Bab #27

207 12 0
                                    

Happy Reading 💞

Anta masih memandangi Bunda nya yang tak kunjung membuka mata. Dokter bilang dia masih hidup tapi kondisinya kian memburuk. Anta sudah membelikan Shela bubur di kantin rumah sakit, dia ingin sekali menyuapi Bundanya untuk yang pertama kalinya.

Perlahan-lahan sinar mentari merubah warna gorden menjadi putih terang sedikit bercampur warna keemasan. Sedangkan Anta sudah bangun sejak pukul 4 pagi. Seragam sekolah pun masih melekat erat di tubuhnya. Jujur saja semalam tidur Anta benar-benar tidak nyenyak, meski ia sering sekali mengalami hal ini, tapi kali ini sangat berbeda rasanya.

Perlahan-lahan tangan Anta bergerak mengelus lembut puncak kepala Shela sambil berdoa untuk kesembuhan Bundanya. Ketika sedang memandangi wajah Shela yang pucat, tiba-tiba sana ponselnya berdering dan Anta pun langsung memeriksanya.

Begitu dibuka Anta mendecak sebal, ternyata hanya Alarm. Tapi mata Anta beralih pada sebuah notif WhatsApp sebanyak tujuh pesan. Anta pun memeriksanya dengan gerakan ragu.

Alisnya tertaut begitu melihat siapa pelakunya.

"Lily?" Beo Anta tampak bingung. "Tumben banget dia ngirim voice note ke gue." Sambungnya dengan tawa kecil. Anta pun berdiri kemudian melangkah menjauhi ranjang Shela. Khawatir suaranya nanti membuat tidur Shela jadi terganggu.

Anta menyenderkan bahunya di samping jendela kamar lalu matanya sejenak menatap jalanan pagi hari yang tampak segar. Di bawah sana banyak sekali pepohonan di pinggir jalan, sehingga orang yang melihatnya pun nyaman. Kemudian pandanganya beralih pada benda pipih di genggamannya. Anta membesarkan volume ponselnya kemudian ia menekan tombol play.

L :
"Selamat malam pacar ku paling nyebelin, ngeselin tapi bikin baper Lily. Kamu tidur yang nyenyak ya, jangan sampai stress, nanti kamu sakit lagi. Oh iya, kamu harus kuat! Kamu gak boleh nyerah! Aku yakin kamu bisa melalui ini semua dan kita akan melaluinya secara bersama-sama. Okey?"

"Mmm... maaf ya, tadi aku ninggalin kamu sendirian di UKS. Habisnya Aku udah panik banget sama kondisi Bunda kamu. Akhirnya aku mutusin pergi ke rumah sakit tanpa sepengetahuan kamu. Kamu tau gak? Dijalan aku selalu berdo'a untuk kesembuhan Tante. Dan Aku juga bilang-"

L :
Kalo aku cinta sama kamu ^^

L :
"Semoga kita bisa melalui ini semua. Aku akan selalu ada disisi kamu, baik sedih maupun senang. Ingat ya Anta, masa remaja itu masa-masa yang seruuu banget! Kamu harus bisa ngerasain nya! Kalo gak bisa, nanti kita bantu. Kita harus bahagia! Gak boleh sedih terus!"

"Oh iya, satu lagi, hehe... Mmmm... Aku sayang sama kamu, Ta. Aku rela kasih seluruh hati aku dan perasaan aku buat kamu. Tapi... aku minta satu hal sama kamu. Kamu jangan tinggalin aku ya? Aku gak perlu harta kamu kok, asal kamu gak pernah ninggalin aku, itu udah sangat cukup buat aku."

"Kamu bisa mencintai aku seperti aku mencintai kamu, bagi aku itu adalah harta sesungguhnya."

"Bye bye Anta kesayangannya Lily. Aku ngantuk banget, udah dulu ya kangennya, aku mau tidur. Good Night, Anta!" Malam tadi Lily pun membaringkan tubuhnya, meski pesannya sudah terkirim tetapi dia tidak sadar ketika merubah posisi justru malah menekan tombol rekaman.

"Bayangin kalo gue ketemu sama eunwoo. Terus gue nikah, punya anak. Hmmm bayangin dulu aja Ly sampe ayam jantan berubah jadi bebek. Dah lah! mau ketemu bebeb eunwoo dulu, suer dah gue ngantuk parah." Dan tanpa sadar dia menaruh tangannya di samping kepala dengan ponsel yang masih menyala dan rekaman pun masih berjalan. Saking sudah pulas nya, Lily mendengkur cukup keras.

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang