Bab #45

318 19 8
                                    

Terimakasih buat kalian yang sudah mendukung cerita ini❤️

Tandai jika ada typo atau suatu makna yang salah ya

Jangan lupa Vote, komen, share cerita ini ke teman-teman kamu😊

Btw, mulai part ini, kita akan lihat kepribadian Lily yang sesungguhnya 😆

Pelan-pelan bacanya, selamat Membaca ❤️

Hati ku berkata "Tidak"
Namun takdir terlanjur berkata "Iya"
Selamat berpisah

- Lily -

Anta berlari kencang menuju ke kamar Lily dan Nara. Dia membuka pintu putih tulang itu, lalu bergegas masuk ke dalam memeriksa keadaan. Tidak ada siapapun di kamar ini, bahkan semuanya tampak kembali seperti semula. Tidak ada tanda-tanda kehadiran mereka, dan ini artinya Lily dan Nara pulang terlebih dahulu.

Dengan nafas yang terengah-engah, Anta duduk sejenak menikmati udara pagi yang sangat menyejukkan. Sialnya, ketika ia tengah bersantai sejenak, sekelebat bayangan Lily hadir di dalam pikirannya. Otomatis Anta memukul kepalanya supaya tersadar dengan keadaannya saat ini.

Daripada ia kembali sakit hati, lebih baik Anta kembali memeriksa ruangan ini dari ujung ke ujung. Tapi hasilnya tetap nihil, Lily benar-benar pergi terlebih dahulu. Anta menjenggut rambutnya frustasi dengan helaan nafas jengah. Ia pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari sini, namun ketika hendak menutup pintu kamar, mata Anta melihat ada secarik kertas di samping bantal. Keningnya mengkerut, lalu Anta kembali masuk dan mengambil kertas tersebut.

Anta membuka kertas itu secara perlahan, dan ia mulai membaca isi dari surat itu. Ia tertawa kecil melihat tulisan Lily yang cukup berantakan. Namun hatinya terasa sesak.

Tuhan, selama ini aku salah mencintai dan menyayangi seseorang yang salah. Yang selalu kupikirkan bahwa dia adalah laki-laki baik dan laki-laki yang tepat untukku, tapi pada kenyataannya, dia adalah laki-laki terburuk yang pernah aku temui.

Rasanya begitu sakit. Sangat sakit. Jika saja mental ku lemah, dan pikiranku tidak luas, sudah pasti aku akan bunuh diri hanya karena perkara cinta.

Tuhan, ku perkenalkan sosok yang aku maksud ini. Namanya Anta, dia adalah laki-laki romantis, dingin, cuek, dan omongannya suka pedas. Bahkan sampai membuatku sakit hati. Tapi, hari itu aku masih menganggapnya biasa saja.

Hari-hari kami lewati bersama. Meski mulanya Anta tampak cuek, perlahan-lahan dia berubah jadi Lelaki yang romantis. Bahagia sekali memiliki kekasih seperti Anta.

Tapi semuanya sudah berakhir. Kini, aku dan Anta tidak lagi bersama. Kami kembali menjadi orang asing yang saling tidak mengenal. Selama aku mencintai Anta, selama itu pula aku membencinya. Aku dendam padanya, namun rasa cinta ini mengalahkan segalanya. Jika saja aku tau dari awal, enggan sekali jika hatiku harus menyukainya.

Dia adalah anak dari orang yang sudah membunuh Ayahku. Aku mencintainya. Masih. Tapi aku juga membencinya. Aneh memang, tapi inilah kenyataannya.

Tuhan, berikan dia perempuan yang tepat di hidupnya.

—2020

Air mata Anta seketika jatuh dengan kedua tangan yang sedikit gemetar. Anta menunduk, menangis, dan bahunya bergetar hebat. Ketika sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul tujuh Pagi, cepat-cepat ia mengusapnya lalu menyimpan surat itu di dalam saku jaketnya. Anta menutup pintu dan segera berlari menuju barisan.

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang