.
.
[ Sherly ]
.
.
Apa itu aturan hidup?
Dahulu ... ketika Sherly masih duduk di bangku kelas 3 SD. Ia sering melihat teman-temannya di antar oleh orang tua mereka. Begitu pula sang sepupu-Malvin-sesibuk apapun Papanya, pasti akan selalu menyempatkan diri untuk mengantar Malvin pergi ke sekolah.
Mereka menaiki mobil yang cukup tua. Malvin biasanya meminum susu kotak rasa vanila dan duduk di bangku depan. Musik dimainkan, lagu pop mengiringi perjalanan yang dibuat. Dan Sherly ada di belakang ... memandangi ayah dan anak itu secara bergantian. Wajah cantik anak itu mulai runyam. Rambut Sherly yang dikuncir dua, tampak bergoyang seiring mobil melintasi polisi tidur.
Di ujung hatinya ia ingin bertanya sebenarnya kemana ayahnya pergi? Jika ibunya sibuk, bukankah setidaknya ia bisa diantar oleh sang ayah?
Tapi jangankan diantar, bertemu pun bahkan tidak pernah.
Beranjak dewasa, Sherly menyadari bahwa manusia tidak pernah akan bisa setara dan sama. Dimana dan siapa yang melahirkanmu saja sudah menentukan perlakuan yang berbeda. Ia yang dilahirkan dari seorang wanita korban pemerkosaan ... tentunya tak akan pernah bisa berjalan beriringan sebagai keluarga yang lengkap.
"Kenapa?" Mulut kecil itu berucap pelan.
Kenapa titik seseorang bahkan sudah berbeda sejak ia lahir? Kenapa dunia memberikan perbedaan yang begitu kentara terhadap makhluknya?
Memangnya apa yang salah dari dirinya?
Kenapa seseorang bisa sangat diberkati, tapi yang lainnya tidak?
Peraturan hidup yang seperti ini ...,
"Sampah."
-Sherly memutuskan untuk tidak mengikutinya lagi.
Sejak awal apa itu aturan hidup?
Hukum negara? Norma sosial? Filosofi hidup?
Manusia membuat semuanya rumit.
Wajah-wajah munafik itu ... padahal jika mereka mau sedikit jujur terhadap diri mereka sendiri. Semuanya sudah jelas.
Manusia ... sejak zaman primitif sampai zaman modern pun.
Hukum rimba selalu saja ada di puncaknya.
Banyak orang kebal dari hukum, dan norma sosial hanya karena mereka ada di pihak yang kuat. Seseorang yang sudah ditakdirkan mati oleh hakim dan rakyat pun masih bisa bernafas dengan nyaman karena disokong pihak penguasa.
Semua itu bohong.
Hukum.
Norma.
Filosofi.
Manusia yang begitu modern, pada praktiknya tetap mengimplementasikan aturan 'siapa yang kuat akan menang' di kehidupan nyata-sebuah hukum rimba.
Memasuki SMA, Sherly sudah berdamai dengan apa yang ia punya. Ia menerima bahwa ia bukanlah yang terbaik di segalanya, entah itu tentang kepintaran, kekayaan, kecantikan, dan lain-lain. Sherly sudah tahu diri. Ia juga tidak berharap ibunya akan mengerti lagi.
Dunia tidak adil. Ia akhirnya membiasakan diri ....
Gadis itu menyeringai, melihat orang di bawahnya dipenuhi dengan memar-memar biru dan tampak menyedihkan. Usianya 15 tahun sekarang, ia duduk di bangku kelas 1 SMA. Sherly mendekatkan diri, "sakit, kan? Coba dibiasain. Sejujurnya gue bahkan gak terlalu jahat lho. Orang-orang biasanya berlaku lebih parah."
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
Fiksi Remaja🌹 FIGURAN blurb : Shīna Gayatri bukanlah tokoh utama. Dia, hanyalah seorang figuran ... Melihat tokoh utama wanita yang disiksa, melihat tokoh pria yang berjuang mati-matian untuk si cewek, juga melihat si Antagonis yang selalu membuat masalah. Di...