Kisah yang sebenarnya akan muncul di bagian sebelas dan seterusnya.
Selamat membaca dan jangan lupa votenya.
***
"Lo udah gak dianggap, gak bisa manfaatin cewek lo pula" Ucap Leo meledeki Danis.
Danis menatap Leo sengit. Bukannya teman-teman Danis tidak tahu kalau Raisa menyukai Arsa tapi pacarannya sama Danis. Danis pun sampai saat ini tidak pernah meminta apapun yang berat, paling sekedar minta contekan dari Raisa.
Raisa selalu memberikan yang diminta Danis itu, baru kali ini rasanya ditolak secara tidak langsung. Bagi Danis, ia hanya meminta sekitar lima kali, tetapi baru kali ini ditolak secara tidak langsung.
"Gak biasanya Raisa nolak buat kasi contekan ke lo" Timpal Galen.
"Positif thinking, memang Raisa gak mau punya pacar gak pintar kali." Leo membalas ucapan Galen, sedangkan Danis hanya diam dengan tatapan membunuh.
"Mending lo semua diam, siap-siap sebentar lagi di hukum"
"Jadi kita pilih pasrah di hukum daripada ngebut ngerjain PR?" Tanya Galen.
"Asal sama-sama di hukum sama kalian gue gak masalah" Galen yang mendengar perkataan Leo barusan langsung bergidik ngeri.
***
Raisa masih terbaring di ranjang UKS, ia enggan sekali kembali ke kelas. Pikirannya masih berkecamuk dan rasanya, hatinya pun masih terasa gelisah.
Terlintas di pikirannya sosok Danis, cowok yang selalu pengertian terhadapnya.
Sudah sangat lama Raisa di UKS, ia sudah melewatkan jam pelajaran.
Akhirnya ia memaksakan diri untuk pergi ke kelas. Di tengah perjalanan menuju kelas, ia bertemu dengan Cery.
"Baru juga gue mau nyamperin lo" Kata Cery.
"Kenapa Cer?" Tanya Raisa.
"Kita disuruh isi formulir olimpiade di ruang guru. Lo gimana masih sakit gak?" Ucap Cery khawatir.
"Ngga kok"
Cery mengangguk paham, mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang guru.
Sesampainya mereka di ruang guru, ada perasaan takjub dan sedikit grogi, padahal olimpiade saja belum.
Ternyata SMA Prasma mengirimkan banyak sekali partisipan untuk olimpiade dari tahun sebelumnya.
Setelah mengisi formulir secara bergiliran, Raisa dan Cery keluar dari ruang guru, mereka berjalan melewati sisi lapangan.
Ternyata di sisi lapangan basket banyak sekali siswa perempuan yang duduk bersama teman-temannya bercengkerama disana.
Raisa dan Cery melihat ke arah pandang para siswa itu. Yang mereka lihat ada tiga orang yang mengelilingi lapangan basket.
Diangkatan Raisa, sosok laki-laki yang banyak menjadu pusat perhatian memang Danis dan teman-temannya.
Dari senior sampai adik kelas mereka pun mengenal baik sosok Danis.
"Udah lama banget gak lihat Danis diperhatiin cewek-cewek. Memang hobi banget cari perhatian dia. Jadi keingat dulu sebelum dekat sama lo." Ucap Cery namun matanya tidak beralih memperhatikan tiga orang yang mengelilingi lapangan.
Dulu sebelum dekat dengan Raisa, Danis sering kali dekat dengan banyak perempuan. Raisa bahkan tahu itu, makanya ia benar-benar menolak Danis. Raisa tidak suka sekali laki-laki yang dekat dengan banyak perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Kita
Teen Fiction⚠️ please don't copy my story Original karya sendiri. --- Semua tampak biasa saja, hanya ada misteri abu-abu yang perlahan dilupakan, romansa yang menimbulkan penyesalan karena kebodohan. Masalah dimulai saat Raisa menghilang, ada dendam yang ingin...