Bab 46

53 30 46
                                    

Bintang ya dulu ya 🌟

Happy Reading ^^

***

"Sayang, bangun, yuk." Suara berat, tetapi lembut khas seorang ayah dengan belaian halus di pucuk kepala. Membangunkan Rasita dari tidur lelapnya setelah seharian tertimpa banyak kesialan.

Ia mengerjap-ngerjapkan mata. Kesadarannya belum pulih sempurna. Dilihatnya Papa duduk di sampingnya dan sebuah kue tertutup serutan keju di atas nakas.

"Emh, ada apa, Pa?" Ia menarik tubuhnya duduk.

"Happy birthday, Sayang." Papa mengecup kening Rasita. "Semakin dewasa, tapi bangun masih siang aja."

Papa mengambil kue di atas nakas dan mendekatkan pada Rasita. Gadis itu meniup lilin berbentuk angka dua dan nol yang berdampingan di atas serutan keju.

"Sita ulang tahun? Emang sekarang tanggal berapa?"

Papa tertawa kecil. "Tanggal lahir sendiri masa lupa."

Rasita hanya terkekeh. Ia melirik kalender dinding di dekat meja belajarnya. Ya, hari ini ulang tahunnya. Tepat dua puluh tahun silam ia dilahirkan.

"Papa nggak kerja?" Gadis itu menatap lelaki dengan beberapa kerutan di wajahnnya, menandakan usianya yang sudah tidak lagi muda.

"Sekali-sekali Papa mau telat masuk kantor. Hehe. Jangan bangun siang lagi, nanti jodohnya diambil orang," kelakar Papa sedikit kaku. Sepertinya Papa terlalu banyak berbincang dengan Davi, hingga ketularan gaya bercandanya.

"Papa ih. Jangan kebanyakan telat, Pa. Nanti gajinya dipotong sama Pak Bos." Rasita menirukan gaya bicara Papa-nya.

"Haha .... Mandi, Ta. Bau asem. Papa tunggu di bawah, sarapan."

Rasita mengangkat jempolnya, tanda siap. Tapi kenyataannya, setelah Papa keluar kamar, Rasita mengambil ponselnya. Banyak sekali notifikasi masuk. Dibaca dan dibalasnya satu per satu pesan-pesan bernada ucapan dan doa untuknya. Mereka semua mengingat tanggal lahirnya, padahal dirinya sendiri saja lupa kalau hari ini ia berulang tahun.

Senyum hingga tawa tak henti menghiasi wajah cantiknya. Terlebih ketika membaca pesan dari grup 'Seven dwarfs'.

Zura Kura-kura
Sekarang hari apa ya? Aku merasa ada sesuatu yang spesial di hari ini.

Bule (Jo)wo
Yang ulang tahun masih ngorok, Bund.

Zura Kura-kura
Ngucapin duluan ah. Sita, selamat tanggal brojol. Barakallah, semoga selalu sabar menghadapi Azura. Panjang umur, ya. Langgeng terus sama Davi sampai kakek-nenek. Huwe kenapa udah pada tua sih. Aku masih sembilan belas. Kalian udah pada dua puluh. Nggak ngajak-ngajak.

Udin
Aku masih muda juga ternyata. Sita, Bangun, Woy! Tak sabar menanti traktiran. Btw, Selamat mengulang hari lahir, Rasita.

Anak Ular
Habedeh, Sita. Semangat dan lancar kuliahnya. Semoga langgeng sama Davi. Bahagia selalu.

Bule (Jo)wo
Selamat menua, Toa IPA dua. Selalu bahagia. Btw, suaranya kecilin kalau ngomong. Emak lo nyidam toa masjid ya waktu hamil?

Rafka Cari Ribut
Selamat menempuh hidup baru di umur legal, teman debat. Tetap jadi Sita yang berisik. Ntar gue kangen kalau lo tiba-tiba jadi pendiam. Semoga kuburan lo ntar terang dan lapang.

Joan
Parah, ndongakke Sita cepet mati. (ndongakke : doain)

Makasih banyak semuanya. Uwu. Sayang banget sama kalian semua. Beruntung kenal enam kurcaci nyasar. Semoga doa-doanya berbalik ke kalian semua. Aamiin. Lancar juga kuliahnya kalian.

Penghujung (R)asaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang