Bagian lima puluh

20 12 2
                                    

Happy reading

***

Raisa fokus memerhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru lesnya, tangannya lincah menuliskan setiap kata yang dijelaskan sangat guru, perlahan kertas yang semula nya putih bergaris perlahan terisi setiap kata.

Dirinya sudah terbiasa  mengisi jadwal diluar sekolah dengan les walau terkadang ia merasa lelah dan bosan.

“Tinggal dua menit lagi waktu yang tersisa, sepuluh soal yang saya berikan tadi di awal ppembelajaran kalian sudah selesai? Kumpulkan sekarang bagi yang sudah selesai.”

“Belum pak!” Ucap wanita itu sambil cepat-cepat mengerjakan sisa soal yang belum terjawab.

“Cepat ya, disiplin itu penting. Soal itu untuk menguji pemahaman kalian di materi yang saya jelaskan kemarin. Boleh dicek lagi jawabannya.”

“Pak saya percaya diri jawaban yang saya kerjakan benar, boleh pulang sekarang gak?” Kekehnya.

Raisa tersenyum tipis, berada di sini menyenangkan sekaligus membuatnya lelah menjalani runitas yang bukan keinginannya.

“Boleh ajaa, tapi ada pertanyaan gak sebelum pulang?”

“Gak ada pak!” Sahut semua murid yang mengikuti  les dengan serempak.
“Ya udah boleh pulang.”
Raisa langsung memasukkan semua bukunya ke dalam tasnya.

Seluruh murid les itu menyimpan kertas di atas meja lalu keluar dari ruangan dengan teratur satu persatu begitu juga Raisa.

“RAISA!” Tegur teman-teman lesnya yang sudah berada di  luar menunggu jemputan, mereka tersenyum  semringah seperti menggoda Raisa. Raisa yang baru keluar dari ruangan kebingungan dengan gelagat teman-temannya.

“Itu ada yang nungguin, ganteng banget tau.”

“Pacar lo ya?” Timpal yang lain.

Raisa menoleh ke arah pandangan teman-temannya. Di halaman gedung itu ada Arsa yang berdiri di dekat motornya menunggu Raisa. Arsa melambaikan tangannya saat Raisa memandang ke arahnya.

“Senyumnya anjirrrrrt!” Ucapnya menggeram.

“Lo kalau ada kenalan di Prasama kenalin gue ya yang modelannya begitu.”

Raisa tersenyum canggung sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. “Gue duluan ya.” Pamitnya lalu pergi ke tempat Arsa berada.

“Kamu ngapain ke sini? Kak Reno yang jemput.” Ucapnya ketus.

“Kamu marah? Kok jutek banget.”

“Nggak”

“Ada apa?”

Raisa diam. “Kamu yang ada apa malah ke sini?”

“Aku udah minta izin Reno sama papah kamu, piknik yuk!” Ucapnya antusias.

“Udah izin mamah?”

“Nanti deh kalau udah dapat restu, syukurnya papah kamu udah ngerestuin.” Godanya.

“Ngerestuin apa?”

“Buat sayang sama anaknya.”

“Kak Reno maksudnya?”

“Adiknya.”

Raisa tertawa melihat perubahan raut wajah Arsa yang terlihat kesal, maaf gombalan mu receh, sayangnya tidak berlaku.

“Naik gak?”

“Kamu gak nanya aku mau ikut apa ngga?”

“Belum pernah ada yang nolak aku sih.”

Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang