15 | ⚠️Kai VS Fadli⚠️

10.6K 1.8K 181
                                    

"Kalau tau ada anak Dewan Siswa disini. Gue juga gak akan masuk! Jijik gue ..."

Aku sudah mendengar banyak bahwa hubungan FORVi dengan Dewan Siswa memang tidak terlalu baik. Apalagi rumor belakangan ini mengatakan bahwa Ketua Dewan Siswa, Aziel telah membuat salah satu dari anggota mereka di-drop out dari sekolah.

Tapi aku tidak menyangka bahwa hal tersebut akan berjalan sejauh ini. Mereka membawa dendam tersebut pada kehidupan personal. Bahkan Klub Buku yang tidak ada hubungannya dengan kedua organisasi itu, sekarang justru menjadi arena perang oleh dua orang dari kelompok yang berbeda.

"Lo ... bawa-bawa dewan siswa?" Mengatakannya dengan suara tajam, Kai mendekati Fadli dengan rahang yang mengeras. "Jadi itu alasan sikap lo kayak gini?"

"Kalian yang pertama kali bawa-bawa FORVi!" Fadli membalas tak kalah sengit. "Lo pikir gue gak marah, kalau geng gue kalian bawa-bawa, hah?" Menunjuk Kai dan Tristan, Fadli seolah ingin menantang.

"Yang permasalahin FORVi siapa?"

Kai yang tidak merasa membawa-bawa FORVi, menjawab tidak senang. "Lo yang bawa-bawa Dewan Siswa!"

Memang benar, orang yang sedari tadi membawa nama FORVi adalah Tristan, bukan Kai. Wajar jika dia marah ... dia yang sejak awal tidak menjelek-jelekan organisasi orang, tapi orang lain justru menghina organisasinya. Tentu saja dia akan naik pitam.

Aku melihat wajah orang yang menjadi pemanas di ruangan ini ... Tristan.

Walaupun awalnya dia hanya berusaha untuk membela Kai, tapi karena apa yang ia ucapkan sudah terlalu jauh, kondisinya berkembang sampai sejauh ini.

Tristan menelan ludah, keringat meluncur dari pelipisnya, mengepalkan tinju, sepertinya dia sudah siap untuk bertarung.

Jika ini diteruskan, kemungkinan untuk beralih ke pertarungan fisik akan sangat besar..Dua lawan satu ... kondisi ini tidak akan mudah bagi Fadli.

Jika nanti terjadi pertarungan. Apa aku yang perempuan akan bisa memisahkan mereka?

Aku bertopang dagu, memikirkan kondisi apa yang paling baik untuk dilakukan.

Tenaga laki-laki itu cukup kuat ... dan walaupun aku sering membaca buku tentang bela diri. Faktanya tak ada satupun yang aku pelajari secara nyata.

Membaca buku, dan belajar secara langsung merupakan hal yang berbeda. Teori tanpa praktek merupakan sutau hal yang hanya akan berlaku di dalam pikiran.

Meski begitu ... itu bukan berarti bahwa ini adalah jalan buntu.

Sebenarnya, ada berbagai cara yang bisa ku pikirkan untuk memisahkan mereka tanpa perlu mempertimbangkan kekuatan fisik yang ku punya, tapi ...

Aku menelan ludah, menatap mereka yang masih terus berseteru.

Jauh di dalam lubuk hatiku. Aku ingin melihat mereka berkelahi lebih lanjut ...

Kapan lagi kejadian menarik seperti ini akan datang?

Seorang Kai yang mempelajari ilmu bela diri karate, dan Fadli yang merupakan anak geng, dimana mereka sering melakukan tawuran. Itu sangat menyenangkan untuk melihat mereka berkelahi seperti ini.

Disisi lain ada Tristan ... dia pasti mendukung di pihak Kai. Menjadi orang yang akan mengawasi jalannya pertarungan. Jika terjadi sesuatu pada Kai atau jika memang diperlukan, mungkin dia juga akan ikut bertarung dan menghajar Fadli bersamaan.

Tentang tempat ... disini kami adalah satu-satunya Klub yang beroperasi di gedung yang berbeda. Mungkin karena Kai masih ingin merahasiakan aktivitas Klub yang ia buat, dan tidak mau dibanjiri fans-nya yang hanya akan menghalangi. Dia meminta izin pada sekolah untuk menggunakan gedung lain yang terpisah dengan gedung yang biasa dijadikan eskul.

FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang