Happy reading
***
***
Cery dan Zila berjalan di belakang Raisa, mereka bertiga menghampiri kedua orang tua Raisa. Tak bisa di sembunyikan lagi bahwa mereka takut di marahi sekarang ini.
“Pagi Pah, mah.”
“Pagi om, tante.” Timpal Cery dan Zila bersamaan.
“Pagi. Duduk, kita sarapan dulu.” Ucap Raina seolah-olah tak ada masalah yang terjadi. Jangankan Cery dan Zila, Raisa saja takut sambil ada apa dengan sang ibu.
“Pagi juga anak papah dan teman-temannya.” Ucap sang ayah sangat ramah sambil tersenyum hangat.
Raisa, Cery, dan juga Zila duduk dan ikut menyantap sarapan yang sudah tersedia di meja makan.
“Kenapa wajah kalian ekspresinya pada kompak?” Tanya Rino.
Sudah bisa disimpulkan oleh Raisa bahwa Ayahnya belum tahu kejadian semalam. Syukurlah . . ., jika Ayahnya tahu semua kondisi ini akan lebih sulit, apalagi Ibunya juga salah paham dengan apa yang terjadi.
“Biasa Pah, semalam girls time nya ngapain aja?” Tanya Raina namun, terdengar seperti sindiran dan ancama jika rahasia ini bisa saja dibongkar.
“Nonton film horror tante hehehe.” Sahut Zila cepat sambil terkekeh.
“Pantasan mukanya pada tegang begitu.” Jawab Rino, Ayah Raisa sambil menggelengkan kepalanya.
“Gue suka film horror, ceritain dong. Mungkin recommended banget buat ditonton.” Reno yang baru saja bergabung langsung menimpali ucapan Zila.
“Damn!” Batin Zila. Entah mengapa hidupnya selalu dikelilingi oleh laki-laki yang menyebalkan.
“Biasa kak, ada romancenya. Tentang cowok yang goodlooking ganteng banget tapi gak ada adab, udah overprotektif tatapannya kaya pyschopat. Belum selesai sih filmnnya. Udah ketebak endingnya.”
“Tahu dari mana? Memang sih opini orang yang suka menduga-duga itu memang gitu. Padahal gak tahu akhir ceritanya.”
Cery memandang Reno lalu Zila, interaksi keduanya membuatnya merasa ada yang begitu menjanggal di hatinya.
“Oh iya ngomong-ngomong bijaksana. Teman cowok kamu—“
“Mah! Bukannya ada hal yang penting dan mamah mau omongin?” Raisa langsung memotong ucapan Ibunya.
“Oh iya, kamu tahu aja.” Raisa paham Ibunya seperti apa, pasti ada aja senjata agar Raisa tidak bisa menolak kemauan Ibunya.
“Nanti habis pulang sekolah mamah jemput ya.” Pernyataan dari Raina yang hanya ada satu jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Kita
Jugendliteratur⚠️ please don't copy my story Original karya sendiri. --- Semua tampak biasa saja, hanya ada misteri abu-abu yang perlahan dilupakan, romansa yang menimbulkan penyesalan karena kebodohan. Masalah dimulai saat Raisa menghilang, ada dendam yang ingin...