Arsara : bagian dua puluh dua

21 18 0
                                    

Selamat membaca,
Semoga suka.

Jangan lupa vote...

***

Rumah sederhana yang di tempati oleh dua orang insan itu tampak sangat sepi namun bagi Zila, suasana rumah ini cukup memberikannya kedamaian.

Keramahan ibunda Gisel dan juga hubungan persahabatan yang baik antara dirinya dan Gisel dulu juga membuat Zila rindu.

"Ada yang bisa Zila bantu tan?" Ucap Zila saat membantu membawakan beberapa belanjaan dan menaruhnya ke atas meja makan.

"Lo bukannya ngebantu, malah ngebebanin. Mending duduk manis aja." Sindir Gisel.

"Gue nanya tante Gisa bukan lo." Sahutnya cuek.

"Gue cuma mewakili."

"Mewakili isi hati lo doang" Tuduhnya.

Gisa menggelengkan kepalanya mendengar perdebatan kecil dua anak gadis itu.

"Kamu duduk aja sama Gisel, biar tante yang masakin. Gisel kamu temanin Alika ya...." Ucap Gisa yang dibalas anggukan oleh Gisel.

Sebenarnya Zila tahu jawaban yang akan di lontarkan tante Gisa. Zila sangat paham tante Gisa menjunjung yang namanya tamu adalah raja.

Zila sebenarnya senang-senang saja apapun jawaban tante Gisa, tadi  ia hanya bertanya untuk basa-basi saja. Tetapi parahnya adalah ia harus duduk berdua di satu ruangan bersama Gisel dan itu membuat suasana begitu canggung.

Gisa, ibunda Gisel meninggalkan dua orang dengan aura saling menuntut itu.

Raut wajah Gisel dan juga Zila kini saling tidak suka atas keputusan Gisa.

"Shit" Cibir keduanya yang saling menatap dengan tatapan tajam.

Untuk mencairkan suasana, Zila membuka tas belanja yang ada di atas meja makan dan mengambil beberapa cemilan yang ia beli.

Ia menarik kursi yang ada dan kemudian duduk disana sambil memakan cemilan yang ia punya.

"Gue bingung, siapa diantara kita yang harus paling di kasihani." Ucap Gisel yang berjalan mendekat ke arah Zila, ia melipatkan ke dua tangannya ke depan perutnya.

"Maksud lo?" Tanyanya.

"Gue ngga harus manggil lo Zila Anatasya kan sekarang? Nama palsu lo kurang cocok, apalagi sifat palsunya. Gue bingung kenapa lo sembunyi kaya gini." 

"Kalau lo tau juga mau ngapain sih, ngga penting banget."

"Gara-gara kita pernah jadj anggota Xten?"

"Mungkin salah satu dari banyak alasan." Jawab Zila cuek.

"Xten ngga peduli lo. Kenapa harus sembunyi, pasti ada alasan lain kan?"

"Lo ngga perlu tau kan?" Sindir Zila.

"Setidak lo pernah jadi sahabat gue. Alika...Zil Na Tas" Ucap Gisel penuh penekanan.

"Asal lo tau satu hal, mantan anggota bukan berarti lo bebas sepenuhnya. Lo tetap di awasi sampai tahun dimana leader yang asli bakalan balik."

"Diawasi?" Gisel berdecih meremehkan, "pacar gue ketua sementara Xten." Gisel langsung pergi menuju kamarnya untuk berganti baju.

"Cuma sementara doang bangga" Batin Zila. Namun Zila menghentikan kegiatan makannya, otaknya terus berputar memikirkan sesuatu.

Wait

Wait

Zila ingat beberapa rumor yang mengatakan bahwa Audrey menyukai Zefan, pacar sahabatnya sendiri.

Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang