ninete-en

1.7K 295 6
                                    

"Papa?"

Sehabis mendapatkan pesan dari Jihan, Jungwon buru-buru mengantarkan Wonyoung pulang dan berakhir disini.

"Kamu abis dari mana? Kata Jihan ada acara prom night? Kamu gak sama Jihan?"

Sudah beberapa orang yang mengatakan hal yang sama seperti Papanya.

Jungwon menatap Jihan yang sedang memperhatikannya, gadis itu terlihat kesal, "Sini duduk," ucap Papanya Jungwon menepuk sofa di sebelahnya, "Kata Bundanya Jihan kamu sekarang tinggal di apartemen?"

Jungwon mengangguk menanggapi, "Iya," kini Papanya menoleh kearah Jihan, "Katanya dia juga sakit ya? Pasti ngerepotin," Jihan mengangguk, "Iya ngerepotin banget om,"

"Dia gak bisa jalan, Jihan anterin kemana-mana. Pas udah sembuh Jihan dilupain," yang langsung membuat Papanya Jungwon tertawa, "Beneran?"

"Tanya aja sama dia," jawab Jihan akhirnya, Jungwon merotasikan bola matanya, "Apa sih."

Beranjak dari duduknya, Papanya Jungwon menatap anak satu-satunya itu. "Papa bakal berangkat lagi ke Amerika abis ini. Papa kesini mau pamit sama kamu, kamu harus sehat terus gak boleh nakal, jangan buat Bundanya Jihan khawatir, gak boleh berantem terus sama Jihan."

Ikut berdiri, Jungwon menatap Papanya kecewa. "Masa Jungwon ditinggal lagi?"

Mengelus kepala putranya lembut, "Akhir tahun ini Papa berusaha kosongin jadwal, ntar kita liburan bareng."

Menghela napasnya kasar, Jungwon hanya bisa pasrah. Emang Papanya ini workaholic.

Setelah berpamitan kepada orang rumah, Papanya Jungwon menaiki mobilnya dan pergi. Jungwon menatapnya sampai mobil Papanya hilang di belokan. Ada rasa kekosongan di hati Jungwon, pengen nangis tapi gengsi ada Jihan di sebelahnya.

"Yaudah, mau masuk atau mau pulang ke apartemen?" tanya gadis itu yang membuat Jungwon menoleh ke samping, "Mau gue tutup pintunya."

"Gue mau kita ngomong tapi jangan disini, ayo ikut gue."

Jihan merapatkan kardigannya, "Udah malem, gue udah ngantuk. Capek abis ada masalah di prom tadi."

Sengaja banget Jihan nyindir Jungwon, cowok itu langsung menatap Jihan malas.

"Ngomong disini aja, lagian Bunda gue juga udah tidur."

Jungwon mengangguk pasrah, lalu menatap Jihan serius. "Gue minta maaf,"

"Kalau lo gak merasa salah, gak usah minta maaf,"

"Gue serius."

Kini Jungwon mengamit tangan Jihan dan mengelusnya dengan lembut, "Gue gak bermaksud bikin prom lo jadi kayak gini, gue seharusnya dateng bareng lo," Jihan masih memandangi Jungwon bingung, "Tapi gak tau kenapa Kakak kelas itu nyium lo, gue kebawa emosi. Maaf."

Menarin lengannya, Jihan berdehem. "Pertama, lo udah ngancurin prom gue bahkan sebelum prom itu di mulai. Kedua, gue mau kesel sama lo juga gak bisa karena itu hak lo buat dateng ke prom night bareng siapa aja," unek-enek yang dari tadi mau Jihan sampein ke Jungwon akhirnya keluar juga.

Jungwon diam saja, Jihan udah pusing banget sama cowok di depannya ini.

"Mungkin lebih baik kalau kita jauhan dulu, gak usah ada interaksi untuk saat ini."

"Gue gak bisa," jawab Jungwon akhirnya.

"Kenapa?"

"Karena cuma lo doang yang ngerti gue, kalau lo jauhin gue. Gue gak bisa," jawab Jungwon tetep nolak.

Makin pusing sama keadaan, "Haruto? Dohyon? Win? Anak geng lo kan temen lo dan... Wonyoung?"

"Lo beda,"

"Beda apanya, gue siapa sih Won? Gue temen kecil lo doang, gue temen yang gak ada apa-apanya, lo dari dulu tuh emang gak suka sama gue, gue ngerti." tuhkan keluar semua unek-unek Jihan,

"Gue cuma minta, sekarang kita jauhan dulu. Kalau lo mau gue maafin lo." pada akhirnya Jihan menutup pintu depannya, Jungwon udah ancur banget.

Ketemu sama Papanya sebentar, dan sekarang Jihan minta jauhin dia. Akhirnya cowok itu masuk ke mobil dan pergi meninggalkan area rumah Jihan.

🐰🐰🐰

Happy 1k readers sama 200+ votes💗💘💕 thank you banget yang udah support cerita ini. Bulan februari emang lg gabut bgt makanya aku mutusin buat nyoba nulis lg di wattpad.

Cerita less of you spesial bgt karena ini work comeback aku setelah sekian lama gak nulis :( makasi buat yg udah mampir walaupun cuma penasaran, i appreciated that💘 jangan bosen-bosen yaa😭❣️❣️✌️

less of you ; jungwon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang