Bab #20

306 21 6
                                    

Vote and Comment

***

Saat ini Lily berhadapan langsung dengan Anta. Mereka berdua berada di lapangan indoor tempat dimana Anta menyendiri.

Tatapan mata Anta yang begitu dingin dan tajam membuat Lily bungkam seribu bahasa. Gadis itu mengalihkan pandangannya karena tidak kuat.

Anta tersenyum miring. Dia menyentuh dagu Lily supaya gadis itu menatapnya. Lily hanya menurut saja, tangannya menyilang dibawah dada.

"Mulai sekarang, Lo milik gue," ungkapan Anta membuat Lily jadi kebingungan.

"Ma-maksud nya?" Anta berdecak kesal seraya menyingkirkan tangannya dari dagu Lily.

"Mulai sekarang Lo jadi pacar gue." Ungkapnya kembali.

Lily diam seribu bahasa. Aliran darahnya seperti berhenti mendadak. Jantungnya berpacu lebih cepat. Apakah ini yang dinamakan cinta? Seperti inikah rasanya ditembak oleh orang yang kita sukai?

Tapi, Lily tertawa remeh. Dia ingin menguji seberapa jujurnya Anta dalam mengatakan hal itu.

"Yakin mau jadi pacar gue?" Tanyanya menantang. Anta mengerutkan keningnya. Dia tersenyum miring. Anta tau maksud Lily bertanya seperti itu. Ia mengangguk seraya menampilkan senyum manisnya.

Ya Allah ganteng banget. Jadi ini senyum Anta yang sesungguhnya?

Dari kemaren mau pingsan aja rasanya :(

Lily mencoba bersikap tenang. Dia menghela nafasnya mencoba untuk tenang.

"Ta-tapi ke-kenapa tiba-tiba nembak gue? Bukannya Lo paling gak suka ya deket sama cewek?" Pertanyaan itu membuat Anta terkekeh. Ia mengusap wajahnya sedikit kesal.

"Lo mau tau alasannya?" Lily mengangguk. Tangan Anta bergerak mengusap pipi tirus Lily. Wajahnya mendekat dan deru nafas mereka saling bertemu.

"Gue cemburu, sayang. Gue gak suka Lo sedeket itu sama Alan. Jadi mulai sekarang, Lo adalah milik gue,"

"Perasaan itu cukup ke gue aja, jangan coba-coba suka sama yang lain,"

"Atau nggak, Lo tau sendiri akibatnya,"

Tanpa ragu Anta mencium kening Lily. Tanpa aba-aba air mata Lily luruh membanjiri pipi. Anta mengusap nya lalu tersenyum.

Anta menikmati sebuah pahatan indah yang diberikan oleh Tuhan. Sangat cantik dan benar-benar cantik. Anta memajukan wajahnya dan berhenti tepat di samping telinga kanan Lily. Lily melirik. Ia gemetar. Semuanya jadi satu.

"Lo milik gue. Gue milik Lo." Bisiknya. Suara berat dan cukup serak itu menyusup masuk ke dalam Indra pendengaran Lily. Lily meremas rok nya.

"Tolong jangan tinggalin gue apapun keadaannya. Gue sayang sama, Lo," ungkap Anta dengan tulus.

Lily tidak bisa berkata-kata. Yang ia bisa hanya menangis dan menangis. Tangis kebahagiaan yang ia nantikan akhirnya terkabul. Dengan erat dan penuh yakin mereka berdua saling berpelukan menyalurkan kebahagiaan.

Anta mengusap-usap punggung Lily memberi ketenangan.

"Jangan nangis, sayang. Lo bahagia kan? ekspetasi Lo selama ini jadi kenyataan," Lily mengangguk dalam pelukannya. Ia bisa merasakan detak jantung Anta yang begitu tenang. Bahkan, seperti tidak ada keraguan sama sekali didalam dirinya.

"Kamu... Hiks... Kamu aneh, Ta,"

"Aneh kenapa?"

"Kamu... Hiks... Berubah jadi... orang yang hangat dan manis,"

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang