Menurutmu, cinta yang sebenarnya itu seperti apa?
- Lily -
Selamat Membaca
.
.
.Jam pulang sekolah pun akhirnya berbunyi. Mereka semua bersorak gembira karena hari ini tidak ada satupun guru yang masuk kelas. Tapi mereka juga heran, kalau gurunya gak masuk kelas kenapa sekolah gak libur aja ya? Buang-buang energi jadinya.
Tapi kalo dirumah juga bingung. Gak ada temen yang se asik di sekolah. Gak bisa nongkrong dan canda ria dengan bebas. Itulah yang mereka pikirkan saat ini. Sambil berbincang-bincang, mereka sibuk merapikan buku-buku yang ada di atas meja. Belajar mah nggak, tapi bukunya di keluarin. Berat-berat in tas saja :)
"Masih pusing gak, Ly?" Tanya Nara dengan tangan yang sibuk memasukan bukunya ke dalam tas.
Lily menggeleng sambil tersenyum. Tiba-tiba saja aktivitasnya terhenti ketika ia mengingat foto tadi. Nafasnya jadi sesak dan hatinya sangat sakit.
Nara mengerutkan alisnya ketika melihat wajah Lily yang gelisah. Dia berjalan pelan lalu menyentuh pundak gadis itu.
Lily terkejut bukan main saat Nara sudah ada didepannya. Nara juga sempat kaget melihat Lily yang juga kaget.
"Lo kenapa? Ada masalah?" Lily mengatur nafasnya sambil menatap wajah Nara. Sementara Nara memperhatikan kedua telapak tangan Lily yang gemetar.
Nara menggenggam tangan Lily dengan erat. "Lo kenapa, Ly?" Tanyanya sekali lagi, khawatir.
Lily berkedip tiga kali. Ia menarik tangannya sambil menggeleng kuat. "Ng-nggak papa, kok. Tadi aku kepikiran sama makanan yang kamu kasih. Rasanya enak, serasa makan di restoran." Jawabnya berbohong. Nara menepuk pundak Lily karena dia merasa senang sekaligus malu.
Lily pikir, lebih baik ia rahasiakan dulu mengenai foto tadi. Dan Lily akan selidiki, apakah semua itu benar atau hanya main-main saja?
Tapi siapa yang berani kirim foto itu ke aku? Batinnya penuh kecurigaan.
"Nar, hari ini kita gak pulang bareng dulu ya?" Nara mendecak. "Gak hari ini doang kali. Kemarin-kemarin juga iya." Sindir Nara membuat Lily meringis.
"Tapi Lo seriusan udah sembuh kan?" Tanyanya memastikan. Lily mengangguk meski kakinya masih sedikit pincang.
"Yaudah, gue duluan ya. Lo sama Anta hati-hati pulangnya." Pesan Nara yang kemudian pergi meninggalkan Lily. Mereka saling melambaikan tangan.
Ketika Nara sudah hilang dari pandangan Lily, buru-buru Lily melihat kembali ke empat foto tadi. Ia letakkan di atas meja kemudian matanya meneliti takut kalau dirinya sudah salah orang.
Untuk kesekian kalinya hatinya sakit. Lily terduduk melihat kenyataan itu.
"Tapi aku nggak bisa langsung menyimpulkan. Aku harus minta penjelasannya dulu."
Disisi lain, Nara tak sengaja menabrak tubuh seseorang. Gadis itu mengusap keningnya karena sudah menabrak tulang yang ntah milik siapa.
"Woi! Kalo jalan yang bener dong!" Omel Nara seraya menepuk keras punggung lelaki itu.
Ketika ia berbalik, betapa terkejutnya Nara kalau yang ia tabrak ternyata Eka. Ya. Eka Aditama.
"Makannya punya mata di pake. Jelas-jelas gue udah ada disini daritadi."
Nara mendecak sebal. "Dah lah, males ngomong sama Lo." Ketusnya dan segera menyingkir dari hadapan Eka.
"Males boleh, tapi kalo putus jangan ya?" Seketika Nara mengentikan langkahnya. Jarak mereka hanya 5 langkah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily [COMPLETED]
Teen Fiction| ABOUT LILY | Tentang Gadis remaja yang mencintai sosok lelaki dengan sifatnya yang aneh. Kadang romantis, kadang dingin, kadang juga omongannya suka nyelekit. Dia tau bagaimana rasanya berjuang sendirian dan mencoba bertahan walau sudah tersakiti...