Orang-orang itu tengah berlarian ke sana ke mari berharap bahwa figur perempuan yang mereka inginkan muncul begitu saja di ujung netra.
"Gimana keadaan Axel?"
"Dia kena kejut listrik, tapi kayaknya udah gapapa. Dia bilang bakalan langsung nyusul sesegera mungkin. "
Orang yang diajak bicara mengangguk.
"Itu berarti kita harus waspada sama stun gun yang cewek itu punya."
Stun gun mempunyai jarak jangkauan yang tidak begitu luas. Apa yang Axel alami jelas adalah buah dari kelengahan yang ia tunjukkan.
"Kita mencar."
Seperti itulah keputusan yang mereka buat secara dadakan.
Gang ini mempunyai belokan dan cabang yang begitu banyak. Jika ingin melakukan pencarian yang efektif dan efisien, maka mau tak mau mereka harus memisahkan diri untuk meningkatkan keberhasilan dalam pencarian sang gadis.
Ada sekitar 10 orang yang memutuskan untuk berjalan dan menggunakan ponsel mereka sebagai sarana penerangan sekarang ini.
Sejak awal yang pergi untuk membawa Shīna memang tidak terlalu banyak. Axel pun mengatakan bahwa ini hanyalah penangkapan satu orang, jadi yang lainnya tak begitu berminat dan lebih memilih untuk menunggu di restoran sembari bersenang-senang.
Ren adalah salah satu dari orang yang ikut tersebut. Pria dengan kulit pucat dan perawakan jangkung itu tengah mencari kesana-kemari dengan senter ponselnya sejak 20 menit yang lalu.
"Gue ... harus mulai dari mana?" Gumamnya.
Pria itu menggaruk kepalanya sendiri. Jika dipikirkan kembali ... ia bahkan tidak terlalu ingat wajah gadis tersebut. Itu hanyalah pertemuan singkat, dan Shīna langsung kabur kembali. Ren bahkan tidak sempat untuk mengingat wajahnya.
Lama berjalan menyusuri lorong gang, sebuah spanduk ia lihat di ujung netra.
"Kontruksi?"
Atensinya menyebar ke sekeliling, menyorotkan cahaya yang ia punya. Setelah dilihat dengan lebih baik, sepertinya memang benar bahwa ini adalah area konstruksi. Banyak sekali timbunan material di sana sini. Tapi menimbang dengan tak adanya satpam yang berjaga di area. Apa itu berarti pembangunannya belum dimulai?
Area di awal tadi penuh dengan ruko-ruko yang sudah tak terawat, semakin masuk ke dalam lorong-lorong itu berubah menjadi besar, dan sebuah lapangan yang cukup besar ada di depan mata.
Angin dingin menerpa wajah pucatnya.
Lokasi di sini sangat sepi.
Ren bertanya-tanya sejujurnya seberapa besar tempat ini sebenarnya?
Mereka semua pergi dengan anggota berjumlah 12 orang menggunakan 7 motor. 2 orang memutuskan untuk tinggal di depan gang menjaga motor yang mereka pakai. Itu artinya tersisa sepuluh orang. Tapi sepuluh orang pun masih tetap jumlah yang lumayan, bukankah begitu?
Suara teman-temannya yang lain dan cahaya dari lampu senter mereka sudah tidak terlihat. Padahal jumlahnya 10 orang, bukankah setidaknya seharusnya disini cukup ramai?
Tapi karena lokasi yang sangat luas, pada akhirnya ia merasa seperti ....
---ia datang ke tempat ini sendirian.
Tak lama, netranya menangkap jajaran bekas kios di sebrang lapangan. Tempat itu belum terjamah, hanya ia yang ada di lokasi ini. Mungkinkah Shīna ada di sana? Haruskah ia memeriksanya?
Ren menelan ludah. Ia kemudian menyorotkan lampu senter ponselnya ke arah tanah, takut-takut ia tersandung oleh batu atau masuk ke dalam lubang ketika menyebrang lapangan nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
Novela Juvenil🌹 FIGURAN blurb : Shīna Gayatri bukanlah tokoh utama. Dia, hanyalah seorang figuran ... Melihat tokoh utama wanita yang disiksa, melihat tokoh pria yang berjuang mati-matian untuk si cewek, juga melihat si Antagonis yang selalu membuat masalah. Di...