Arsara : bagian lima belas

47 34 0
                                    

Sebelum penasaran mencari kebenaran, siapkan hati, karena segala hal yang tersembunyi sering kali sangat mengejutkan dan kadang kala menggores hati.

na, 3 maret 2021

***

"Kayanya Arsa gak ada" Batin Raisa.

Padahal rencananya ia akan menumpang Arsa sekaligus ingin membicarakan sesuatu. Raisa bertekad untuk menjauhkan Arsa.

Lebih seperti mencoba sepertinya.

Menurut Raisa, walaupun mencoba itu lebih baik bilang dahulu pada yang bersangkutan, karena apa? 

Karena bisa gagal jika hanya sepihak yang punya agenda soal hati apalagi jika menyangkut masalah melupakan dan mengikhlaskan.

Tergantung sih orangnya seperti apa.

Kalau modelannya seperti Arsa, dimana kata-kata dan sikap sering kali berbanding terbalik, bisa-bisa membuat rencana move on Raisa gagal.

Arsa itu tampak selalu jujur jika berkata, atau memang dia saja yang pandai berbohong?

Kalau ngomong nusuk banget sampai ke hati, sedangkan sikapnya kerap sekali  membuat jantung tidak aman.

"Pulang naik apa?" Tanya Cery, setibanya ia di samping Raisa.

"Gue udah telepon kak Reno, gak tahu sempat atau ngga jemput gue. Soalnya mendadak banget sih gue minta jemputnya."

"Mendadak? Maksudnya gimana?" Tanyanya.

"Rencananya mau pulang sama Dan-nis tadi" Ucap Raisa ragu.

"Oh gitu..." Cery mengangguk paham, ia tidak ingin bertanya lebih lanjut, lagi pula juga bukan urusannya.

"Iya, btw, lo kenapa buru-buru balik tadi? Gue kira gak bakalan datang."

"Kakak gue udah membaik, waktu itu sempat down Sa. Eh gue duluan ya" Cery buru-buru pergi karena tukang ojek online yang ia pesan telah tiba.

Raisa hanya menggangguk karena Cery sudah keburu pergi.

Kak Ranti itu sangat baik dan berarti bagi sahabatnya itu.

Raisa yakin, jika Ranti tidak homeschooling karena sakit, mungkin ia akan bersekolah di sekolah ini juga. Bahkan menjadi siswi populer di sekolah.

"Bye" Cery melambaikan tangannya sebelum motor yang dibawa tukang ojek itu segera pergi dari hadapan Raisa.

"Hati-hati." Raisa membalas lambaian tangan Cery.

Jujur saja, Cery sangat lega saat tukang ojek itu datang tepat waktu sebelum percakapan mereka lebih dalam.

Antara tetap menjaga rahasia, tidak ingin membahasnya, atau tidak mau Raisa tahu.

***

Danis menjatuhkan badannya ke sofa, ia memejamkan matanya berusaha mencari kedamaian.

"Kenapa lo?" Tanya abangnya.

"Gue habis balik sekolah bodoh, ya capek!"

"Balik sekolah itu bawa ilmu, bukan capek"

Danis memutar bola mata jengah.

Abangnya itu memang sok bijak, padahal ia juga suka mengeluh jika habis pulang sekolah.

"Gimana kabar Raisa?" Tanyanya. "Gue rasa lo udah suka sama dia."

"Karena permintaan aneh lo gue harus ngedekatin dia." Sindir Danis.

"Sebelumnya memang terpaksa, tapi sekarang suka kan? Gue setuju kalau lo sama Raisa." Ucapnya penuh keyakinan.

"Lo kenapa sampai segitunya?"  Tanya Danis penasaran.

"Gue pengen lo jagain dia, setidaknya itu membuat gue tenang. Gue merasa gue belum bisa jagain dia dulu"

"Lo gak punya tanggung jawab buat jagain dia dan pastiin dia selalu bahagia, apalagi kalau sekarang lo masih pikirin dia, sadar, lo dulu cuma pacarnya, sekarang cuma mantannya."

"Masih untung pernah jadi pacarnya, daripada sampai sekarang sayang tapi bukan siapa-siapanya." Jeprin menghela napasnya. "Raisa bahkan ngga tahu kalau sebenarnya Arsa cinta sama sahabatnya."

Saudara laki-laki Danis itu adalah Jeprin, mantan Raisa. Yang pernah terkena kasus dan diberi pelajaran oleh Reno dan Arsa.

"Sekarang kalau lo mau lepasin Raisa, it's okay. Gue udah jauh lebih baik. Sorry udah merepotkan lo selama ini, gue cuma merasa lo lebih baik buat jagain Raisa."

"Gue gak bisa lepasin dia." Kata Danis dengan mata menerawang.

"Karena sekarang lo cinta dia?"

"Mungkin" Sahut Danis tidak yakin.

"Gue tebak pikiran lo, dan gue saranin jangan lakuin itu." Sergah Jeprin.

"Gue mau bersihin nama baik lo, setidaknya kalau ngga sama orang banyak, lo bisa perbaiki hubungan sama orang dekat lo dulu"

"Gue gak butuh itu. Lagian gue ngga butuh itu"

Danis tidak memperdulikan perkataan Jeprin, ia langsung pergi begitu saja dari hadapan kakaknya.

"Lo ngga butuh, tapi gue yang butuh. Kalau lo gak bisa selesaiin masalah, biar gue pakai cara gue sendiri. Lo gak bersalah tapi lo gak pernah bebas karena kesalahan yang sebenarnya disembunyikan."

Jeprin tidak sepenuhnya bersalah, tetapi ia juga tidak sepenuhnya benar.

Kesalahannya masih bisa dimaafkan dan diluruskan.

Itu adalah salah satu rencana Danis, mengungkapkan kebenaran. Walau kejadian itu sudah beberapa tahun yang lalu.

"Jangan sampai nyakitin Raisa, dia udah cukup dimanfaatin selama ini." Peringat Jeprin.

***

Semangat up biar bisa publish cerita baru :)

Instagram : naswanindya & sandaranletih


Dilarang menjiplak, plagiat, dan mengcopy cerita ini.

Copyright©2020 naswanindya

Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang