tw:o

4.5K 445 6
                                    

"Babeh gak?" tanya Haruto,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Babeh gak?" tanya Haruto,

Pelajaran Fisika adalah pelajaran terakhir untuk hari ini, Jungwon pusing banget makanya.

"Duluan aja, gue ada urusan sebentar."

Haruto mengambil tasnya, "Oke, gue duluan." akhirnya pergi meninggalkan Jungwon yang sedang merapihkan barang-barangnya.

Dibalas deheman oleh Jungwon,

Jungwon menatap Jihan yang sedang duduk memperhatikan ponselnya. "Jihan,"

Yang mempunyai nama lantas menengok kearah yang memanggil, "Gue tunggu di koridor,"

Lelaki itu keluar dan hilang di belokan.

Jihan menghelas napasnya, lalu tak sengaja melihat Wonyoung yang sedang memperhatikannya. "Kenapa?" tanyanya kesal,

Wonyoung balik menatapnya sengit, "Gue gak ada urusan sama lo ya, gak usah sok ngajak ngobrol gue."

Jihan menghentakkan kakinya, lalu keluar dari kelas.

Wonyoung mengeluarkan liptintnya, lalu berjalan keluar kelas.

Angin sore yang sama sekali gak enak untuk dinikmatin berhembus kencang, rambut Jungwon juga tertiup kencangnya angin.

Lelaki itu memegang tempat bekal berwarna oren, sambil sesekali mengecek ponselnya.

"Kenapa?" tanya gadis yang baru saja tiba di depannya.

Jungwon mendongakkan kepalanya, melempar tempat bekal yang dipegangnya.

Jihan yang panik buru-buru menangkapnya. "Kenapa sih?" tanyanya bingung.

"Bunda lo, bilangin gak usah ngasih gue sarapan lagi. Gue udah ada uang dari Papa." jelas Jungwon langsung ke topik pembicaraan.

"Tapi ini Bunda yang mau, gue udah bilang berkali-kali," jawab Jihan.

"Bilangin lagi, gue udah gak perlu diperduliin apa-apun. Gue ada uang."

Saat Jungwon ingin pergi, Jihan menarik jaket Jungwon.

"Lo bisa minta apapun, tapi kalau ini gak bisa. Bunda emang perhatian sama lo, gue gak bisa apa-apa lagi."

Jungwon menarik jaketnya yang membuat Jihan terdorong ke depan.

"Dari pertama emang gue salah menilai keluarga lo, gue gak butuh perhatian dan uang keluarga lo. Tolong gak usah perduliin gue." sentak Jungwon lalu pergi begitu saja.

Jihan menatap punggung lelaki itu yang semakin menjauh, gak tau kenapa dia semakin prihatin melihat Jungwon berlaku kasar.

"Andai bunda tau kelakuan dia gimana, ih kesel banget!"

Jungwon berjalan terus kebelakang sekolah, dimana ada tembok yang gak terlalu tinggi, dia memanjatnya dan turun dengan santainya. Terlihat gubuk yang tidak terlalu besar dipenuhi dengan teman-temannya. 

Babeh memang tersembunyi, guru-guru udah pada tau sih. Tapi mana ada sih yang kapok. Yang ada makin solid.

Dohyon menepuk pundak Jungwon yang baru datang. "Lama banget bro? Dari mana aja?"

"Ada urusan," Jungwon duduk di sebelah Win dan mengeluarkan rokok dari sakunya.

Haruto meminum kopinya, "Tadi pagi yang luka siapa aja? Udah diobatin belom?"

"Lo kena sabet tadi ya Won dipinggang? Kenapa gak sekolah aja sih? Bahaya itu kalau gak diobatin," tanya Dohyon khawatir,

Jungwon mengangguk, "Dirumah aja santai."

"Tetep aja Papa lo ntar marahnya ke kita lagi kalau lo lecet sedikit, di datengin lagi gue dah." jelas Dohyon dengan nada ngerinya.

Jungwon terdiam sejenak.

Win membuka bungkus wafer yang ia beli, "Apalagi Jihan, paling rame pasti kalau tau lo luka begini. Bundanya pasti khawatir,"

Jadi teringat saat kaki Jungwon terkilir sewaktu pertandingan futsal di sekolahnya, karena Jihan melihat dirinya terjatuh. Bundanya langsung datang dan menyuruh Jungwon untuk pulang.

Padahal pertandingan masih berlanjut.

Dan itu memalukan bagi Jungwon, ia benci diperlakukan seperti itu. Tapi Papanya yang membuat Jungwon tidak bisa berbuat apa-apa.

"Won, nanti malem jadi kan?"

Jungwon mengusap mukanya kasar, "Gue usahain."

•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥

2021/02/13
Valentine nih besok, bikin chap romantis gak ya wkwkw

less of you ; jungwon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang