Selamat bermalam minggu dengan membaca PR, gaes.
Hati-hati, banyak keuwuan
jangan lupa bintangnya, orang-orang baik 🌟
Happy Reading ^^
***
Melewati banyak ujian terasa seperti berada di medan perang melawan musuh yang datang dari segala penjuru tiada habisnya. Namun, hari ini siswa kelas XII sementara dapat bernapas lega, merasakan sedikit kebebasan. Yap, hari terakhir ujian sekolah, sebelum akhirnya terjun ke ujian nasional.
Sebelum ujian berakhir, Rasita sudah mengajak Azura dan Davi menonton film di rumahnya. Sebenarnya hanya untuk sekadar melepas penat saja. Azura dan Davi juga tidak keberatan. Ketiganya semakin dekat sejak sering belajar kelompok, Rafka ikut sesekali–jika tidak bertubrukan jadwal dengan Elina.
"Ta, skip dulu deh kayaknya." Azura mengambil tasnya di depan ruangan. Seluruh tas memang diletakkan di depan saat ujian.
"Yah, kenapa? Katanya kemarin bisa?" Rasita memajukan bibirnya beberapa senti.
Alih-alih menjawab, Azura hanya terkekeh.
"Karena Rafka nggak jadi ikut, makanya kamu juga ikutan nggak ikut?" Rasita menelisik.
"Salah satunya karena itu." Azura tersenyum penuh arti.
"Bucin. Masa ikut-ikutan Rafka." Rasita makin cemberut. Kesal sahabatnya mengabari tiba-tiba. "Aku 'kan udah siapin camilan."
"Daripada mubadzir, jadi nonton aja." Air muka Rasita berubah cerah penuh harapan. "Tapi, berdua sama Davi."
Rasita mendelik mendengar jawaban Azura. "Ra, ayolah."
"Aku mau pergi sama Nad." Azura melambaikan tangannya. "Semoga sukses. Muaah."
Sahabatnya hanya menatap kesal dan mengikutinya keluar kelas. Mungkin menonton film berdua dengan Davi bukan ide yang buruk, tetapi sangat buruk. Ia tidak pernah berada dalam situasi ini.
"Azura mana?" tanya Davi melihat sekeliling gadis yang menyandarkan lengannya di tembok dengan tangan besidekap.
"Ada urusan. Nonton berdua aja. Itu juga kalau kamu mau." Rasita to the point.
"Nggak masalah." Davi menggeleng.
"Serius? Cuma ada kamu sama aku, lho." Rasita menunjuk Davi dan dirinya.
"Cuma ada aku sama kamu. Kira-kira berpotensi jadi kita nggak, ya?" Rasita mencerna, sedangkan Davi hanya menampilkan senyumnya. Tak usah berlama-lama, lelaki itu meraih tangan Rasita. "Udah ayo."
***
"Kamu kenapa mau jodohin mereka, sih?" Azura membuka obrolan dengan lelaki di hadapannya.
"Biar dia nggak dekat-dekat kamu." Rafka terdengar tegas.
Keduanya sedang duduk santai dengan dua mangkuk es krim di teras rumah Azura. Menolak ajakan Rasita memang ide jahil Rafka dan Azura mengikutinya. Gadis itu juga merasa ada chemistry yang terbangun antara Davi dan Rasita semenjak mereka belajar bersama.
"Kamu cemburuan banget sama Davi." Azura melahap es krimnya.
"Iya lah, dia mengancam kebersamaan kita." Rafka yang sudah menggebu-gebu itu hanya dibalas tawa oleh Azura. "Ketawa?"
"Nggak, aku nangis. Haha." Lelaki itu tak kuasa menahan gemasnya. Ia mencubit pipi Azura dan sedikit menariknya. "Aw ..., sakit tahu."
Belum puas dengan mencubit, Rafka mengacak rambut Azura hingga tampak berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung (R)asa
Novela Juvenil[Follow dulu yuk. Jangan lupa vote di tiap babnya 🌟] Terjebak dalam hubungan tanpa status. Sebatas teman, tetapi saling mencintai. Tentu menimbulkan banyak gejolak. Harapan yang terkadang semu dan tak kuasa untuk menampiknya. Ketika status mulai di...