"Siapa sih Riss? Kok lo kelihatan sebel banget sama dia?" Tanya Jihan secara tiba-tiba yang mendengar ucapan Marissa dengan si peneleponnya.
"Ha? Bukan siapa-siapa kok," ucap Marissa dengan menutup teleponnya.
"Iya udah gue pulang, udah malem juga!!!" Izin Jihan kepada Marissa.
"Sendiri? Atau mau diantarkan Gilang?" Tanya Marissa.
"Gak usah makasih," ucap Jihan dengan pergi begitu saja meninggalkan Marissa sendirian dikamar.
°°°
Hari Minggu yang berarti hari libur telah tiba. Dimana semua orang menghabiskan waktunya di rumah. Tapi, ada juga yang jalan-jalan sepanjang hari sampai lupa waktu.
Seperti biasa, Marissa yang berada di rumah. Kini dia mengalihkan profesi rebahan menjadi profesi lari pagi. Entah kenapa Marissa tiba-tiba lari pagi. Mungkin karena dirinya ingin lebih cantik seperti biasanya.
30 menit setelah beraktivitas lari pagi, Marissa menyeduh kopi untuk dinikmati dipinggir kolam renang. Udara yang sejuk menyelimuti kediaman Marissa. Merasa rilex, Marissa sampai ketiduran selama 1 jam.
"Bangun!!!" Ucap Gilang dengan menepuk-nepuk pundak Marissa untuk membangunkan dia dari tidurnya. Namun, Marissa tetap saja tidur pulas. Gilang merasa gemas, akhirnya dia mengambil ember untuk mengguyur tubuh Marissa.
Byurrr
"AYAM BUNCIT," ucap Marissa yang merasa kaget akibat diguyur air oleh Gilang.
Gilang tertawa puas ketika dia melihat ekspresi wajah Marissa. Antara jutek, marah, sebel yang tidak bisa diprediksikan menjadi satu.
"BANGKEK LO EMANG," tambahnya Marissa dengan mengibas-ngibaskan rambutnya.
"Lo juga gak mau gue bangunin,"
"Bodoamat anying! Astaghfirullah ingin gue berkata kasar sama lo,"
"Lha itu tadi apa?"
"Pemanasan doang,"
"Kalau yang kasar asli?"
"ANJING!!!" Ucap Marissa. Marissa mendelikkan matanya yang sadar apa yang dia ucapkan. "Astaghfirullah, gara-gara lo gue ngomong kek gitu!!!"
"Lo aja yang mau,"
Marissa menggeram dan ingin mencabik-cabik wajah si Gilang. Kenapa manusia seperti Gilang dapat lahir di dunia ini? Terasa ingin membunuh semua manusia seperti si Gilang.
°°°
Marissa merasa jenuh di kamarnya. Dia hanya membuka dan menutup handphonenya untuk melihat notifikasi. Namun, tidak ada notifikasi masuk satu pun.
Selama satu jam, kegiatan Marissa seperti itu. Kalau tidak main handphone ya main laptop. Dia melihat jam dinding menunjukkan pukul 12.00. Merasa jenuh, Marissa turun untuk menuju ke arah ruang tengah.
"Lo kenapa?" Tanya Gilang yang melihat Marissa duduk di sofa ruang tengah.
"Gak kenapa-kenapa,"
"Gimana Kevin?" Tanya Gilang dengan tiba-tiba.
"Lo kenapa tanya Kevin?" Ucap Marissa dengan mengernyitkan dahinya. Karena pada saat ini dia gak mau bahas si Kevin yang suka marah-marah gak jelas apa alasannya.
"Emang gak boleh?"
"Gue sebel sama dia,"
"Kalau begitu lo rusuhin aja di rumahnya, atau di tempat kerjanya!" Usul Gilang dengan seenak jidatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Novela Juvenil[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...