Sherly tersenyum sempurna. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Hari dimana informasi debut dan perilisan produknya telah dipilih. Pengumuman telah disebarluaskan, entah itu melalui media cetak ataupun digital, Sherly akan melakukan fashion show atas namanya sendiri.
Nama ibunya—Rowena—itu cukup tinggi, ia mempunyai koneksi yang luas pada industri ini. Ketika putrinya akan melakukan debut sebagai seorang desainer. Tentunya Rowena telah menyiapkan undangan ke para elit dan juga artis, memamerkan kejeniusan Sherly.
Sherly melihat lembar kertas ulangan, ia menjawab asal, dan membulatkan pilihan manapun yang ia suka.
Bagi Sherly ... semuanya sempurna. Hari debutnya bertepatan dengan satu hari setelah pengambilan raport. Dengan kata lain ... setelah ujian ini, namanya akan terpampang di tahta teratas SMA TRIVIA. Hal ini juga bisa ia banggakan ketika debut nanti.
Tidak hanya secara non akademis, Sherly juga akan dipandang mampu dalam bidang akademis. Semuanya sempurna. Benar-benar sangat sempurna.
Gadis berambut coklat itu tersenyum bahagia. Tepat sebelum pengawas menyuruh para siswa untuk mengumpulkan kertas ulangan, Sherly langsung memberikan kode pada Shīna.
Mereka berdua terbangun dari kursi, mulai berjalan beriringan. Sherly lalu berjalan lebih cepat, membuat senggolan kasar pada lengan Shīna. Beberapa detik kemudian—seperti sebuah sulap mata, kertas itu tertukar dengan sangat cepat. Tak ada yang menyadari.
Teknik yang bergantung pada metode kecepatan tangan itu rasanya sperti sebuah tindakan ghaib yang dilakukan secara nyata.
Sherly menjadi orang pertama yang mengumpulkan, lalu diikuti dengan Shīna dibelakangnya.
Tidak mudah. Sherly pun awalnya membutuhkan waktu bulanan untuk menyempurnakan teknik tersebut.
.
🌹
.
Setelah jam kedua berakhir, seluruh murid diberikan waktu sekitar 30 menit istirahat sebelum kembali mengerjakan satu mata pelajaran lagi hari ini. Sherly meminum susu coklat dan roti yang telah Arrabele belikan tadi pagi. Setelah selesai, ia kemudian tergerak mengambil undangan berwarna putih-emas dari tasnya dan membagikan informasi debutnya pada orang-orang yang ia pikir 'cukup layak' untuk diberi tahu.
Satu Sherly berikan pada Aurora, satu untuk Malvin, Daffa, dan juga Vero.
Setelah memberikan pada orang terakhir, matanya justru bertautan dengan Shīna, Sherly tersenyum, ia melewati Shīna begitu saja. Tangannya kemudian mengambil ponsel dari saku lalu mulai duduk kembali di kursinya.
Shīna menghampiri, "Kamu ulang tahun?" Tanyanya.
Sherly hampir tertawa, tapi ia berusaha menghiraukan.
"Aku gak diundang?"
Untuk sesaat mata mereka kembali bertautan. "Sorry yah, gue gak undang lo. Mungkin ... kayaknya gue emang masih sedikit sakit hati sama perlakuan lo."
Untuk saat ini rasanya memang akan lebih baik jika Shīna tidak tahu sama sekali. Biarlah gadis itu menganggap bahwa yang tadi itu adalah undangan pesta ulang tahun. Bisa gawat jika Shīna melakukan upaya untuk mengacaukan pesta debutnya.
"Gapapa Sherly, aku paham."
Mengatakan itu Shīna kembali duduk di kursinya, Sherly kembali terkekeh lirih.
Benar-benar gampangan!
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
Teen Fiction🌹 FIGURAN blurb : Shīna Gayatri bukanlah tokoh utama. Dia, hanyalah seorang figuran ... Melihat tokoh utama wanita yang disiksa, melihat tokoh pria yang berjuang mati-matian untuk si cewek, juga melihat si Antagonis yang selalu membuat masalah. Di...