"Karena gue itu-"
Marissa mengernyitkan kedua alisnya. Dia tidak paham apa yang akan dikatakan. Karena Kevin juga mengatakan dengan sepatah-patah kata. Seakan Kevin mengajak Marissa bermain teka-teki silang.
Kevin diam dengan menatap Marissa. Kevin mengalami gugup yang luar biasa. Dia tidak pernah merasakan gugup seperti ini. Didalam pikirannya, Kevin ingin lari secepat mungkin dalam keadaan yang tengah menyiksanya.
"APA?" Ucap Marissa dengan menyadarkan Kevin yang tengah melamun.
"Lo kenapa?" Tanyanya lagi.
"Karena gue itu-"
"Apaan sih? Aneh banget,"
"Karena gue itu sayang sama lo!" Ucap Kevin. Seketika dirinya lari pergi meninggalkan Marissa yang mematung akibat mendengar pernyataan dari Kevin.
Marissa terkejut mendengar ucapan dari Kevin. Seketika itu pula jantung Marissa berdebar-debar tak karuan. Marissa telah dijadikan panas dingin oleh Kevin akibat pernyataannya.
Dengan jantung yang masih berdebar-debar serta keadaannya yang masih panas dingin, Marissa berbaring di ranjang dengan menutupi wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus dengan menggunakan selimut. Dia masih terbayang-bayang dengan pernyataan dari Kevin. Kevin yang predikatnya suka marah-marah, sifat yang dingin bagaikan kulkas bisa meleleh ketika bertemu dengan Marissa.
Awalnya Marissa ragu dengan perjodohan antara dirinya dengan Kevin. Karena Marissa menganggap dirinya nanti akan hidup layaknya di neraka. Bagaimana tidak? Awal bertemu sampai detik ini juga, Kevin masih suka marah-marah gak jelas atau gak sifat dinginnya keluar. Ternyata dibalik sifat dia yang dingin, suka marah ada hati yang sangat baik untuk orang yang dia sayang.
°°°
Matahari mulai tenggelam. Datanglah senja yang akan menghiasi langit sore. Sangat indah ketika dapat dilihat tanpa ada halangan. Dan senja akan pergi, namun menggantikannya dengan langit malam yang indah karena ada ribuan bintang dan satu matahari.
Marissa baru saja bangun. Dia melihat situasi sekitar yang sudah sore. Dia keluar ke arah balkon kamar tidur untuk menyaksikan indahnya senja hari ini. Marissa tersenyum tipis. Hari yang indah baginya. Namun, senyumnya luntur ketika mengingatkan papanya yang telah menghancurkan hatinya.
"Hey," ucap Kevin dengan mengagetkan Marissa yang terlihat termenung. Marissa terlonjak kaget akibat datangnya Kevin secara tiba-tiba tanpa babibu.
"Kenapa? Gue tadi ketokin pintu gak ada suara, jadi gue masuk aja takut lo kenapa-kenapa!" Tambahnya lagi.
Marissa tersenyum tipis dengan menatap Kevin. "Gue gak apa," ucapnya.
"Dicariin mama dibawah, katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan!" Ucap Kevin dengan pergi meninggalkan Marissa.
Akhirnya Marissa melangkahkan kakinya untuk menuju ke arah kamar mandi. Dia harus mandi dan mengganti pakaiannya. Karena dia sudah terlihat buluk akibat keringat serta dirinya baru saja bangun dari tidurnya.
Setelah mandi dan merapikan dirinya agar terlihat lebih fress lagi, Marissa keluar dari kamarnya untuk memenuhi panggilan dari mama Laurent. Kata Kevin, mama Laurent ingin berbicara hal penting kepadanya.
Ketika Marissa sudah berada di ruang keluarga, dia duduk di sofa. Dan didepannya terdapat mama Laurent yang menatapnya dengan serius tanpa senyum sedikitpun. Dan disebelah Marissa terdapat Kevin yang masih terdiam dengan mengangkat kakinya sebelah.
Jantung Marissa sudah tidak karuan. Marissa berpikir yang tidak-tidak. Dia menepis pikiran tersebut dan berpikir secara positif. Mungkin mama Laurent ingin membicarakan tentang sekolahnya atau tentang orang-orang disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Roman pour Adolescents[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...