Rahasia Audrey , bagian empat puluh tiga

8 8 0
                                    

Happy reading

***

Joseph masuk ke kamar Audrey  dengan napas yang memburu. “Jangan pernah mencari masalah sampai ke lingkup kerja saya!” Joseph hendak melayangkan tamparannya ke pipi kanan Audrey.

“Kenapa? Tampar aja, udah biasa, udah sering.” Tantangnya berani. Joseph benar-benar menampar pipi Audrey.

“Audrey.” Ucap Riri refleks melihat apa yang dilakukan Joseph.

“Biar saya yang bicara pada Audrey.” Ucap Riri menenangkan.

“Jangan membela dia Ri, anak ini tidak bisa di untung.”

Riri mendekati Audrey yang sedang memegang pipinya yang ditampar oleh sang Ayah.

“Sudah! Tidak seharusnya juga kamu meperlakukan Audrey seperti ini, dia anak kamu.”

Joseph menghela napas kasar dengan wajah merah padam menahan amarah. “Urus dia sesuka mu.” Ucapnya lalu pergi.

“Kamu gak papa nak?” Tanya Riri pada Audrey.

“Jangan sok perhatian anda pada saya, entah sebagai guru atau Ibu.”

“Apap pun yang mamah lakukan untuk kamu, akan selalu sebagai Ibu.”

“ Saya tidak pernah menganggap kamu Ibu saya karena Ibu saya cuma satu dan tak pernah bisa kembali ke dunia.” Ucap Audrey penuh penekanan dengan mata yang berkaca-kaca dan tangan yang masih setia memegangi pipinya.

Setetes air mata Riri lolos begitu saja mendengar perkataan Audrey. “Iya Ibu mu Cuma satu, maka jangan kecewa kan dia dengan segala tingkah mu yang tidak menghargai. Bukan hanya laki-laki yang harus menghargai wanita tetapi wanita juga harus menghargai sesama wanita.” Riri hendak menyingkirkan tangan Audrey dari pipinya namun, segera ditepis oleh Audrey.

Padahal tujuan Riri sangat baik, ia hanya ingin melihat pipi Audrey apakah separah itu dan dengan senang hati ia ingin mengajukan diri untuk mengobati pipi anak sambungnya. Melihat tindakan Audrey ia mengurungkan semua niatnya.

“Pergi.” Hanya itu yang bisa Audrey katakan.

Riri akhirnya pergi sampai pada akhirnya Gisel keluar dari persembunyian, ia membuka pintu WC yang tertutup rapat. Ia di kamar Audrey sekarang, mendegar semua yang terjadi.

“Jadi ini maksud lo ngundang gue ke rumah untuk pertama kalinya?” Tanya Gisel.

Audrey tidak kuat menahan tangis, ucapan Gisel langsung membuatnya terisak. Air mata dan suara yang tertahan sejak tadi pun sudah tidak terbendung lagi.

Gisel memeluk Audrey, menenangkannya. “Lo dengar semuanya?” Tanya Audrey masih terisak.

“Lo bisa ceritain semua yang lo bisa.”

“Bu Riri ibu tiri gue Sel, Gue gak bisa terima, di satu sisi gue sayang sama dia. Tapi gue malu, gue gak bisa terima dia dulu, dia Cuma Ibu tiri gue tapi dia lebih baik dari pada Ayah kandung gue sendiri. Gue malu.” Ucapnya tersedu-sedu.

“Kadang kita harus menuruni ego untuk bahagia. Lo pasti bisa kok.” Gisel memeluk Audrey dan mengusap pelan punggungnya.

Audrey yang berada di pelukan Gisel sedikit lebih tenang di buatnya. “Tolong ini jadi rahasia kita ya Sel.” Gisel mengangguk. “ Gue janji, karena sekarang . . . .You are my best friend.”

Mereka duduk di pinggir ranjang dengan kondisi Audrey yang sudah tenang dan siap bercerita.“Gue memang yang nyuruh satpam buat gak bukain gerbang buat Raisa sama Cery kalau mereka gak ngejalanin hukuman yang gue minta, tapi gue di suruh sama kak Bianca sama kak Jessica Sel.” Audrey menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

“Gue gak mau tapi gue udah terlanjur masuk dalam lingkup mereka, gue gak bisa pergi, gue stay aja gue bisa kenapa-napa apalagi gue ngejauh. Gue gak bisa.”

Dengan sangat kebetulan Bianca, Jessica dan juga Audrey menyaksikan Raisa dan Cery yang menunggu satpam membuka kan pintu gerbang. Saat itu Audrey membawakan tas Bianca dan juga Jessica. Terbesit niat untuk mengerjai Raisa dan juga Cery dengan memanfaatkan Audrey, orang yang mereka manfaatkan  dan yang orang yang orang lain pikir Audrey adalah teman mereka. Di sinilah Audrey terpaksa melakukan semua yang Bianca dan Jessica perintah.

Gisel tak habis pikir dengan Bianca dan Jessica, mereka adalah senior yang memang aNGt suka mencari masalah.“Jadi lo ngelakuinnya terpaksa?”

Audrey mengangguk. “Gue pikir gak bakalan berakhir kaya gini.”

“Tapi kenapa Zila juga ada di sana? Dia pingsan Audrey, lo tahu juga udah pasti kita gak bakalan kuat kalau jadi mereka.”

“Gue gak tahu soal Zila.”

“Sorry, gue Cuma kasihan sama Zila.” Ucap Gisel merasa bersalah. “Lalu kenapa Bianca sama Jessica nyuruh lo ngelakuin itu? Gak masuk akal kalau buat masalah sampai ke orang yang gak pernah kenal dan cari masalah sama mereka.”

“Bianca suka sama Arsa jangan lupain itu dan Raisa satu-satunya cewek di sekolah ini yang dekat sama Arsa. Jessica mantan Axel , lo tahu—intinya semuanya berawal dari kejadian di kantin.” Ucap Audrey juga dengan tak percaya yang terjadi.

“Zila termasuk target mereka?” Tanya Gisel.

“Setelah putus dari kak Axel, kak Jessica ngedekatin kak Aldi. Mungkin Zila bakalan dapat perlakuan lebih parah dari pada Cery.”

Apa ini alasan Arsa selalu bersikap gak baik sama Raisa?

Apa ini juga alasan mereka diam dan gak pernah nunjukin persahabatan mereka?

***

Instagram : naswanindya

Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang