Happy Reading
.
.
.Anta membuka matanya sebab seperti ada sesuatu yang mengganjal di dadanya. Anta menguap, mengucek matanya, kemudian sedikit mengangkat kepalanya agar Anta bisa melihat apa yang menyebabkan dadanya terasa sesak.
"Aiiyaah." Anta menyengir melihat Alpha menyapa dirinya. Rupanya tubuh Alpha yang menimpa dada Anta.
"Nak, udah bangun?" Alpha yang baru berusia dua tahun tampak sudah mengerti maksud pembicaraan Ayahnya.
Alpha tertawa sebagai respon. Pahlawan kecil yang sangat menggemaskan itu berguling-guling di atas badan Anta.
Anta tertawa, sebab jemari kecil putranya tampak seperti menggelitik area tubuhnya. Alpha juga menggigit baju Ayahnya. Sesekali Alpha menggigit perut Anta.
"Aduh, Alpha kamu ngapain guling-guling di atas badan Ayah? Ini kenapa make digigit segala? Mau roti sobeknya Ayah?" Alpha tak menghiraukan. Dia kemudian turun dari atas sana, giliran guling-guling di atas kusir.
Anta membenarkan pakainya. Akibat lengah, Alpha sudah ada di ujung kasur.
"ALPHA AWAS!" Suara Anta meninggi ketika Alpha hampir jatuh dari atas ranjang Anta.
Untung saja Anta bergerak cepat, jadi Alpha masih bisa diselamatkan. Suaranya yang keras membuat Lily dan putri kecilnya datang. Tadi, Lily sedang berada di halaman rumah untuk menjemur diri mereka. Sebab matahari pagi sangat baik untuk kesehatan. Terlebih untuk anak kecil.
"Kamu ngapain aja sih sayang, Alpha hampir jatuh kayak gitu!" Omel Lily sambil berjalan mendekat.
Lily meletakkan Vira di dekat Abangnya.
Plak!
Vira tak sengaja menepak kepala Alpha. Vira tertawa gemas, dia mengira kepala Abangnya itu adalah mainan. Tapi lain dengan Alpha yang malah menangis histeris.
"Vira, Abangnya jangan di pukul. Ini kepala, Nak, bukan mainan," Lily memberi nasihat. Sementara Anta tengah menggendong Alpha supaya putranya tenang.
Ada sebuah benda yang menarik perhatian Vira, si gemas itu merangkak kemudian mengambil ponsel Alpha. Vira tersenyum dengan tangan yang terangkat tinggi-tinggi.
"E-eh ponsel Ayah itu. Isinya mahal semua,"
"Mahal apaan? Password sendiri aja masih lupa, huuu!" Ejek Lily dengan semangat.
Anta mencebik. "Ya maklum lah, Bun. Udah gak muda lagi,"
"Mamam... Mam... Ma...mam..." Lily terkejut saat melihat Vira memberikan ponsel Anta ke tangannya.
Tepian ponsel itu sudah basah akibat air liur Vira. Vira menggigit telunjuknya sambil ia kunyah. Lalu tangan kirinya menepuk-nepuk perutnya yang gendut.
Lily tersenyum. Kemudian mengangkat tubuh Vira ke atas. "Kamu pasti laper ya? Ponsel Ayah sampe di gigit gitu?" Tanya Vira yang dibalas tawa oleh putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily [COMPLETED]
Teen Fiction| ABOUT LILY | Tentang Gadis remaja yang mencintai sosok lelaki dengan sifatnya yang aneh. Kadang romantis, kadang dingin, kadang juga omongannya suka nyelekit. Dia tau bagaimana rasanya berjuang sendirian dan mencoba bertahan walau sudah tersakiti...