Aku menyisir rambutku dengan perlahan, menatap ke arah kaca, angin dari jendela tiba-tiba saja berhembus membawa semerbak harum strawberry ke dalam hidungku.
Tak perlu berpikir darimana aroma itu berasal, aku sudah tahu dengan sangat jelas. Itu aroma rambutku sendiri.
Semenjak dia yang berstatus sebagai ibuku mengganti shampo dengan merek lain. Aroma rambutku berubah total menjadi aroma strawberry, diantara banyaknya merek shampo, aku penasaran kenapa dia memilih merek ini.
Aku menatap ke arah cermin. Seorang siswi dengan seragam lengkap dapat ku lihat dengan jelas. Rambutnya dikuncir kuda, matanya bulat, kulitnya masih terlihat seperti biasa, putih dan juga lembab. Untuk ekspresinya, siswi di dalam cermin itu hanya diam dengan wajah datar.
Aku memiringkan kepala, dia mengikutinya. Aku kemudian mengangguk, dia juga mengikutinya.
Menggunakan kedua tangan ku sendiri untuk memegang pipi, aku membuat bibirku menunjukan ekspresi senyuman. Pada akhirnya siswi di dalam kaca itupun tersenyum.
Aku kemudian melepas kedua tangan ku, sontak saja siswi di dalam cermin itu juga kembali berwajah datar.
Aku mendesah dalam,
Dasar orang aneh!
Walaupun aku tahu kegiatan ini tidak berguna, anehnya aku masih tetap melakukannya setiap pagi.
Ayah berkata, 'Jangan lupa untuk tersenyum, setiap mengawali hari' maka aku mengikuti apa yang dia katakan.
Meskipun secara pribadi tak ada hal yang bisa membuatku tersenyum, dan justru berakhir menjadi senyum yang dipaksakan. Aku masih tetap memilih untuk melakukannya, apapun yang Ayah katakan, aku akan selalu menurutinya.
Aku melihat ke arah jam. Masih ada 15 menit sebelum pergi ke sekolah, mengambil langkah ke depan rak buku, aku mengambil buku pendidikan moral dan kemanusiaan yang terletak di bagian rak paling atas.
Kembali ke meja belajar, aku duduk dan mulai membacanya.
Sudah menjadi rutinitas untuk membaca buku ini setiap pagi. Itu penting. Aku tidak boleh melewatkannya sehari pun,
Agar aku bisa menjadi manusia yang baik ...
________
Lima belas menit berlalu dengan cepat, aku bangun dari kursi meja belajarku. Mengambil tas yang berada disisi kanan tempat tidur, aku kemudian berjalan menuruni tangga ke lantai satu.
Seperti biasa, aku selalu menjadi yang terakhir datang.
Kami sarapan. Hanya butuh 10 menit untuk melakukannya, menu yang ibu berikan hari ini adalah roti bakar. Jadi tidak menghabiskan waktu banyak untuk memakannya,
Setelah selesai, aku dan Kakak berpamitan, lalu langsung masuk ke dalam mobil.
Keluarga kami tidak miskin, tapi juga tidak terlalu kaya, bisa dibilang kami itu berkecukupan, dan kebutuhan financial kami dapat terpenuhi dengan baik.
"Gak ada yang ketinggalan?" Kakak menatapku penuh perhatian. Melihat ke arah tas-ku, sepertinya dia khawatir jika ada barang yang lupa ku bawa.
Aku menggeleng pelan, "Udah semua"
Kakak mengangguk, kemudian menjalankan mobilnya.
Aku membuka sedikit kaca jendela, membiarkan angin menerpa wajahku. Di jam seperti ini udaranya memang benar-benar menyejukkan.
"Kamu juga pake shampo itu?"
Aku mendelik, kemudian menoleh ke arahnya.
"Aku pake apapun yang tersedia di kamar mandi."
![](https://img.wattpad.com/cover/256168617-288-k462342.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
Teen Fiction🌹 FIGURAN blurb : Shīna Gayatri bukanlah tokoh utama. Dia, hanyalah seorang figuran ... Melihat tokoh utama wanita yang disiksa, melihat tokoh pria yang berjuang mati-matian untuk si cewek, juga melihat si Antagonis yang selalu membuat masalah. Di...