Bagian lima puluh delapan

7 1 0
                                    

Happy reading

***

Para dewan Prasma terutama dalam bidang pendiidikan berkumpul di aula rapat, kekecewaan sangat jelas tersirat di wajah Renita atas apa yang terjadi.

"Ada dua rapot untuk orang yang sama dengan nama yang berbeda, atas nama Zila Anatasya dan Alika Zilnatas." Laki-laki yang diperkirakan usianya sekitar tiga puluh tahundengan kalung di lehernya sebagai pengenal bernama Rafli itu memegang rapot milik Alika dikedua tangannya, ia merupakan salah satu anggotaDewan pertimbangan Prasma dil"Lebih parahnya nilai yang tertera sangat berbeda."

"Sebenarnya kasus untuk Alika tidak terlalu berat untuk diurus dan hanya diperberat atas rumor yang hanya dugaan tanpa dasar. Jadi saya rasa hanya masalah nama dan nilai bisa dipertimbangkan" Alika yanng hanya melamun menatap lantai langsung mengalihkan tatapannya mentap laki-laki paruh baya diujung sana yang bersuara seperti membelanya.

"Rumor yang ada juga sudah sangat lama dan tidak ada yang tau kebenarannya, oknum yang iseng saja mengangkat isu yang udang jadi angin lalu." Ucap Gisel angkat bicara.

"Lebih dari itu." Sahut Arga. Semua pandangan mengarah pada Arga yang duduk bersebelahan dengan Dion dan satu wanita, mereka hadir sebagai perwakilan siswa.

Alika tetap diam, ia ingin pulang dan sangat malas berada dalam situasi ini.

"Saya sangat kecewa! Citra sekolah jadi hancur dan masalah semakin melebar kemana-mana!" Bentak salah satu pria dengan rambut mulai memutih dan balutan jas abu-abu ia merupakan salah satu dewan Prasma.

"Saya setuju! Kehilangan kesempatan dalam Axton club juga sudah jadi point besar untuk menentukan keputusan!" Lanjut seorang wanita yang sangat tampak gusar menatap Alika.

"Alika, orang tua atau wali kamu kapan akan hadir?"

"Wali saya sedikit terlambat untuk hadir."

"Saya sebenarnya sangat berharap Ibu kamu yang hadir karena beliau kunci dari permasalahan ini." Renita menghela napasnya berat. "Untuk itu sebelumnya terima kasih untuk dewan guru, OSIS, MPK dan juga Pengawas Prasma. Saya memutuskan untuk menunda sebentar dan melanjut kasus ini untuk diusut." Renita berbicara dengan tetap sangat tenang." Saya harap keputusan yang ada nanti tidak didasarkan pada kepentingan pribadi." Ucapnya bijaksana.

"Untuk keputusan yang bisa saya sampaikan hari ini bahwa atas nama Joseph selaku kepercayaan kami sebagai kepala sekolah SMA Prasma akan diberhentikan." Rafli menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Renita untuk ditandatangani oleh seluruh Dewan.

"Rapat akan dilanjutkan secara privasi oleh para Dewan Pertimbangan Prasma dan untuk itu dipersilahkan meninggalkan ruang rapat kepada parwakilan siswa, dewan guru dan staff sekolah sekalian." Ucap Rafli penuh hormat.

***

"Kenapa mau jadi saksi?" Tanya Alika pada Gisel, mereka berdua mencari tempat yang sangat tertutup dan sepi untuk berbicara.

"Gue bisa minta uang ke nyokap lo kan karena udah jadi saksi untuk bela lo." Gisel mengucapkan kalimat itu dengan gigih namun dengam mata yang berkaca-kaca.

Alika mengepalkan tangannya wajahnya tetap menatap Gisel sedatar mungkin. "Lo mau berapa? Ambil uangnya, gue gak bisa berhutang buat kebaikan atau pengorbanan orang walaupun palsu sekalipun."

Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang