Arsara : bagian dua puluh lima

27 20 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading!

***

Raisa tengah makan malam bersama dengan keluarganya. Ayah, kakaknya dan terutama ibunya tampak sangat antusias untuk makan malam ini.

Ada perasaan bahagia dalam hatinya, namun ia hanya menyimpannya dalam hati sehingga senyum tipis terukir di wajahnya.

"Abang udah beli burger rasa rendang kesukaan kamu." Ucap Reno. "Ini, di makan." Reno mendekatkan piring yang berisi burger rendang itu pada adiknya.

"Terima kasih... abang yang paling pengertiannn." Katanya manja, jika sudah dalam situasi harmonis, ia akan sangat manja pada abangnya itu.

"Kalau kamu bisa makan semua makanan yang ada di meja ini. Papa kasi hadiah deh." Gurau Rino, ayahnya.

"Yaaaaa mana bisa pah."

Ayah dan abangnya terkekeh melihat raut wajah Raisa yang tersipu malu.

Porsi kakan Raisa memang banyak, maka dari itu ia sangat sering mendapat gurauan dari ayahnya.

Please walau porsi makannya banyak, tetap saja ia tidak mungkin bisa makan sebanyak ini.

Ibunya yang dari tadi sibuk mengambilkan makanan untuk Rino, sang suami. Tiba-tiba saja langsung ikut menanggapi topik pembicaraan mereka.

"Raisa nanti makin gendutan, di jaga makanannya. Harusnya kamu ngga beliin burger buat Raisa, Reno..., selama mama sama papa pergi, pasti Raisa juga sering makan junk food." Raina, sang ibu menatap putrinya penuh selidik. "Tahu kan junk food ngga sehat?"

"Iya ma." Dengan cepat Raisa mengangguk.

Di satu sisi ia bertanya, masa sih ia gendut?

Sebenarnya jika boleh jujur, ia sedikit tersinggung dengan ucapan orang yang paling dekat dengannya, yaitu ibunya sendiri yang berkata seperti itu.

Sedih? Tentu saja!

"Tapi masa sih aku gendut, Raisa rasa ngga kok. Jadi malam ini masih bisa makan burger kan sama cemilan yang lain?" Raisa memberanikan dirinya untuk mengatakan itu.

"Itu menurut kamu, beda sama yang orang lain lihat. Kalau kamu rasa begitu ya mencegah aja."

Raisa memaksakan senyumannya. "Hmmm...." Intinya ini jawaban Raisa jika mood nya rusak.

"Selama mama sama papah pergi bahkan Raisa jarang makan." Ucap Reno tidak terima.

Jujur saja, Reno sedikit tidak suka jika Ibunya terlalu bersikap keras pada adik perempuannya ini.

Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang