Bab #46

310 18 1
                                    

Hai semua... Maaf ya, aku up nya cukup lama. HP aku lagi bermasalah soalnya.

Kalian masih setia kan nunggu kisah mereka?

Oh iya, apa kesan kamu selama membaca cerita Lily ini? Dan pesan kamu apa?

Kalian harus jaga kesehatan ya, banyak istirahat dan jangan gampang stres😊 Semangat!

Yaudah yuk, cussss kita baca...

Tandai kalau ada typo...

Selamat Membaca Teman-teman
.
.
.
.
.

Flashback On

Seorang wanita dengan gaun selutut nya yang tampak mewah berjalan anggun menyusuri sebuah terowongan mini yang dibuat oleh seseorang.

Jemarinya memainkan dedaunan yang terbuat dari plastik berhiaskan kemerlip lampu-lampu yang indah.

Senyum manis yang menampilkan wajah cantiknya dapat menggoda pria manapun yang melihatnya. Sayang, dia sudah ada yang punya. Meski belum sepenuhnya.

Dari matanya yang terlihat berseri-seri, sudah bisa menjelaskan betapa bahagianya perasaan Shela saat ini. Ya. Dia benar-benar bahagia.

Terowongan ini begitu indah dan sangat-sangat menawan. Dia sampai terpesona, apalagi langit malam yang begitu sangat cantik dengan  hiasan bintang serta cahaya bulan.

Terlarut dalam suasana yang membuat hati ini terasa nyaman, kini, kaki Shela sudah menapak hingga ke ujung terowongan mini. Alangkah terkejutnya Shela saat melihat sebuah karangan bunga yang berhias lampu berwarna putih ke emasan di tanah cantik ini.

Sama seperti asmara mereka. Karangan itu berbentuk sebuah love yang bisa menampung dua orang. Sudah jelas kan maksudnya apa.

Surya—lelaki dengan wajah bahagianya itu menekuk satu lututnya hingga menyentuh tanah. Seperti di dalam drama, Surya memberikan se bucket bunga Lily beserta sekotak cincin yang sudah terbuka.

"Shela, apakah harus seperti ini akhirnya? " Tanya Surya yang sama sekali tidak dimengerti oleh Shela. Wanita itu mengerutkan keningnya lalu bertanya.

"Tapi aku gak cinta sama kamu, Shela. Aku sudah bilang sama kamu, di hati aku hanya ada Viola seorang." Balas Surya dengan sorot mata jujur. Shela marah, dia menampar pipi pria itu dengan sangat keras. Seorang anak perempuan yang masih berusia 6 tahun itu sampai terkejut dan ia menahan tangisnya.

"Terus kenapa kamu menyiapkan ini semua, Mas?! Kenapa kamu menghancurkan ekspetasi aku?! Apa maksud dari wajah bahagia kamu itu, Mas? JAWAB!" Gertak Shela dengan sorot mata yang membara. Nafas Shela naik-turun akibat emosi. Sedangkan Surya meletakkan bunga serta cincin itu di tanah, lalu ia berdiri sambil tersenyum.

"Memang, ini semua buat kamu. Tapi yang ada di pikiran saya, yang saya lihat itu bukan Kamu. Tapi Viola, istri sah saya." Jawabnya dengan nada tenang.

"Dan, ini semua aku siapkan untuk perpisahan kita. Kita gak bisa bersatu—"

PLAK!

Lagi, dengan amarahnya yang meledak, Shela menampar Pipi Surya dengan kuat hingga membiru.

"Dasar brengsek kamu, Mas! Kalau akhirnya begini, gak seharusnya aku cinta sama kamu, Mas!" Bentak Shela, emosi. Surya pun tak kalah kesal.

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang