Tanding basket Bagian empat puluh tujuh

10 8 0
                                    

Happy reading
***

https://youtu.be/IPfJnp1guPc  young dumb & broke  khalid

Arsa berhadapan dengan sang kakak, Arga. Kilat mata mereka sudah menunjukkan perperangan, di luar dugaan karena mereka bertemu. Begitu juga dengan Raisa yang duduk di kursi penonton, pasalnya ia sudah berjanji pada Arga akan menjadi supporternya, disatu sisi lawan Arga adalah tim sekolahnya.

Bukan itu! Lebih tepatnya lawan Arga adalah laki-laki  yang Raisa cinta, yang tidak disangka sekarang ini pacarnya.

Meraka bertanding dengan semangat dan tidak lupa mengikuti aturan dan kejujuran. Sorak dari para supporter menggema ke seisi gedung.

“PRASMA?!!!”

“WIJAYA?!!!”

“PRASMA!”
“WIJAYA!”

“ARSAAAAAAA.”

“KAK ARSA KONFIRMASI BERITAA YANG ADAAA!”

“MENANG DONG KAK.”

Kini bola diperebutkan, saling mengoper , menjaga, menggiring bola sampai menerobos pertahanan dan keranjang lawan. Mereka berlari dengan lincah, meloncat tinggi untuk menggapai bola, menggunakan teknik tertentu untuk mengecoh dan melempar bola dengan berbagai teknik.

Di pertandingan kali ini bukan hanya kekompakan yang terlihat tetapi Arsa dan Arga yang sangat mencolok untuk dilihat di sana. Ketika hampir semua pemain digantikan secara bergilir, mereka adalah orang yang tetap bertahan di sana seolah-olah tak mau berhenti sebelum pertandingan usai. Arsa dan Arga saling memandang namun, dengan tatapan sinis dan acuh.

“LIMA . . . .”

“EMPAT . . . .”

“TIGA . . . .”

“DUA . . . .”

“SATU . . . .”

“YHAAAAAAAA!!!”

Sorak para supporter terutama yang paling heboh adalah supporter dari SMA Prasma. Mereka saling bersalaman satu sama lain terutama juga dengan tim dari SMA Wijaya. Mereka tersenyum bangga pada para pemain yang sudah mau berusaha sekuat tenaga.

Raisa mencari sosok Arga untuk mengucapkan terima kasih atas kebaikan Arga hari ini, dengan sangat kebetulan Arga menghampiri Raisa yang tengah mencari dirinya.

“Nyari aku ya?” Tanya Arga.

“Kok tahu?”

“Kan mamah kamu suruh aku buat nganterin kamu pulang.”

Raisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Aku mau ngucapin terima kasih dan maaf . . . . Aku gak bisa dukung kamu, soalnya kamu lawan tim sekolah aku.”

“AKU KAMU?” Timpal Arsa tak suka. Jangankan raut nada bicaranya, raut wajahnya pun terlihat sangat tidak bersahabat.

Okay, Raisa merinding sekarang. “Arsa ini Arga anaknya teman mamah aku.” Kata Raisa berusaha menjelaskan.

“Udah kenal kok Sa, kan udah kenalan waktu di SMA Wijaya.” Jawab Arga.

“Arsa jaga tatapannya, kamu gak boleh gitu.” Bisik Raisa pada Arsa yang berdiri disampingnya.

“Oh ya Sa, mau pulang sekarang atau ngga? Biar aku antar.” Ucap Arga yang juga tidak suka dengan situasi seperti ini.

Arsa langsung melingkarkan tangannya dipinggang Raisa. Baiklah! Tidak perlu konfirmasi, tindakan Arsa langsung menjadi pusat perhatian bukan hanya bagi seluruh murid SMA Prasma yang ada di sana.

Rahasia KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang