Arsara : bagian tiga puluh empat

13 6 0
                                    

Happy reading 

***

sumber : google

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sumber : google

***

Raisa menunggu kedua temannya di depan halaman rumahnya, sampai dari kedua temannya mulai berdatangan membawa makanan dan beberapa baju ganti mereka di dalam tas.

"Yey akhirnya!" Ucap Cerry, setelah kedatangan Cery yang menaiki ojek onlinenya, tak lama itu pun Zila datang dengan menggunakan taksi.

Raisa menghampiri Cery dan Zila. "Lo harus cerita semuanya!" Ucapnya pada Zila.

"Iya-iya."

"Ya udah yuk masuk. Gue udah nyiapin banyak film, cemilan, kita juga harus maskeran."

Ketiganya memasuki rumah kediaman Raisa, dengan canda tawa dan senyum merekah terukir di wajah cantik mereka.

"Have fun ya." Ucap Rino, sang Ayah.

"Iya terima kasih om." Cery dan Zila bergantian menyalami tangan Rio secara bergantian

"Pah, Reno keluar sebentar ya mau main bareng teman." Katanya yang tiba-tiba saja datang menghampiri.

"Hati-hati." Jawab Rino.

Reno menyalami sang Ayah dan tersenyum tipis pada kedua teman Raisa, sebelum pergi tak lupa kebiasannya mengacak-acak rambut sang adik.

"Reno ih!" Ucap Raisa kesal.

"Kalau gitu om ke dalam dulu ya. Raisa ingat--panggil Reno kakak atau abang, masa cuma nama." Peringatnya.

"Iya Pa--."

Setelah Rino menjauh, Raisa mengajak teman-temannya menuju kamar miliknya.

***

"Welcome to my bedroom." Raisa menutup pintu kamar setelah Zila dan Cery ikut masuk ke dalam kamarnya.

"Waww--That's cool!" Puji Zila.

Cery dan Zila menaruh baranng-barang bawaannya di sembarang tempat.

"Aduh setel film horror aja." Lanjutnya saat matanya fokus pada film yang di putar melalui proyektor itu.

"Gila girls time nih, ya kali kita gosip ditemanin film horror."

"Lo aja Cer yang gosip."

"Jadi kalian mau film genre apa?" Raisa menghampiri laptop yang ia simpan diatas meja dan mencari beberapa film di sana.

"Romance aja." Sarannya.

"Boleh-boleh aja sih."

"Perempuan mana sih yang gak mau diajak nonton genre romance?"

"Ada pasti ada Cer. Oke ketemu filmnya."

"Rating umurnya?"

"Zila--" Cery membuka mulutnya tidak meyangka.

"Apa?"

""Ternyata lo gak sepolos yang gue pikirkan."

"Gue emang gak polos tapi gue gak paham dasar lo berkata seperti itu apa."

"Lo nanya kaya gitu karena lo nontonnya--" Dengan cepat Cery menggelengkan kepalanya. "Jangan ngeracunin Raisa Zila, astaga lo."

Zila tersenyum kecut. "Gue nanya karena modelan kaya kalian yang gak bisa dipercaya, Cery lo yang ngeracuni otak Raisa termasuk gue. Kurang-kurangin nethinknya!" Ucapnya sewot.

"Orang lain pada nanya judul, lo nanya rating umur! Mana nanya ke Raisa, kalau nanya gue sih masih wajar."

"Nanya judul film pun gue gak tahu asal usul dan sinopsis filmnya, percuma nanya judul. Dasar lo, kurang-kurangin."

"Guys, emang perempuan, remaja kaya kita kalau ketemu dan punya waktu yang lama buat ngobrol bahasannya unfaedah banget ya?"

"Mana gue tahu, eh tahu gak sih--Zefan sama Gisel pacaran, padahal Audrey suka banget sama Zefan. Gila feeling gue sih ini bakalan berantem nih."

"Cery!" Tegur Zila dan Raisa serentak.

Cery memasang wajah tidak bersalah dan kebingungan sendiri. 

"LO TAHU DARI MANA?" Tanya Raisa dan Zila serentak lagi.

"Dasar lo pada! Sumber terpercaya lah! Ya kali gue ngobolin hal yang tidak menuju fakta."

"Bodo amat deh bukan urusan gue." Kata Zila.

"Padahal dalam hati kepo setengah mati." Sahur Raisa.

"Sorry nih kita tidur nya di lantai aja ya, seru soalnya selain itu bisa lebih luas. "

"Of course."

"Sebenarnya dari dulu gue pengen banget punya rooftop luas dan camping di sana. Tapi gak papa, usahain yang ada aja dulu."

"Sama!"

"Apalagi kalau ramai-ramai."

"Gue suka ramai, kalau ramainya orang yang gue kenal sih gak papa."

"Iya-iya lah Zila, ngapain camping sama orang yang lo gak kenal."

"Defini orang yang gue kenal sama lo tuh beda Cer. Orang yang gue kenal berarti kita udah lumayan dekat atau bahkan sangat dekat, dan udah nyambung kalau ngobrol atau ketemu."

"Iya-iya deh."

Raisa terkekeh mendengar perdebatan temannya.

Cukup susah mempersatukan karakter yang berbeda, tapi bukan berarti tidak bisa. Karena kita bahkan bisa punya ikatan yang kuat, lebih dari apa pun selama tak ada keegoisan dan kita sama-sama saling memahami dan mendengarkan.

"Abang lo cakep Sa." Kata Zila.

"Jangan naksir abang gue."

"Ya kali--, gue kasi pujian itu cuma menyampaikan fakta bukan suka atau cinta."

"Iya deh yang tadi siang dianter pulang kak Aldi."

"BTW, bentar dulu skip topik pentingnya. Nyokap lo kemana Sa? Gak enak gue kalau gak ketemu yah pengen sebagai tanda izin nginap aja gitu" Timpal Cery.

"Gak ada di rumah, paling main ke rumah temennya. Parah ya kita ubah topik tuh sekejap aja. Pokoknya tanpa henti ngobrol dari yang penting sampai gak penting loh. Kalian ganti piyama deh, cuci muka, kita maskeran."

"OKEE"

"Oh ya malam ini Arsa sama Aldi dan team tanding basket." Kata Cery membuat keduanya kaget.

"WHAT!"

"BODO AMAT MAU SKINCARE DULU, MALES--YANG DARI TADI SEREMPAK MULU MENTANG-MENTANG DOINYA SATU GENG."


***

Instagram : naswanindya & sandaranletih

Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang