.
.
[ B-SIDE ]
Fadli Reysan Fahreza ; ANJING GAK JELAS BANGET!.
.
Waktu menunjukan pukul 4 sore sekarang. Awan kembali menghiasi angkasa luas. Dilihat bagaimanapun awan yang menggumpal itu akan segera menangis. Hujan akan turun. Secepat mungkin seluruh siswa di SMA TRIVIA mempercepat langkah dan laju kendaraannya untuk segera pulang.
Diantara banyaknya murid yang berdesak-desakan ke arah parkiran. Fadli adalah orang yang tidak beruntung. Hujan akan segera turun. Sedangkan motor biru kesayangannya itu masih belum selesai diperbaiki di bengkel. Terpaksa hari ini dia pulang naik bus.
Sudah dimarahi karena mendapat nilai merah. Wali kelas yang terus memaksakan kehendaknya. Anak-anak eskul seni lukis yang sialan. Rasanya hari ini dia benar-benar menerima banyak musibah.
Fadli meringis sakit. Bukan hanya pikirannya, tapi tubuhnya juga kian merasakan sakit bekas perkelahian 3 hari yang lalu. Entah setan mana yang melintas di pikirannya saat itu hingga ia bisa berpikiran masuk Klub Buku.
"Haaaah ...!"
Hembusan nafas kasar ia keluarkan ketika melihat gerbang sekolah yang tinggal berjarak sepuluh kaki.
Fadli melanjutkan langkah. Kakinya menendang-nendang daun coklat yang berguguran. Ketika angin menyapa, ia hanya bisa memicingkan mata untuk terhindar dari debu. Hingga ketika matanya terbuka kembali, sesosok siswi berambut panjang tepat berdiri di depan matanya.
Fadli tahu siapa cewek itu. Namun meskipun tahu, itu tidak seperti dia mempunyai kewajiban menyapanya atau apa. Fadli tidak mempunyai urusan. Dia bahkan lupa siapa nama orang yang ada dihadapannya. Memandangnya sekilas, ia kembali melanjutkan langkahnya.
Awan semakin menebal dan semakin menggelap. Jauh di dalam hatinya Fadli ragu bahwa dia akan sampai rumah dengan selamat. Naik bus pun, saat turun nanti dia pasti ikut kebasahan. Kenapa rasanya hujan selalu turun disaat yang tidak tepat?
Tap ...
Fadli berbalik ke arah suara. Dilihatnya cewek dekat gerbang tadi justru sekarang ada di belakangnya. Beberapa helai rambut panjangnya terbang ringan terbawa angin. Matanya memandang datar. Lalu, alih-alih memakai blazer hitam khas SMA TRIVIA cewek itu justru memakai jaket berwarna putih murni.
Fadli mengenyahkan pikirannya yang menimbang penampilan si siswi. Berbalik kembali ke arah depan, dia kembali melangkah. Mungkin jalan pulang mereka mereka memang satu arah. Dia tidak akan pusing dengan hal itu.
Dia kembali menatap langit. Awan yang yang kelabu semakin berkumpul menciptakan langit yang semakin kelam. 15 menit. Tidak. Rasanya hanya butuh sekitar 10 menit hingga tetesan pertama akan turun. Angin juga semakin kencang dan terasa dingin.
Tap ...
Fadli kembali berbalik. Cewek tadi masih tetap ada di belakangnya masih dalam kondisi seperti tadi. Meskipun begitu, entah kenapa tapi rasanya ada yang salah dengan cewek di belakangnya sekarang. Semakin lama langkah dari cewek di belakangnya terasa semakin mendekat. Hentakan kakinya juga semakin terdengar keras, seolah---dia memang sengaja melakukan hal tersebut agar ter-notice.
Entah kenapa firasat Fadli mulai tidak enak. Mustahil, kan dia diikuti? Dia bukan siapa-siapa. Tidak ada gunanya juga ada orang yang mengikutinya.
Di persimpangan, dia berbelok ke arah kiri. Cewek itu juga mengikuti langkahnya berbelok ke arah kiri. Saat dia berbelok kanan. Cewek itu juga berbelok ke arah kanan. Lalu saat belokannya ke kanan lagi. Cewek itu juga melakukan hal yang sama. Firasatnya semakin tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
Novela Juvenil🌹 FIGURAN blurb : Shīna Gayatri bukanlah tokoh utama. Dia, hanyalah seorang figuran ... Melihat tokoh utama wanita yang disiksa, melihat tokoh pria yang berjuang mati-matian untuk si cewek, juga melihat si Antagonis yang selalu membuat masalah. Di...