Aku melihat ke arah jemariku sendiri. Tak ada yang spesial. Hanya 10 jari yang polos tanpa adanya warna sedikitpun. Aku membuka ponselku lalu mencari fitur google maps untuk mencari tahu pasti tentang informasi Nail Art yang Sherly beri.
Guliran terus berlangsung pada layar ponsel. Dikatakan disana bahwa toko tersebut hanya buka pada pukul 8 pagi hingga 7 malam. Aku berdehem. Melihat ke arah jam yang sudah hampir pukul 6. Matahari pun hampir tenggelam sekarang ini. Tapi mempertimbangkan bahwa aku ingin segera mendapatkan kukunya, mungkin ... memang lebih baik pergi sekarang. Toh di rumah pun belum ada siapapun karena Ibu sedang melakukan shift malam.
"Cuman 3 kilo dari sini." Aku melihat sekelilingku, suasananya sepi, ini sudah lewat beberapa jam dari jam bubaran anak SMA TRVIA.
Apa sebaiknya aku pulang saja yah?
Sembari berjalan aku mulai membuka aplikasi hijau yang ada di dalam layar, lalu memutuskan menunggu setelah memesan perjalanan ke tempat Nail Art.
Sesekali seharusnya tak apa-apa, kan?
Pandanganku melihat ke arah langit. Padahal sejak tadi pagi cuacanya cerah, tapi tampaknya awan-awan mulai menggumpal dan tarik menarik satu sama lain.
Apa tidak jadi saja ya?
Aku tidak membawa payung sekarang ini. Bahkan walaupun cuaca di negara ini cenderung hangat. Aku tetap tidak mau basah-basahan dan kehujanan.
Sialan. Ini jadi situasi yang sulit untuk ditentukan.
Pandanganku berganti ke benda pipih yang kupegang. Pengemudi tersebut akan datang dalam waktu 5 menit. Apa akan baik-baik saja jika aku kembali meng-cancel?
Eh tidak. Lebih baik aku bilang untuk ubah rute ke rumah saja ketika ia sudah sampai.
Itu berarti ....
"Minggu depan yah?"
Kemungkinannya aku hanya bisa membooking untuk minggu depan.
Aku menghembuskan nafas kecewa. Kuku Sherly tadi itu ... benar-benar sangat cantik. Aku bahkan sampai salah fokus ketika melihatnya. Itu seperti sebuah seni. Seni yang mahal dan diperhitungkan dengan baik.
"Yah, sebentar lagi dia bakalan ada fashion show sih."
Jika dipikir-pikir, rasanya anak itu beruntung sekali bisa mengetahui nilai ujian lebih awal dari siswa yang lainnya. Suatu hal yang menyesakkan. Padahal jika ditunggu beberapa hari lagi nilai hal yang kuingunkan akan semakin bertambah.
Yah ... meksipun begitu ... itu juga tak apa. Aku melihat ke atas langit yang mulai tampak kelabu.
Aku bosan.
"Kayaknya bakalan bener-bener hujan--"
Secara tiba-tiba, hembusan angin sangat kencang menyapuku dari arah belakang, itu adalah hasil dari lajuan motor yang sangat kencang. Aku dapat menghindar dengan selamat, tapi tak dapat diragukan bahwa keterkejutan sempat menggerogoti hatiku.
Kenapa pengendara zaman sekarang rasanya diisi oleh orang-orang liar?
Aku memicingkan mataku pada punggung pemuda yang membawa motor tersebut. Ia terus melaju dan melaju, hingga hilang sempurna dari netraku.
"Apa dia bahkan punya SIM?"
Bukannya bermaksud sok suci, tapi aku hampir saja terserempet. Itu bukanlah kejadian menyenangkan untuk dialami setiap or-
"!"
Satu motor kembali melintas nyaris menabrakku. Jantungku berpacu lebih cepat. Untuk sesaat kupikir aku bahkan lupa caranya bernafas.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
Novela Juvenil🌹 FIGURAN blurb : Shīna Gayatri bukanlah tokoh utama. Dia, hanyalah seorang figuran ... Melihat tokoh utama wanita yang disiksa, melihat tokoh pria yang berjuang mati-matian untuk si cewek, juga melihat si Antagonis yang selalu membuat masalah. Di...