"Shīn, Shīn, Shīn."
Riposha berlarian masuk ke dalam kelas, dengan nafas yang tak karuan, dia duduk dan menatapku dengan antusias.
"Lo tau gak Shīn?"
Aku menggeleng.
"Minggu kemarin kita nonton orang yang berantem, kan?"
Kali ini aku mengangguk. Kejadian seminggu lalu masih melekat dalam ingatan. Aku bahkan tidak percaya itu sudah seminggu, rasanya bahkan baru kemarin.
"Jadi kemarin itu ternyata ada kaitannya sama geng FORVi," ucapnya.
Aku mulai menopang dagu dengan tangan kiriku, anak ini pasti akan mulai mendongeng.
Riposha menarik nafas, bersiap untuk memulai ceritanya. "Jadi kayak yang lo tau kan? Di sekolah ini ada geng namanya FORVi. Dan beberapa hari yang lalu ada anggotanya yang di-DO dari sekolah. Katanya sih kasus kekerasan. Tapi semua anak di geng itu bilang kalau itu semua cuman fitnah."
"Intinya, semua anak dari geng itu gak terima sama keputusan sekolah ..."
"Dan lo tau apa yang menarik Shīn?"
Siswi disebelah tampaknya juga tertarik dengan pembicaraan yang Riposha berikan. Dia mendekat ke arah kami dengan mata yang sama binarnya dengan milik Riposha.
Aku mengangkat sebelah halis, bertanya apa?
"Banyak yang bilang kalau Kak Aziel juga ikut terlibat dalam insiden fitnah. Secara ternyata, surat rekomendasi drop out juga asalnya dari Kak Aziel!"
Rekomendasi Drop out?
Aku mengingat kembali informasi satu minggu yang lalu.
Di sekolah ini, ada yang dinamakan Dewan Siswa, tidak terlalu istimewa sebenarnya, organisasi ini tujuannya mirip-mirip dengan Osis. Yang berbeda, adalah kuasa yang mereka punya.
Disini, Dewan Siswa sejajar dengan komite sekolah dan guru. Dimana mereka mempunyai hak untuk mengeluarkan surat permintaan Drop Out dimana jika surat itu disetujui oleh kepala sekolah. Maka siswa yang diminta itu akan benar-benar dikeluarkan.
Lebih berkuasa dari Kai Aryadhana, anak pemilik sekolah. Dewan Siswa mempunyai otoritas yang resmi dan jelas. Dimana mereka bisa melakukan suatu hal lebih leluasa.
Hal pertama yang Riposha peringatkan padaku. Jangan main-main dengan dewan siswa
"Tapi belum tentu itu fitnah, kan?" Siswi yang tadi ikut mendengarkan, -Fika, membuka suaranya,
Fitnah adalah apa yang dikatakan anak-anak di geng itu, sebuah alibi untuk menyelamatkan teman mereka. Belum tentu itu semua fitnah, bisa jadi anak yang dikeluarkan itu memang melakukan tindak kekerasan. Itu juga salah satu kemungkinannya.
"Kalau menurut gue belum tentu itu cuman sekedar bullshit. Soalnya semua anak di geng itu nyelidikin sendiri, dan ada beberapa bukti yang ngaitin hal tersebut sama Kak Aziel."
Aku mengangguk paham.
"Tapi bisa jadi itu cuman alasan mereka doang, kan? Biar temen mereka gak dikeluarin dari sekolah?" Fika kembali menyanggah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
Teen Fiction🌹 FIGURAN blurb : Shīna Gayatri bukanlah tokoh utama. Dia, hanyalah seorang figuran ... Melihat tokoh utama wanita yang disiksa, melihat tokoh pria yang berjuang mati-matian untuk si cewek, juga melihat si Antagonis yang selalu membuat masalah. Di...