thirty

1.7K 255 14
                                    

"Gue mabok malam itu bang, taunya nabrak mobil yang lagi parkir."

Jungwon menganggukan kepalanya mengerti, "Katanya kalau gak mau dilaporin polisi, harus lo yang dateng ke markas mereka. Tapi, gue takutnya lo kenapa-napa,"

Riki, adek kelas Jungwon yang termasuk kedalam anak babeh juga.

Menabrak mobil geng sekolah lain, Riki udah mau tanggung jawab. Tapi, mereka malah maunya Jungwon yang dateng.

"Yaudah, lo masih luka-luka begitu mendingan balik aja. Biar gue sama yang lain kesananya."

Riki mengangguk, "Maaf ya bang, jadi lo yang tanggung jawab gini."

Jungwon menghela napasnya pelan, "Kita kan satu tongkrongan, harus saling bantu."

Sehabis pamit sama yang lain, Riki mengendarai motornya dan pergi dari area cafe yang gak terlalu ramai.

Mengaduk minumannya, Haruto menaikkan alisnya. "Pokoknya, gue, Win, sama Dohyon ikut ya Won. Gue gak mau lo sendiri, balik tinggal nyawa. Mereka bisa aja bunuh lo disana."

Dohyon mengangguk setuju, "Samuel, dari Amerika kan pentolannya? Nyari masalah sama tongkrongan lain juga. Tapi gak bakal tau kalo sampe anak babeh juga diincer, gila emang."

Win menoleh ke samping kiri, tempat Jungwon duduk. "Dia gak mandang siapa Papa lo, Won. Kalau bunuh mah bunuh aja."

Mereka berempat menyelami pikirannya masing-masing.

Jungwon beranjak dari duduknya, begitu juga ketiga temannya.

Duduk di kursi depan, sekarang pake mobil Haruto.

Dohyon menggigiti kuku jarinya, menyenggol pundak Win yang sama tegangnya.

"Gak usah nonjok kalau mereka gak nonjok ya, siapapun yang emosi. Gue gak mau lo semua bonyok."

Gak ada yang ngerespon, lagian mustahil juga gak ada adu jotos. Samuel, tukang cari gara-gara.

Tak pakai lama untuk sampai markas Samuel dan teman-temannya.

Mereka berempat turun dari mobil dan langsung disambut oleh Samuel yang sedang merokok, dan temannya yang lebih--- dari tiga belas orang.

Dohyon menghela napasnya, "Anjir, gue gak mau mati disini."

Jungwon berjalan mendekat, Samuel tersenyum sambil membuang rokoknya lalu menginjaknya.

"Sebenernya gue bisa aja nyuruh orang buat ngeroyok lo, terus ngebawa lo kesini. Tapi junior lo inisiatif ya nabrak mobil temen gue."

Samuel berjalan beberapa langkah, lalu tertawa kecil. "Maunya gue apain ya lo pada?"

"Sam, masalah terakhir udah selesai kan? Lo juga udah setuju. Terus lo mau apa sekarang?" Haruto menarik Jungwon untuk mundur.

Samuel tertawa, yang tawanya membuat Jungwon ingin menyekik lehernya hingga mati.

Bercanda, Jungwon masih waras.

"Jihan."

Nama familiar yang membuat badan Jungwon menegak, napasnya tercekat, matanya membulat sempurna.

"Mau lo ap---"

"Kalau lo gak mau mati hari ini, biar Jihan sama temen gue. Lo pasti tau siapa,"

Samuel kembali duduk, "Pilihan lo, kalau Jihan gak mau lecet."

Jungwon menghela napas untuk mengurangi rasa emosi yang sedang mengalir di tubuhnya. "Kangmin?"

"Iya, biarin temen gue pacaran sama temen lo tanpa ada hambatan. Gue gak bakal ganggu lo lagi."

"Inget, Jihan gak bakal lecet."

Jungwon lebih baik mati disini.

🐰🐰🐰

HALOOOO ADA YANG KANGEN GAK??? HEHHEHEEHE

less of you ; jungwon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang