Jangan lupa klik bintangnya 🌟
Happy reading ^^
***
Semester akhir dibangku SMA adalah masa yang paling sulit dan melelahkan. Dalam satu bulan setidaknya ada dua tryout, tugas pun masih terus diberikan. Belum lagi persiapan ujian praktik. Les tambahan juga masih tetap berjalan. Semua itu dilakukan dalam waktu yang berdekatan , bahkan bersamaan. Bagai diburu bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Terhitung sudah beberapa kali tryout setelah acara memperingati ulang tahun sekolah. Rasita yang cukup tertinggal beberapa pelajaran karena latihan pun mulai mengejar dengan belajar bersama Azura. Selesai tryout Matematika hari ini, keduanya menyempatkan untuk singgah sebentar di Choctime.
Duduk di sudut ruangan dengan beberapa buku yang tertumpuk dan alat tulis di atas meja. Azura sibuk me-scroll instagram untuk melihat berita terbaru. Seseorang akan ikut belajar dengan Azura dan Rasita.
"Udah nunggu lama?" Davi menarik kursi kosong.
Azura yang sadar akan kedatangannya itu pun meletakkan ponsel. "Belum. Belum mulai belajar juga. Masih nunggu Sita di kamar mandi."
"Oh, kirain berdua aja." Lelaki itu mengaduk minumannya.
"Aku nggak bisa jelasin rumus Fisika sama Kimia ke Sita. Makanya sekalian belajar bareng. Kalau efektif, bisa dilanjutkan. Hehe." Azura menyengir.
"Weh. Kok nambah personil?" Rasita datang dan kembali duduk. Menatap lelaki yang duduk semeja dengan sahabatnya. "Davi? Akhirnya berjumpa lagi."
"Iya. Kelas sebelahan, tapi nggak pernah ketemu. Sibuk ngurusin ujian," balas Davi.
"Huhu, benar banget. Stres. Mana beberapa materi aku nggak paham." Rasita memijat pelipisnya. "Kamu nanti ambil ujian apa?"
"Kemungkinan Kimia."
Rasita mendelik. "Serius? Keren. Nyerah deh aku, mending Biologi."
"Jadi ..., kalian udah dekat dari kapan? Kok, nggak ada yang kasih tau aku?" Azura memajukan wajahnya bertopang dagu memperhatikan dua sejoli itu bergantian.
"Beberapa kali kita sempat ketemu, Ra. Nggak sedekat itu, kok." Rasita segera menjelaskan sebelum timbul kesalahpahaman.
"Oh, aku pikir kalian diam-diam pendekatan di belakangku," Azura menganggukkan kepala tanda percaya. Meskipun terlihat dari raut wajahnya yang masih diam-diam menggoda keduanya.
"Kita mau mulai dari mana?" tanya Davi yang mulai tidak nyaman dengan topik Azura.
"Mulai dari mengenal satu sama lain lebih dalam." Azura menimpali. Ia mengangkat alisnya. Bagai dapat kesempatan emas, ia tidak akan menyia-nyiakan.
"Mulai dari soal ini aja, Dav." Rasita memberikan LKS dan menunjuk salah satu soal yagn tertera.
"Oh ini gampang. Masih dasar, Ta. Jawabannya temperatur 4x."
"Lah kok bisa, sih? Aku pikir tadi volumenya," sahut Rasita.
"Kan benar aku, Ta. yang 4x tu temperaturnya. Ngeyel sih." Azura menimpali. Mereka sudah membahas soal itu di sekolah, tetapi jawaban yang didapatkan keduanya berbeda.
Davi menggeser kursinya mendekati Rasita. "Aku jelasin. Ini main konsep, Ta. Mungkin konsepmu salah."
"Yang diketahui, gas ideal ditempat tertutup, ada temperatur, tekanan, dan volume. Diketahui lagi tekanannya 4x lebih besar dan gasnya isokhorik." Davi menggarisi tiap clue yang ada dalam soal.
"Isokhorik apaan?" tanya Rasita.
"Volumenya nggak berubah. Jadi rumusnya bisa ditulis dengan P1/P2 = T1/T2. Sampai sini ngerti nggak, Ta?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung (R)asa
Teen Fiction[Follow dulu yuk. Jangan lupa vote di tiap babnya 🌟] Terjebak dalam hubungan tanpa status. Sebatas teman, tetapi saling mencintai. Tentu menimbulkan banyak gejolak. Harapan yang terkadang semu dan tak kuasa untuk menampiknya. Ketika status mulai di...