Bagian Enam Puluh Satu

13 1 0
                                    

Selamat membaca

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Raina dan Arsa saling duduk berhadapan di sebuah private room. "Gimana hubungan kamu dengan Raisa?"

"Rumit." jawabnya jujur.

"Sebenarnya saya tidak memihak siapa pun karena saya tau kamu dan Arga tidak jauh berbeda, mungkin karena kalian bersaudara."

"Tante tau dari mana?" tanyanya penasaran.

"Saya di sini datang bukan sebagai ibu Raisa, saya notaris yang dipercaya oleh papah kamu. Renita, ibu kamu adalah sahabat saya, jadi saya sangat mengenal kalian. Lima puluh persen aset yang papah kamu punya diberikan pada kamu dan sisanya untuk Renita dan Arga. Ada alasan mengapa kamu mendapat lebih banyak bagian yang pastinya sudah didiskusikan bersam-sama dan kamu bisa tanyakan pada ibu kamu, karena itu urusan internal keluarga kalian. Seluruh berkas pentingnya ditanda tangani setelah kelulusan kamu."

"Papah saya hanya dokter spesialis biasa." Arsa tak yakin dengan apa yang Raina katakan karena ayahnya pernah bilang padanya bahwa ibunya meninggalkan ayahnya karena kondisi keuangan ayahnya yang tidak sepadan dengan ibunya.

Raina terenyum lalu menegak secangkir kopi susunya. "Kamu juga salah paham selama ini tentang permasalahan orang tua kamu. Sebaiknya kamu harus minta maaf sama mamah kamu dan baikan sama Arga. Pertengkaran orang tua kamu dimulai karena papah kamu dekat sama wanita lain dan hampir menikah makanya mamah kamu memilih pisah." tegasnya.

Deg!

Semuanya seakan-akan berhenti saat semua yang ia perangi adalah kebohongan dan kesalahpahaman. Ia tidak pernah mendengar cerita dari keduabelah pihak.

Raina beranjak dari tempat duduknya, sebelum pergi ia memberikan Arsa secarik kertas. "Info ini tidak gratis karena seharusnya saya memberitahu kamu setelah kamu lulus agar tidak menjadi beban buat kamu. Tapi saya mau minta bantuan kamu, saya temukan ini di kamar Raisa." Raina memberikan secarik kertas pada Arsa.

"Kamu bisa bantu saya menyelediki ini? Saya temukan di kamar Raisa tapi saya tidak mengerti maksud dari alamat itu. Saya ingin tau motif orang-orang yang menganggu Raisa, tapi Raisa tidak akan mau cerita bahkan seperti menyembunyikan tentang ini karena itu susah untuk saya membawa kasus ini ke jalur hukum."

Arsa mengambil secarik kertas itu. "Apa dalam seminggu kamu bisa bantu saya?" tanya Raina.

"Dua hari. Saya cari tau bukan karena membayar info itu tapi untuk sahabat saya dan Raisa."

Raina tersenyum tipis dan kemudian mengangguk, ia menepuk punggung Arsa sebelum akhirnya pergi. Setelah kepergian Raina, Arsa mengusap wajahnya frustrasi.

***

Raisa masuk ke cafe untuk bertemu dengan Danis, ia sudah mengganti pakaian yang santai dan membersihkan dirinya sebelum pergi ke cafe. Cafe yang ia datangi adalah cafe yang sama dengan yang ibunya dan Arsa datangi namun untungnya mereka tidak saling bertemu.

Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang