Bab #43

250 18 5
                                    

Sudah siap membaca part satu ini?

Siap emosi lagi?

Btw, tolong tandai ya kalo ada typo...

Vote and Comment...

Pelan-pelan bacanya....

Happy Reading🌹
.
.
.
.
.
.

Kini semua orang tengah beristirahat untuk mempersiapkan pertandingan selanjutnya. Lily bersama Anta tengah bercanda ria di dekat kolam ikan mini dengan aksesoris yang begitu indah. Baik secara alami maupun secara nyata. Mereka saling tertawa sambil memberi makan-makan ikan-ikan yang ada di dalam kolam tersebut.

Lily mencubit perut Anta membuat sang empunya mengaduh sakit. Pembicaraan sepele yang mereka ciptakan mampu mengundang gelak tawa yang cukup besar.

"Gue juga gak ngerti konsepnya bisa kayak gitu." Ujar Anta diselingi tawa.

"Ih! Udah ah gak usah bahas itu lagi. Pegel tau pipi aku." Balas Lily sambil terkekeh.

Anta kemudian meletakkannya makanan ikan ke asalnya lalu mengambil milik Lily agar diletakkan juga. Tangan Anta menarik Lily ke suatu tempat, mengundang rasa cemburu di hati Saila.

Lagi-lagi dia hanya bisa menahan emosinya melihat Anta dan Lily yang begitu mesra. Saila mengusap jari manisnya yang terpasang sebuah cincin perak dengan sedikit motif. Didalam cincin itu terdapat nama tunangannya.

"Arrrgghhh!!! Kenapa sih gue harus tunangan sama dia?! Kenapa hati gue gak bisa berpaling dari Anta?! KENAPA?!" Pekik Saila emosi. Saila dengan geram melepas cincin tunangannya itu, lalu ketika hendak ia lempar jauh-jauh, Saila mengurungkan niatnya.

"Kenapa aku harus ada diposisi ini? Aku yang pergi meninggalkan Anta, aku juga yang mau semuanya kembali." Katanya pilu seraya menatap sebuah cincin perak. Air mata mulai membasahi pipinya.

"Kalau aja hari itu aku lebih mementingkan ego, aku gak akan pergi ninggalin Anta bertahun-tahun. Tanpa kepastian, tanpa kejelasan, dan tanpa kabar. Pasti hari ini tidak ada perempuan bernama Lily yang tengah mengisi hatinya. Hanya ada aku, aku seorang." Saila memeluk tubuhnya sendiri dengan keadaan terisak. Lututnya perlahan-lahan jatuh membentur aspal. Dari kejauhan, Bagas hanya bisa diam, mengasihani nasib Saila.

Di sisi lain, Nara dan Eka tengah makan berduaan di kantin khusus. Sesekali Nara menyuapi Eka, kemudian menjahilinya. Dengan Ice Cream rasa Stroberi dengan toping saus cokelat sudah menggambarkan bagaimana romantisnya mereka berdua.

"Mau lagi gak?" Tanya Nara menyodorkan sendoknya di udara.

"Mau kamu aja boleh?" Nara mencebik.

"Serius, Ka," sahutnya, sabar.

Eka terkekeh lalu dengan cepat merebut sendok itu dari tangan Nara. Eka menyantapnya dengan lahap, sampai tidak ada noda sedikitpun di sendok itu. Nara hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat tingkah pacarnya yang seperti anak kecil.

"Eh, Ka, main ToD yuk?!" Ajak Nara girang. Alis Eka terangkat sebelah, mendadak jadi bingung.

"ToD? Berdua doang?" Nara mengangguk kuat. Eka mengetuk-ngetuk dagunya, menimang-nimang ajakan Nara.

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang