Bab #48

292 19 15
                                    

Happy Reading ♥️
.
.
.
.
.


2 Minggu Kemudian....

Tak terasa hari berlalu begitu cepat. Dan seiring berjalannya waktu, semua masalah yang menyangkut dengan masa lalu pun telah usai. Kehidupan mereka juga sudah kembali normal. Mulai dari keluarga Sisil yang suka berkunjung ke rumah Lily, hingga persoalan kasus dari Shela—Ibunda Anta yang sudah pulih.

Tak terasa pula, hubungan Lily dengan Alan sudah berjalan dua Minggu. Rasanya seperti baru kemarin Alan menyatakan cintanya, tapi seiring berjalannya waktu hubungan mereka sudah sampai disini. Seharusnya sekarang Lily sedang bersama Alan, mereka seharusnya berkunjung ke sebuah Danau dekat rumah Alan. Kata Alan, danau itu adalah tempat kesukaannya, siapa saja yang ke sana pasti rasanya masalah yang menimpa dalam hidup luntur begitu saja. Namun, hari ini ia tidak bisa. Lily harus berkunjung ke tempat peristirahatan terakhir Ayahnya. Dan sekarang, Lily tengah berjongkok sambil membacakan doa-doa.

Dengan tulus ia meminta kepada Tuhan, agar Ayahnya diberikan tempat yang lapang. Selepas kata terakhir usai, Lily membuka matanya kemudian ia langsung menaburkan bunga serta air di atas batu nisannya. Sebelum pergi, Lily menyentuh sekali lagi nisan itu sambil tersenyum.

"Pah, Lily pamit dulu ya. Papah baik-baik ya di sana." Ucap Lily dengan nada getir. Ia pun menghapus air matanya, kemudian perlahan-lahan berdiri.

"Bunda, sekarang aku harus gimana?" Sontak Lily menoleh, terkejut. Matanya menyipit menyelidiki sesuatu. Saat ia berbalik badan, Lily melihat Anta yang tengah menangis. Jarak antara mereka hanya diselingi oleh 6 makam saja, jadi Anta tidak begitu sadar kalau ada Lily di sini.

Refleks ia menepuk keningnya, Lily lupa kalau makam Shela juga satu tempat dengan makam Papahnya. Tapi, peduli apa dia sama Anta? Sudahlah, daripada emosi lagi, lebih baik dia bergegas untuk pulang.

"Bunda, apakah memperbaiki hubungan yang sudah rusak itu salah?"

Deg!

Jantung Lily seperti disetrum. Bersamaan dengan itu, angin berhembus, menerbangkan anak rambut Lily. Gadis itu berhenti ditempat kala mendengar sebuah pertanyaan yang ia mengerti arahnya.

Lily menggeleng berkali-kali. Ia memukul-mukul pelan keningnya. Lily berusaha untuk membuang jauh-jauh perasaan gila ini.

"Nggak, Ly! Nggak boleh! Gue harus pergi dari sini!" Perintahnya pada diri sendiri dengan nada pelan. Perkataan Anta barusan hampir membuat Lily kembali mengenang masa lalu.

"Lo harus inget, Ly! Sekarang Lo itu punya Alan, bukan Anta! Inget itu!" Tegasnya sekali lagi, kali ini nada bicaranya sangat pelan dibandingkan yang tadi. Akhirnya ia pun berlari, beranjak pergi dari sini.

Lain dengan Anta yang menunduk dengan tatapan sendu. Anta kemudian mengangkat kepalanya, mengusap wajahnya dengan gusar. Anta menghela nafas panjang.

"Bunda, Anta akan berusaha bawa Lily pulang. Gue harus perbaiki semuanya." Kekehnya dengan yakin. Anta lalu berdiri, dia segera kembali ke mobilnya untuk pulang.

Buat apa, Ta? Buat apa kamu capek-capek ngelakuin hal itu? Kamu pikir aku bakalan kasihan gitu? Terus ngasih kesempatan sekali lagi. Nggak, Ta!

***

Begitu sampai, Anta berlari menuju rumah kemudian ia membuka pintu rumahnya. Dia agak terkejut karena tiba-tiba Saila berteriak tepat didepan wajahnya. Saila menyambut kedatangan Anta dengan sangat girang. Gadis itu langsung memeluk lengan kiri Anta dan menariknya masuk ke dalam.

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang