Bab #49

247 15 5
                                    

Harap berhati-hati dengan part satu ini •_•

Kalo nggak sanggup, bacanya habis buka aja Fren

Jangan lupa untuk vote dan komennya ya ♥️

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.

Akhirnya pagi pun tiba. Perlahan Lily membuka matanya diselingi dengan erangan kecil. Pada saat tubuhnya ia miringkan ke samping kiri, entah mengapa pipinya terasa begitu dingin. Gadis bermata sipit itu menguap sebentar, kemudian ia bangun perlahan-lahan. Ah, rupanya semalam dirinya tertidur di lantai. Lihatlah kamarnya, berantakan sekali. Seperti kamar yang sudah tidak berpenghuni.

Lily mendengus pasrah. "Harus banget gitu gue yang beresin?" Gumamnya dengan nada bermalas-malasan. Lily kemudian memutuskan untuk membersihkan kamarnya, daripada nanti bikin curiga satu rumah?

Setelah semuanya selesai ia rapihkan, Lily meletakkan kembali gitarnya ke tempat semula. Kemudian ia mengintip ke lantai satu, semoga saja wanita ular itu sudah pergi.

"Pagi, Tante." Sapa Saila sambil tersenyum. Lily langsung mendecak diiringi dengan helaan nafas jera.

"Ah sial! Masih di sini ternyata." Dumalnya pelan. Yap, itu benar. Saila dan ibunya masih di sini, dan itu berarti mereka menginap. Cih! Siapa peduli kalau mereka ada di sini?

Gadis berambut lurus itu memutar bola matanya malas. Kemudian ia bergegas untuk mandi. Jujur saja, Lily benar-benar tidak nafsu melihat wajah Saila. Muak rasanya!

Sementara di bawah, Saila tengah membantu Viola untuk menyiapkan sarapan pagi. Sementara Erna sedang membersihkan dirinya di kamar mandi. Sedangkan Yuda? Tentu ia sedang memakai baju kesayangannya. Katanya sih baju spesial dari orang yang paling spesial.

"Sal, tolong kamu bangunin Lily y Biasanya dia kalo hari libur bangunnya lama banget." Pinta Viola seraya menata piring saji. Saila mengangguk sambil mengacungkan kedua jempol nya.

"Siap Tante!" Serunya bersemangat.

Saila pun berjalan ke lantai dua. Dia melihat ke arah kiri, menatap pintu kamar berwarna coklat muda dengan tulisan yang menempel di sana. Saila perlahan mendekati pintu itu, saat hendak mengetuk pintunya, tiba-tiba ia mengingat akan perbuatan yang telah dilakukannya. Gerakannya terhenti, menyisakan 5 cm sebelum kepalan tangannya menempel pada sisi pintu.

Saila menghela nafasnya. Tapi, mau bagaimanapun juga dia harus melakukannya bukan? Ini perintah dari calon mertuanya.

Tok... Tok... Tok...

Saila hanya mengetuk saja, karena kalau dipanggil pastinya Lily enggan sekali untuk menjawab, apalagi membukanya. Tapi, sudah kesekian kalinya ia mengetuk pintu, tak ada jawaban apapun dari dalam sana. Baiklah, sepertinya Saila harus memanggil nama itu.

"Ly, kamu udah bangun?" Panggil Saila seraya mengetuk pintu.

Dan ternyata dugaannya benar. Orang yang ada di sebalik pintu itu adalah Saila. Sebetulnya Lily sudah selesai merapihkan dirinya beberapa menit yang lalu, tapi dia masih malas untuk pergi keluar kamar. Apalagi saat Saila memanggil namanya, rasanya dia ingin mengusir gadis itu saat ini juga. Terserah mau di cap sebagai perempuan yang tidak sopan, kejam, atau apalah. Mau bagaimanapun juga, Lily tidak setuju bila nanti Yuda bersanding dengan perempuan itu. Menyebalkan!

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang