.
"Nanti pulang mampir dulu ke butik ya, ada yang mau aku beli!" Ucap Marissa. Kevin hanya menganggukkan kepalanya.
Marissa merasa bosan saat menunggu Kevin bekerja. Tapi ya mau tidak mau dia harus menunggunya sampai pekerjaannya selesai. Dia tidak mau pulang tanpa Kevin.
2 jam kemudian, Kevin menutup semua berkas dan juga membereskan mejanya yang sangat berantakan. Di sofa, Kevin dapat melihat Marissa sedang tertidur. Mungkin karena kelamaan menunggunya. Kevin berjalan mendekati Marissa. Dia mengusap wajah Marissa dengan tangannya yang membuat Marissa terbangun gelagapan.
"Hah? Udah selesai? Maaf ketiduran," ucap Marissa dengan merapikan rambutnya.
"Gak apa, aku yang minta maaf karena kamu sudah menunggu lama!" Ucap Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Ficțiune adolescenți[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...