"Kata Yoon, lo nganterin Wonyoung pulang. Lagi pdkt-an atau udah jadian?"
Jungwon yang baru saja menaruh sepatu di rak dekat pintu depan menolehkan kepalanya kearah tangga, terdapat Jihan yang sedang berdiri melipat tangannya.
Tidak mengidahkan kata-kata Jihan, lelaki itu berjalan kearah dapur, membuka kulkas, lalu mengambil sebotol soda. Meminumnya sambil berjalan menenteng tas ditangan kiri,
"Enak? Berasa di rumah lo sekarang?"
Membuang botol soda yang sudah habis, lalu membuka kaos kaki yang ia pakai dan ia taruh di cucian kotor.
"Gak tau diri banget ya lo di rumah orang!"
Kali ini Jungwon menghentikan aktivitasnya, menatap Jihan tak berekspresi.
Ia membanting gelas yang ada di sebelahnya, alhasil pecahan beling memenuhi lantai yang membuat Jihan sangat terkejut,
"L-lo nga--"
"Dari kecil juga gue gak pernah minta buat tinggal disini, jadi stop bertingkah seolah gue ngemis dan minta dikasihanin," ucap Jungwon menekan setiap katanya, menandakan ia sudah muak dengan kata-kata Jihan.
Jihan menatap Jungwon frustasi, "Gak ada yang bilang lo ngemis," jawab Jihan masih dengan pendiriannya.
"Bunda lo, bilangin sama Bunda lo. Mulai sekarang gue tinggal di apartemen. Biar gak ada lagi yang bilang gue gak tau diri." kata-kata Jungwon yang buat Jihan panik setengah mati,
Ia buru-buru berlari menahan Jungwon yang sudah berada di depan pintu rumahnya.
"Jangan," ucap Jihan mencengkram lengan Jungwon erat, "Bunda bisa marah kalo lo kayak gini,"
"Gue kayak gini gimana?" tanya Jungwon menatap lurus kearah mata Jihan yang terlihat ketakutan.
Akhirnya lelaki itu berhenti, "Gue sama Wonyoung gak lain adalah partner kelompok, lo gak bisa batesin gue buat gak ketemu dia karena gue diwajibkan untuk ketemu dia," kali ini Jungwon mendorong Jihan pelan, "Dan gue nganter dia pulang karena dia dipalak sama preman, dan gue sebagai temen cuma nolongin. Gak ada maksud lain,"
Gadis itu masih menatap Jungwon takut, Jungwon menghempaskan tangan Jihan lalu menaikkan motornya,
"Pecahan gelasnya biar pembantu aja yang beresin." abis itu hanya tersisa Jihan menatap Jungwon yang hilang di belokkan, lalu gadis itu memukul kepalanya, "Tolol!"
._._._._._._.
Menatap televisi di depannya dengan tatapan bosan, Jungwon mengambil ponselnya yang berada di samping sofa, 21 missed call dari Bunda Jihan dan 5 missed call dari Jihan.
Jungwon menduga hal ini akan terjadi, tumbuh besar bukan dengan keluarganya bukan hal yang mudah, sesuatu yang ia takutkan benar-benar terjadi.
Untung Ayahnya membelikan apartemen untuk berjaga-jaga, Ayahnya tau Jungwon mempunyai temperamen yang buruk.
Minum yuk
Beberapa menit kemudian dibalas,
Kenapa lo anjing, besok sekolah
Gue yang traktir, ke apartemen gue sekarang
Jungwon tersenyum puas, hari ini menjadi bandel gak apa-apa kan?
Lelaki itu jadi kepikiran tentang Jihan tadi sore, ia tak mengerti perkataan tidak tau diri keluar dari mulut gadis itu,
Padahal, dari dulu lah Jihan yang sangat welcome dengan keberadaan Jungwon.
Tapi, perkataan gadis itu membuat hatinya sakit. Sungguh, membuat Jungwon ingin memutar balik waktu dan mengatakan pada dirinya waktu kecil untuk menolak permintaan Papanyanya untuk tinggal di rumah Jihan.
Bunyi password pintu apartemen Jungwon berbunyi, membuat tersadar dari lamunannya.
Terlihat Haruto, Win, dan Dohyon masuk membawa beberapa plastik berisi snack dan pastinya.... Alkohol.
Sebelumnya, Jungwon sudah mentransfer uang kepada Haruto untuk membeli semua snack ini.
"Makasih lo paduka udah neraktir kita, btw ada masalah apa? Tumben minum?" tanya Dohyon yang duduk sambil membuka satu-persatu snack yang ia beli, "Sama Bundanya Jihan lagi? Atau Papa lo pulang?"
Jungwon menggeleng, "Enggak,"
"Terus?" tanya Win memperjelas, ia menengok kearah Haruto, "Temen lo kenapa nih, gak biasanya dia minum anjrit. Takut gue."
Haruto mengedikkan bahunya tanda tak tahu, "Jihan?"
Ketiga sahabatnya menatap penuh tanya, Jungwon menatapnya satu-persatu. "Gue mutusin buat tinggal disini,"
Otomatis ketiganya menatap Jungwon terkejut, "Hah maksud lo? Gak di rumah Jihan lagi?" Win mengguncangkan lengan Jungwon, "Terakhir lo kesini kan udah lama, gara-gara Bundanya Jihan gak suka lo disini. Kalo lo tinggal disini, pasti dia marah."
Masalahnya itu, belom ada sehari ia disini. Ponselnya setiap 3 menit sekali berbunyi. Tanda ada panggilan masuk, dan itu selalu panggilan dari Bundanya Jihan.
Mereka semua terdiam, sama-sama asik dengan pikirannya masing-masing.
"Gue tadi sore nganterin Wonyoung pulang,"
Kali ini ketiganya lebih kaget, "Serius?!"
Jungwon mengangguk mendengar pertanyaan Dohyon, "Dia dipalak preman, dan pas gue anterin pulang. Jihan tau dan dia marah,"
"Gue gak tau lo goblok atau pura-pura goblok," kata Haruto meminum botol pertama alkoholnya, "Jihan suka sama lo tolol, kaga peka dasar!"
Jungwon menenggak satu gelas dalam satu napas, ia diam saja.
Iyakah? Jihan suka Jungwon?
"Mana ada cewek yang gak marah, kalo liat gebetannya satu kelompok sama cewek lain, ceweknya musuhnya lagi." jelas Haruto menepuk pundak Jungwon, "But i think, Wonyoung like you too~"
Jungwon menatap Haruto malas, "You're drunk,"
"I am, but i'm serious, kedua cewek itu keliatan suka sama lo. Buat keputusan sekarang, lo suka siapa? Sebelum dua-duanya jambak-jambakan." dan kemudian Haruto menjatuhkan tubuhnya kesamping, tanda udah teler banget.
Dohyon sama Win udah gak sadar dari tadi, tinggal Jungwon sama pikirannya yang masih sadar.
•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥
Jangan lupa tinggalin jejak, hehe❣️
![](https://img.wattpad.com/cover/258512666-288-k65198.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
less of you ; jungwon ✔
Fanfiction[COMPLETED] hidup sebagai siswa sma yang normal itu cuma ada di novel, alias cuma karangan. ft. 04line ©2021 tiightropeey #1 Weeekly 01/03/21 #1 BAE173 01/03/21 #1 Enerwon 11/03/21 #1 04line 12/04/21 #1 Wonyoung 07/08/21 #1 Cherrybullet 15/0...