fourte-en

1.9K 312 47
                                    

Jungwon menatap gadis di depannya dengan tatapan malas.

"Lo mau pacaran sama siapa aja, asal jangan sama dia,"

Sehabis Wonyoung bangun dari tidurnya, ia izin pulang. Tadinya Jungwon pengen nganterin balik. Tapi Wonyoung nolak. Dan Jungwon berakhir dateng ke rumah Jihan jam setengah 1 malem, sengaja biar gak ketemu Bundanya Jihan.

"Lo pernah deket sama kak Jiheon anak XII - IPS 2 gue gak marah, gue dukung lo," Jihan menghela napasnya kasar, "Please, tapi jangan sama dia." cicitnya.

Jungwon mengusap pipi Jihan yang terdapat sisa air mata, karena dari tadi gadis di depannya tuh gak berhenti nangis.

"Kenapa?" tanya Jungwon singkat.

"Dia saingan gue, dari dulu lo ngerti kan, Won? Gue gak suka, lo sama Bu Ana pun gue dukung." jawab Jihan mengaikat tangannya Jungwon yang ada di pipinya, ia menggenggamnya tanda meyakinkan lelaki yang ada di depannya itu.

Jungwon masih menatap Jihan lembut, gak kayak biasanya. Gak kayak selama ini yang selalu terganggu akan keberadaan Jihan, yang selalu minta Jihan keluar dari kamarnya.

"Tapi jangan mimisan lagi, lo mendingan donorin darah dari pada buang-buang darah kayak tadi siang," kata Jungwon akhirnya.

Jihan melepaskan genggaman laki-laki itu, "Tiap bulan gue juga buang-buang darah kali!"

Hening diantara mereka.

"Selain dia kan?"

Gadis itu menatap Jungwon bingung, "Maksudnya?"

"Iya selain dia, gue boleh deketin siapa aja selain dia." jelasnya singkat.

Jihan mengangguk, walau ada perasaan gak rela. Seenggaknya gak sama seseorang yang ia benci.

Akhirnya, Jungwon mengacak-ngacak rambut Jihan. Dan pulang ke apartemennya.

Jangan tanya keadaan hati Jihan gimana.

._._._._._._.

Besoknya, pelajaran Bu Ana adalah pelajaran pertama di kelasnya.

Jungwon membuka buku tulisnya, tertulis pantun yang sudah ia tulis tadi malam bersama Wonyoung.

Dari jauh, gadis itu mengacungkan jempolnya tanda udah siap.

"Jihan, Jeongwoo maju."

Satu kelas heboh, karena seneng bukan kelompok mereka yang pertama, jadi masih bisa latihan dulu.

Sementara Jihan sudah berjalan ke depan kelas diikuti Jeongwoo, sementara Haruto menyikut lengan Jungwon.

"Gimana kemaren?" tanyanya pelan.

"Emang kemaren ada apa?" kan, Jungwon pura-pura bego.

Haruto memutar matanya malas.

"Selamat pagi semuanya, Saya Jihan dan teman di samping saya Jeongwoo akan membacakan pantun hasil search kami,"

Lalu Jihan dan Jeongwoo berdiri berhadapan.

Jihan melihat kearah buku tulis,

"Pergi kepasar bertemu Gayus
Melihat Gayus membawa kain
Kalau putus katakana putus
Biar kita cari yang lain,"

Sorakan terdengar memenuhi penjuru kelas. Kali ini Jeongwoo yang membalas pantun Jihan.

"Jahit kain benangnya putus
Benangnya putus disambung kartika
Untuk apa katakana putus
Kalau kita saling cinta."

Haruto tertawa terbahak-bahak, "NGAKAK SIALAN!" ia memukul mejanya tanda terhibur.

Dan juga meja sebelahnya, Jinwoo berteriak keras. "Jangan baca pake hati lo, Woo! Hahaha!"

Abis udah harga diri Jeongwoo di hari ini.

"Oke, semua tenang. Terimakasih atas contoh berbalas pantun. Selanjutnya, Wonyoung. Kamu sekelompok sama siapa?" tanya Bu Ana, Wonyoung beranjak dari duduknya. "Sama Jungwon, Bu."

Bu Ana mengangguk, "Oke Jungwon, maju segera."

Lelaki itu mengangguk, ia berjalan melewati bangku Jihan. Gadis itu berusaha biasa saja walaupun dipikirannya gelisah.

"Selamat pagi semuanya, saya Wonyoung dan teman di samping saya Jungwon. Akan berbalas pantun!" seru Wonyoung semangat, yang membuat satu kelas menyoraki gak kalah semangat.

Abis ini Jungwon mau bilang makasih sama Wonyoung karena ngebuat dia gak nervous sama sekali.

Gadis itu membuka buku tulisnya,

"Buku itu gudang ilmu
Baca buku banyak tahu
Betapa aku mencintaimu
Lebih dari yang kau tahu,"

Reaksi kelas diluar dugaan, alias ini kelas atau tribun futsal? Ramenya gak ketolong, "Anjing, kalau abis ini jadian gue gak kaget." kata Doha berbicara keteman sebangkunya, Bit.

Yoon bertepuk tangan keras, "GAS WON!"

Lalu Jungwon berdehem, kini giliran dirinya.

"Kalau cantik itu jelita
Kalau harum itu wangi
Kalau memang masih cinta
Jangan tinggalkan aku lagi."

Jungwon tersenyum lega karena udah berani maju, ia menatap Wonyoung yang tersenyum balik kepadanya.

Sorakan kelas membuat Jungwon tersenyum kecil kedepan teman-temannya. Tetapi senyum hilang karena,

Jihan gak ada di kursinya.

•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥

5x update hari ini, semoga puas! Jangan lupa feedbacknya🍭🍭🍭

less of you ; jungwon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang