Malam harinya, Marissa bersiap diri untuk pergi menuju ke pesta ulang tahunnya Jihan. Hari ini dia harus terlihat perfect di mata semua orang.
Marissa mengenakan dress pendek bewarna mint. Lalu dia memoleskan make up tapi tidak begitu tebal dan tidak terlalu tipis. Rambut dia ditata rapi agar hasilnya lebih bagus. Setelah itu dia mengenakan accecories di rambutnya.
Marissa menuju rak sepatu high heelsnya. Lalu dia memilih high heels bewarna putih dan tidak terlalu tinggi. Setelah dirinya merasa siap dan selesai berdandan. Akhirnya dia turun ke bawah untuk menunggu Kevin datang.
Tak lama kemudian, terdengar suara mesin mobil dari arah luar. Marissa pun keluar rumah untuk menyambut Kevin.
°°°
Ketika Marissa sudah ada di depan pintu. Dia sangat terpukau dengan penampilan Kevin. Ditambah lagi, Kevin turun dari mobilnya dengan mengenakan kacamata hitamnya. Marissa melihat Kevin dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tampan. Hanya satu kata yang bisa diungkapkan dari penampilan Kevin.
Kevin mengenakan kemeja putih dengan balutan jas yang bewarna mint. Senada dengan dress yang dikenakan Marissa. Mereka terlihat seperti pasangan kekasih.
"Udah puas kalau lihatin gue?" Tanya Kevin yang melihat Marissa melamun ketika melihat penampilan dirinya.
"Kenapa tampan ya?" Tambahnya lagi. Akhirnya Marissa pun tersadar dari lamunannya itu.
"Gak ih, lo jelek!" Ledek Marissa.
"Awas aja, nanti gue cari cewek lain," goda Kevin. Alhasil, Marissa mencubit pinggang Kevin hingga membuat dia meringis kesakitan.
"Aduh, sakit tau!" Ucap Kevin dengan mengelus-elus pinggangnya.
"Bodoamat," ucap Marissa dengan pergi menuju mobil milik Kevin. Kevin melihat Marissa langsung membuntutinya dari belakang. Setelah itu, Kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Hening. Didalam perjalanan Kevin hanya diam memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. Dia takut kalau Marissa akan salah paham terhadap hubungannya dengan Jihan. Padahal Jihan lah yang terus mengejar cinta Kevin.
Marissa sedari tadi memandangi Kevin. Terlintas pertanyaan dibenaknya. Kenapa Kevin hanya diam? Padahal Kevin hobby sekali menggodanya. Apalagi kalau sedang mengenakan high heels.
"Kevin," ucap Marissa. Kevin pun masih diam.
"Keviiiinnnn!" Ucap Marissa dengan menaikkan sedikit suaranya.
"Apa sayang?" Tanya Kevin.
"Kok diam? Biasanya aja marah-marah,"
"Gak apa-apa,"
Marissa pun hanya ber–oh ria.
"Sayang?" Ucap Kevin.
"Iya?"
"Kenapa lo masih panggil nama gue? Kenapa gak sayang? Terus manggilnya gak pakai embel-embel kak, padahal gue kan lebih tua daripada lo!"
"Lah situ ngaku kalau sudah tua?" Ucap Marissa dengan tertawa.
"Gak usah ketawa! Gak ada yang lucu, cukup jawab aja!" Ketusnya Kevin.
"Yang pertama gue geli manggil lo sayang, dan yang kedua lo itu nyebelin banget makanya gue manggil lo gak pakai embel-embel kakak, abang, atau sebangsanya!" Jelas panjang lebar Marissa. Namun, Kevin hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.
°°°
Sesampainya di pesta ulang tahunnya Jihan, Kevin dan Marissa turun dari mobil. Mereka langsung berjalan menuju ke arah tempat acaranya. Mereka berjalan layaknya pasangan kekasih. Sorot mata tertuju kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Novela Juvenil[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...