Arsara : bagian satu

343 70 15
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Akhir pekan ini Raisa punya rencana untuk pergi namun sedikit kendala karena orang tuanya berperguan keluar kota sehingga ia hanya tinggal bersama Reno, kakak kandungnya.

Sulit mendapatkan izin daro Reno yang sangat protektif terhadap dirinya, belum lagi Arsa sahabat Reno. Persahabatan mereka cukup unik karena Reno menempuh pendidikan di universitas sedangkan Arsa masih duduk di bangku SMA, bisa dibilang Arsa meruapakan senior Raisa di SMA Prasma. Reno dan Arsa kini sedang bermain PS dirumahnya.

Jujur saja, Raisa juga malu bertemu Arsa. Kejadian yang lalu terus membuat Raisa ingin menutup wajahnya dan mengutuk hatinya.

"Kosong..., semoga Arsa sama Reno gak mergokin gue. Gila ya Arsa sama Reno kompak banget gue heran." Gumam Raisa sambil mengintip dari pintu kamarnya.

Raisa membuka pintu kamarnya lebar dan mencoba pergi dengan langkah yang sangat hati-hati.

Namun, tangan kekar itu tiba-tiba saja menarik pergelangan tangannya sehingga langkahnya terhenti. Jantung Raisa berdetak kencang dibuatnya.

"Kemana?" Tanya Arsa.

"Gak harus dijawabkan?" Bukannya menjawab Raisa justru balik bertanya.

"Aku gak pernah bercanda Sa" Pandangan Arsa sangat tajam, bukan berarti Raisa pun tunduk.

"Kamu bukan ayah aku, kamu juga bukan pacar aku, bukan kakak ku. Jadi kamu gak berhak tahu."

"Tapi-" Belum sempat Arsa menyelesaikan ucapannya, Raisa lebih dahulu pergi meninggalkannya terlebih dahulu.

"Raisa!" Panggil Arsa tegas, namun tidak digubris sama sekali.

"Biarin Ar, lo udah aktifin Gps kan?" Ucap Reno santai yang setibanya dari kamar mandi dengan rambut yang basah.

"Hmm..., gue ke tempat latihan." Arsa pergi setelah Reno mengangguk mengiakan.

Arsa melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti saat Reno berbicara.

Arsa sangat menghormati Reno, bahkan menganggap Reno sebagai kakaknya sendiri.

Umur Reno dan Arsa berbeda tiga tahun, sedangkan Arsa dan Raisa berbeda satu tahun.

Sejujurnya Arsa terlalu dalam memasuki kehidupan Raisa, tapi tidak pernah sekalipun membiarkan Raisa menjadi bagian darinya..

Arsa selalu membantu Raisa, membantu menyelesaikan setiap masalah dan menghubung apa yang tidak pernah terhubung dalam hati Raisa, tapi Raisa tidak pernah tahu mengapa Arsa melakukan itu semua.

Karena ketidakjelasan itu akhirnya Raisa mencoba menjauh dari Arsa.

***

"Udah hampir setahun kita pacaran, tapi baru kali ini bisa jalan bareng" Ucap Danis, pacar Raisa.

Terlalu rumit untuk dimengerti.

Baru akhir-akhir ini hubungan Danis dan Raisa terekspos. Hingga akhirnya rumor tentang Arsa dan Raisa akhirnya mereda.

Entah mengapa, Arsa tidak pernah mau membahas dan memperjelas hubungannya dengan Raisa. Arsa hanya memberikan banyak harapan untuk Raisa.

"Semoga aja, hari-hari berikutnya kita bisa kaya gini terus" Kata Raisa sembari tersenyum kaku.

"Maaf untuk hubungan kita yang beritanya udah menyebar." Lanjut Danis.

"Bukan salah kamu, walaupun kita gak tahu siapa yang nyebarin. Tapi pasti itu orang terdekat kita, jujur aku penasaran orangnya. Tapi menurut aku pasti itu Arsa."

Danis terdiam seketika, dan ia menatap Raisa sebentar.

"Kalau kamu terganggu aku bisa samperin Arsa" Jawab Danis mantap.

"Buat apa?" Tanya Raisa.

"Menurut kamu? Masih belum paham sampai disini juga?"

Raisa menatap Danis sekejap, inilah perbedaan Danis dan Arsa. Menurut Raisa, Danis hampir tidak pernah tenang disetiap situasi, berbeda dengan Arsa.

"Aku beda sama Arsa kalau kamu tahu" Ucap Danis spontan.

"Menurut aku, kamu gak perlu ketemu Arsa, dia kakak kelas kita. Aku gak mau kita terlalu jadi sorotan, cukup Arsa aja yang selalu jadi sorotan. Kamu juga paham kalau Arsa atlet bela diri, punya circle yang berbeda banget dari kita. Dan yang pasti dia sahabat kak Reno."

"Dari yang kamu bilang, Arsa perfect kan?" Tanya Danis serius.

"Kamu kenapa sih jauh banget mikirnya, biasa aja kok Arsa. Habis ini aku mau ke tempat les, gak apa-apa kan?"

"Baru sebentar kita ketemu, dan ini akhir pekan. Kamu masih ikut les?" Danis tersenyum miring "Oke untuk kali ini aja"

Raisa tersenyum pasrah, hal yang juga ia pikirkan adalah hubungannya dengan Danis selalu tak baik, tapi tak pernah berakhir. Sahabat mereka pun tahu itu, sejenak terpikir oleh Raisa, memang akhir pekan lebih menyenangkan bersama sahabat.

Akhirnya Danis memutuskan untuk mengantar Raisa ke tempat les. Pacarnya itu selalu menghabiskan waktunya untuk mengejar obsesinya.

"Besok, sekolah aku jemput ya" Kata Danis setelah mereka sampau di tempat les.

"Hem, aku izin kak Reno dulu. Nanti aku kabarin kalau dibolehin"

"Kenapa izin sama kak Reno, mami sama papi kamu kemana?" Tanya Danis penasaran.

"Luar kota. Aku masuk ya, entar telat" Ucap Raisa, ia langsung meninggalkan Danis.

***

Vote

komen

Instagram : naswanindya

link on bio

link on bio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang