Kebaya yang dipakainya sangat membuat orang disekitarnya kerap memperhatikan gadis itu.
Karena gadis itu bagai pemeran utama, di novel romansa enam ratus halaman, berwajah cantik dan selalu dikelilingi oleh laki-laki tampan.
Tapi nyatanya, senyuman itu hanya bertahan sampai dimana foto satu angkatan dimulai.
Senyuman itu perlahan luntur, digantikan dengan gigitan bibir, kepalan tangan erat. Menahan isak tangis.
Dimana, seharusnya ada seseorang yang merasakan hari wisuda bersamanya. Hari yang dinantikan bersama.
Menatap kamera di depannya, sambil memegang tangkai bunga yang setiap siswa-siswi harus membawanya yang kelak akan di berikan kepada wali kelas masing-masing.
"Ayo semuanya senyum, foto terakhir di bangunan bersejarah, yang menemani kita selama tiga tahun!" teriak ketua angkatan dari jauh.
Semuanya tersenyum tulus, sampai dimana bahu Jihan di colek dari belakang.
Haruto berpakaian jas hitam rapi, begitu juga Dohyon dan Win. Tersenyum kearah Jihan.
Wonyoung, Jai, dan Yoon merangkul dirinya. "Makasih udah Jadi teman kelas sebelas gue ya, Han. Walaupun kelas dua belas kita nggak sekelas. That was fun, tapi lo ambis banget ya! Gue aja ngeri liat lo lulus dengan nilai terbaik!"
Jihan tersenyum lalu mengangguk mendengan Yoon berbicara, setidaknya ia tidak merasa sendiri di hari wisuda SMAnya.
Dari jauh Jeongwoo dan Jinwoo sedang berebutan foto di tengah-tengah. Supaya masuk ke dalam buku tahunan nanti.
Doha dan Bit yang dari kelas sepuluh selalu sekelas, dan sekarang sedang berpose merangkul satu sama lain. Beneran sahabat bagai kepompong.
"CHEESE!"
Seantero sekolah ramai dengan teriakan serta senyuman yang menandakan semuanya resmi selesai dengan agenda pembelajarannya selama tiga tahun. Sekarang berlanjut kejenjang lebih tinggi.
Melepas beban sebagai siswa-siswi sekolah menengah akhir, dan siap-siap menghadapi realita baru di tahap selanjutnya.
Semua orang menatap teman-temannya sedih campur haru, bahwa setelah ini, mereka tidak bisa lagi bertemu seperti biasa. Di kantin, atau sekedar bolos ke babeh, memutari jalan menuju toilet demi bisa melewati kelas kakak kelas pujaan hati.
Kini mereka akan terpisah oleh tujuan masing-masing, sudah selesai berbagi cerita dan pengalaman serta canda tawa disini. Saatnya untuk berpisah.
🐰🐰🐰
Sepulangnya dari acara wisuda, Jihan memasuki kamarnya. Duduk di meja rias, sambil memandangi kebaya yang ia kenakan.Teman-temannya senantiasa update disegala macam sosial media, merayakan acara wisuda yang mereka nantikan. Tapi tidak dengan Jihan.
Memegang ponsel saja tidak, Jihan tidak ada mood untuk sekedar tersenyum.
Jihan keluar dari kamarnya, memasuki kamar yang sudah lama tidak ia masuki. Terakhir saat ia pergi mengambil buku catatan yang dipinjam Jungwon. Abis itu, ia dilarang masuk dengan lelaki itu.
"Gue masuk, boleh, ya?" sahut Jihan, bermaksud untuk bersenda gurau.
Duduk di kasur, yang rapi. Memang setiap hari Bundanya membersihkan kamar ini, supaya tidak berdebu.
Mencium aroma kamarnya membuat hati Jihan remuk sesaat, seharusnya memang Jihan tidak masuk, kapan Jihan akan merelakannya kalau memikirkannya saja sudah membuat air matanya jatuh.
Jihan membenarkan posisinya berbaring, menarik selimutnya ke dadanya. Lalu menatap langit-langit.
Masih dengan baju kebayanya.
Ia akan mencoba untuk merelakan, jika kesedihan ini membawa pengaruh buruk, atau mengganggu aktifitas Jihan. Ia akan mencoba untuk tabah.
Jihan sadar, seperti ini salah. Ia tidak mau Jungwon sedih disana. Melihatnya lesu, dan tidak semangat menjala hari-harinya.
Terisak, menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Jihan berjanji, ini tangisan terakhirnya.
Menangisi lelaki itu yang berisi penyesalan, kepergiannya benar-benar membuat gadis itu hancur sehancur-hancurnya.
Ibarat Jihan itu tenda yang butuh penyangga, Jungwon adalah penyangga itu. Yang membuat dirinya ada dan tetap kuat menghadapi hari-harinya.
"Gue udah ikhlas, ini tangisan terakhir gue, gue janji. Ini hari terakhir gue merasa nggak berguna. Gue akan memperbaiki semuanga jika gue diberi kesempatan lagi, semoga kita ketemu lagi, ya?"
Jihan menutup matanya, menangis sambil berbaring membuatnya mengantuk.
Atau ini rasanya nyaman karena dielus saat tidur?
Mengerutkan dahinya, masih menutup matanya.
"Bangun, Han. Kangen."
🐰🐰🐰
Maaf kalu ada typo atau kalimat yang nggak nyambung, ini nggak diedit dulu soalnya skskksks maaf ya!

KAMU SEDANG MEMBACA
less of you ; jungwon ✔
Fanfic[COMPLETED] hidup sebagai siswa sma yang normal itu cuma ada di novel, alias cuma karangan. ft. 04line ©2021 tiightropeey #1 Weeekly 01/03/21 #1 BAE173 01/03/21 #1 Enerwon 11/03/21 #1 04line 12/04/21 #1 Wonyoung 07/08/21 #1 Cherrybullet 15/0...