Bab 27

78 52 85
                                    

Klik bintang dulu ya, gaes 🌟

Happy Reading^^

***

Udara segar khas pagi hari menyeruak memasuki kamar indekos Azura yang terbuka lebar. Cukup cerah dengan sinar matahari yang belum begitu terihat. Kokok ayam bersahutan menjadi melodi merdu pembuka hari.

Azura menyandarkan tubuhnya di kursi setelah mengecek tugas di laptopnya. Menatap penjuru kamar yang cukup rapi untuk mahasiswa rantau tahun pertama. Netranya menangkap bingkisan coklat dengan label pengiriman di pojok meja.

Alis gadis itu bertaut sempurna melihat isi dari paket yang didapatnya dari si 'A'. Tampak dua barang yang tak asing baginya, sebuah flashdisk dan novel incarannya sebulan terakhir. Si 'A' memang selalu tahu apa yang ia inginkan. Membuatnya bertanya, siapa yang mempunyai waktu untuk mencarikan barang keinginannya lalu mengirim ke alamat indekos tempatnya tinggal? Sungguh longgar sekali kegiatan orang itu.

Ia mengambil flashdisk hitam yang terlihat sudah tidak baru lagi. "Ini bekas?"

Dengan sigap, Azura mengecek isi flashdisk itu di laptopnya. Ada 10 playlist lagu dan satu dokumen dengan judul 'Ini Untukmu'. Ia mengarahkan krusornya. Namun, keraguan menyelimuti.

"Kalau yang punya marah gimana, ya? Kan privasi."

"Buka aja deh."

"Eh, jangan deh"

"Buka nggak, ya?" Ia masih belum memutuskan. Penasaran tapi ragu, itu yang dirasakannya.

Azura menarik napas dalam-dalam dan membuangnya kasar. "Siapa pun kamu, aku minta maaf udah buka-buka," ucapnya cepat.

Hai, Azura.

Apa kabar? Semoga selalu baik.

Novel itu untuk kamu, Ra. Flashdisk ini juga buat kamu. Kalau kamu lihat, ada sepuluh playlist lagu. Lima lagu kesukaanmu dan sisanya lagu kesukaanku.

Selamat mendengarkan.

1816111

Azura menangkup wajahnya. Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Siapa dia? Mengerikan sekali memiliki penggemar aneh seperti ini. Ini pesan pertama yang memiliki tujuh digit angka, sebelumnya tidak pernah ada.

"Fiks kata Sita, dia gila. Gila pokoknya. Udah gila. Nama A doang. Sekarang malah pakai kode. Apaan coba?" racau Azura tidak habis pikir.

Azura mengecek sepuluh playlist yang tersusun sedemikian rupa. Lima di antaranya memang playlist yang biasa ia dengarkan. Ini membuatnya semakin yakin si pengirim adalah orang gila. Bagaimana tidak? Ia mengetahui hampir semua tentangnya.

Tanpa sadar Azura memutar salah satu playlist. Terdengar petikan gitar mengalun mengawali sebuah lagu.

Senyumanmu
Yang indah bagaikan candu

Bait pertama lagu milik Feby Putri terdengar begitu merdu. Samar Azura mengenali suara itu, tetapi di beberapa lirik ia kehilangan suara yang dikenalnya. Seperti sebuah teka-teki yang memang harus dipecahkan.

"Iki sopo, njir?" Azura mengacak rambutnya. (ini siapa, njir?)

Ia memutar semua playlist yang ada, berharap menemukan dalang di balik paket-paket yang pernah mendarat di kamar indekosnya.

Nihil, ia tidak menemukan apa pun. Justru semakin ia mendengarkan, semakin ia menyukainya. Setiap lagu sangat mewakili perasaannya saat ini. Hal ini membuatnya ingin mengungkap siapa pengirim dengan nama terang A berkode 1816111.

Penghujung (R)asaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang