Bab 20

114 84 110
                                    

Klik bintangnya dulu yuk! 🌟

Bab ini mengandung rasa iri kalau kalian angkatan corona. Tapi juga mengandung kenangan untuk yang sudah lulus.

Happy Reading ^^

***

Rentetan ujian sudah berakhir. Peperangan telai usai. Semua lelah akan terbayar dengan nilai yang memuaskan. Kurang tidur akan segera terlunasi karena tak akan ada kegiatan sekolah yang menuntut untuk bangun pagi dan menjadi siswa teladan. Mereka bebas.

Salah satu cara untuk melepas semua penat adalah dengan merayakannya. Bukan sekadar perayaan, hanya dapat diselenggarakan ketika menginjak di kelas akhir. Apalagi kalau bukan promnight. Meski mengambil dari budaya barat, kegiatan ini selalu sukses membuat seseornag mengenang masa sekolahnya dengan indah.

Sejak sore, Azura berada di rumah Rasita. Mempersiapkan segala sesuatu untuk promnight, terutama ritual perempuan, berdandan. Azura memang tidak berangkat bersama Rafka, lelaki itu sudah disewa kedua temannya, Joan dan Udin. Alhasil, gadis itu ikut Rasita yang berangkat bersama Davi.

Setelah semuanya siap, keduanya keluar dari kamar. Menuruni tangga sembari membicarakan hal yang membuatnya tertawa. Tidak ada yang menyadari kedatangan Davi. Ia duduk bersama Papa di ruang tamu. Entah sudah berapa pertanyaan yang Papa ajukan pada lelaki berkacamata itu.

Davi memandangi kedua teman perempuannya yang tampak sangat cantik. Ia terkesima sampai tidak berkedip. Rasita memakai maxi dress putih berlengan dengan gradasi merah muda dari bagian pinggang sampai bawah. Di pinggang kirinya terdapat bunga kecil yang menambah kesan manis. Rambutnya terikat cepol rapi dengan menyisakan beberapa helai menjuntai menutupi pipinya.

Papa berdehem. "Kedip! Kedip!"

Lelaki itu tersadar. Ia tertangkap basah memandangi anak gadis Papa. "Maaf, Om."

"Lihatin Sita biasa aja kali, Dav. Sampai nggak kedip gitu," goda Azura yang membuat Davi dan Rasita salah tingkah.

"Berangkat sekarang. Nanti telat."

Ketiganya pun berpamitan pada Papa. Papa meminta Davi untuk menjaga putrinya dan tentunya Azura juga. Dari cara Davi memperlakukan Rasita dengan sangat baik, Azura tahu lelaki itu menyimpan rasa untuk sahabatnya.

Setibanya di parkiran. Rafka sudah menyambut kedatangan Azura. Ia sempat diam mematung melihat Azura yang malam itu cantik luar biasa bak bidadari. Tak pernah Rafka melihatnya sebersinar itu.

Gadis itu mengenakan maxi dress lengan tiga perempat berwarna putih dengan detail bunga biru muda melintang di bagian bahu kirinya. Rambut bagian bawahnya dibuat curly dan dibiarkan tergerai. Terlihat sangat manis.

Rafka juga tak kalah terkejutnya melihat perempuan singa berubah menjadi sesosok putri dari Kerajaan Antah Berantah yang sangat anggun. Siapa lagi kalau bukan Rasita.

"Baru pertama kali lihat kamu kayak gini. Cantik banget," puji Rafka pada Azura.

"Makasih. Kamu pakai jas gini juga gantengnya nambah banyak." Azura ikut memuji Rafka.

Jujur saja aura Rafka malam ini sungguh menawan. Pesonanya bisa menghipnotis siapa saja untuk berlama-lama menatapnya. Tak terbayang bagaimana mereka di pelaminan nanti.

"Lo bisa cantik juga, Ta." Rafka juga memuji Rasita yang sedang bersama Davi.

"Emang dasarnya gue cantik. Emang lo, buluk!" ejek Rasita.

"Gue ganteng gini dibilang buluk."

"Udah yuk, masuk. Mumpung belum terlalu ramai." Davi menengahi. Meraih tangan Rasita dan mengganggamnya.

Penghujung (R)asaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang