13 |•MATI?•|

351 22 0
                                    

"Kamu kenapa? Kok mata kamu sembab gitu? Iya udah masuk dulu yuk," ajak mama Laurent untuk masuk ke rumahnya.

°°°

Malam semakin larut, namun Marissa masih tetap dirumahnya Kevin. Entah mengapa dia dirumahnya Kevin hingga larut malam.

Setelah melaporkan atas kejadian tadi siang kepada mama Laurent atas tingkah laku anaknya terhadap Marissa. Dia melaporkan ini karena sengaja, agar dirinya tidak lagi dijodohkan dengan iblis yang kasat mata.

Disisi lain, Laurent terkekeh geli mendengarkan laporan dari Marissa. Pasalnya Kevin masih bekerja untuk memenuhi tugasnya sebagai dokter malah Marissa mengganggunya hanya untuk pergi ke mall. Alhasil. Kevin marah besar kepada Marissa.

Jam dinding semakin berputar dan kini menunjukkan pukul 10 malam. Marissa ingin pulang ke rumahnya. Namun, tidak diperbolehkan pulang sendirian oleh Laurent. Dengan alasan dia perempuan tidak pantas untuk pulang malam-malam sendirian. Alhasil, dia disuruh untuk menunggu Kevin sampai pulang ke rumahnya.

"Kamu nginep disini aja," tawar mama Laurent kepada Marissa yang terlihat menguap sejak dari tadi. Bukannya Marissa tidak sopan kepada mama Laurent, tapi dia benar-benar tidak bisa menahan kantuknya. Sampai-sampai dia terus menguap. Untung saja Marissa selalu menutup mulutnya saat menguap. Jadinya tidak terlalu malu-maluin.

Ceklek!

Pintu depan terbuka lebar dan menampakkan laki-laki bertubuh kekar dengan membawa jas putihnya di lengan kanannya. Tampak sekali wajahnya terlihat lelah, kusam, dan kusut.

Melangkahkan kakinya sampai di ruang tengah, lelaki tersebut merebahkan tubuhnya di atas sofa karena sudah tidak kuat lagi untuk berjalan ke arah kamarnya.

"Kevin? Kenapa kamu pulang jam 12 malam? Gak seperti biasanya?" Tanya mama Laurent ketika dia tau kalau Kevin telah pulang.

"Banyak kerjaan," jawabnya singkat.

"Kamu mau nganterin Marissa pulang? Dia belum pulang,"

"Gak,"

"Kenapa?"

"Capek,"

"Iya udah, nanti kamu tidur di kamar tamu! Karena kamar kamu di pakai sama Marissa,"

Kevin mendengar jika Marissa berada di kamarnya, segera dia bangkit dan melangkahkan kakinya untuk menuju kamarnya.

Dengan perasaan yang kesal ditambah lagi marah, Kevin langsung mendobrak pintu tanpa dosa. Bukan apa-apa, tapi kasihan sama pintunya. Karena pintu tak berdosa sudah rusak akibat ulahnya.

Brak!

Kevin menarik selimut dan menarik Marissa paksa untuk keluar dari kamarnya. Dia tidak mau ada orang asing yang tinggal di kamarnya. "Pergi dari sini,"

Marissa kaget ketika tubuhnya ditarik paksa oleh Kevin. Mau tidak mau, dia mengikuti tarikan tangan Kevin yang entah mau dibawa kemana olehnya.

"Lo pergi dari sini, dan satu hal! Jangan pernah nginap di rumah gue, terlebih lo tinggal di kamar gue! Gue gak mau nampung orang kayak lo! Gak ngerti perikemanusiaan!" Lantang Kevin kepada Marissa.

Marissa mengernyitkan dahinya. Dia tidak mampu untuk mencerna kata-kata yang telah diucapkan oleh Kevin. Karena dia tidak mampu untuk berpikir ditengah kantuknya yang melandanya.

"Gak ngerti juga? Lo itu ngertinya pakai bahasa apa sih? Gue ingetin sekali lagi, lo pergi dari sini! Gue gak mau nampung orang kayak lo! Lo itu gak ngerti apa-apa, lo itu masih anak kemarin sore!"

THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang