"Lo juga sadar?"Aku menarik nafas pelan, kemudian menatapnya. "Pastinya. Lagian tingkah lakunya itu terlalu terang-terangan yah 'kan? Buat orang-orang yang mau naruh perhatian lebih buat dia. Mereka pasti bakalan ngerti maksud dari tindakan Queenzie selama ini." Aku bertopang dagu, disisi lain tanganku yang lainnya mengetuk-ngetuk pelan pada lengan kursi. "Konsep dari semua tindakan Queenzie itu ..."
"Love to hate?" Sela Aziel.
Aku menoleh pelan. "Ya, aku pikir sejenis itu."
Aku tidak tahu apakah itu Love to Hate, atau Love Turn to Hate. Entah apa istilahnya, tapi yang pasti, rasa yang Queenzie punya bukan lagi sebuah rasa suka yang murni, tapi ada juga rasa permusuhan di dalamnya.
Bahkan jika aku harus mengingat kembali semua tingkah laku Queenzie, ku pikir dia sebenarnya tidak benar-benar membenci Lia.
Jika kau membenci seseorang, umumnya kau akan menyiksanya dengan tanganmu sendiri untuk menciptakan kepuasan. Tapi Queenzie berbeda ... kebanyakan yang Queenzie lakukan selama ini hanya menggerakan dayang-dayangnya untuk mengganggu Lia.
Pada awalnya, ku pikir dia hanya tidak suka mengotori tangannya, dan merasa puas hanya dengan menonton. Tapi pemikiran itu tidak berlangsung begitu lama---Semakin lama, semua gestur dan tindakan unik yang Queenzie punya ... perlahan membuat sebuah pola tertentu yang akhirnya ku pahami. Bahwa orang yang Queenzie benci bukan Lia, melainkan Kai.
Sekarang, jika ku pikir lagi. Setiap Kai dan Lia terlihat jalan beriringan. Queenzie pasti akan menatapnya dengan penuh kebencian. Semua orang tentunya menyangka bahwa tatapan benci itu untuk Lia, namun sepertinya itu tidak begitu benar. Alih-alih Lia, tatapan itu sebenarnya ditunjukan untuk orang yang berdiri sebelahnya----Kai.
Queenzie menyerang Kai secara tidak langsung melalui Lia.
Dia sepertinya paham benar bahwa Kai adalah eksistensi yang sulit untuk dicari kelemahannya. Dia putra pemilik yayasan. Bahkan dengan kekayaan Queenzie, dia tetap tidak akan bisa membuat Kai jatuh.
Melihat Kai yang menyukai Lia. Pemikiran seperti 'Jika Lia terluka, maka Kai akan ikut menderita juga, yah 'kan?' mungkin muncul di pikirannya. Jika kau tidak bisa menyakiti si pemilik tubuh, maka sakiti orang-orang disekitarnya. Niat Queenzie mungkin menyerang mental Kai.
Setelah semua yang Queenzie lakukan, harus ku katakan bahwa dia cukup berani. Itu jugalah kenapa aku menyukainya.
"Gue ... kadang kasian sama dia." Aziel berucap lirih, dia kemudian beralih menatap ke arah langit. "Dia jadi gelap, dari yang asalnya terang."
Untuk Aziel yang pernah melihat sisi baik Queenzie di masa lalu. Hal ini mungkin sangat disayangkan baginya. Aku meminum tegukan coklat terakhir ku, dan ikut menatap langit. "Aku pikir itu salah dia sendiri yang gak tahu batasannya." Karena sudah terlanjur basah, Queenzie justru menceburkan dirinya sendiri untuk mendapatkan kepuasan instant. Bagiku itu tindakan yang menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
أدب المراهقين🌹 FIGURAN blurb : Shīna Gayatri bukanlah tokoh utama. Dia, hanyalah seorang figuran ... Melihat tokoh utama wanita yang disiksa, melihat tokoh pria yang berjuang mati-matian untuk si cewek, juga melihat si Antagonis yang selalu membuat masalah. Di...