"Semoga malam ini jadi kenangan yang kalian simpan sampai punya anak cucu kelak, yang bisa diceritain waktu kumpul keluarga, yang bisa ditangisin waktu ngeliat buku tahunan, yang bisa diingat terus sampai akhir hayat. Selamat bersenang-senang!" sepatah dua kata dari Liz, dan disambut meriah oleh anak-anak yang datang.
Mereka semua bersenda gurau, meminum berbagai macam menu kopi yang dipesan, dan jangan lupa dengan geng babeh yang paling besar menyumbah polusi suara.
Setelah mengumumkan bahwa Jungwon akan pergi jauh, anak babeh yang langsung memeluk 'bos'nya itu, sebenernya bukan bos sih, lebih ke yang disegani. Yaitu, Jungwon.
Mereka mengungkapkan kesedihan mereka, bahwa abis ini anak-anak yang lulus akan disibukkan oleh perkuliahan dan akan susah untuk bertemu.
Jihan masih setia berbincang dengan Liz, Jihan sebenarnya kenal Liz. Tetapi tidak terlalu banyak berinteraksi karena kelasnya berjauhan. Untungnya mereka berdua cepat akrab.
Wonyoung, Yoon, dan Jai terlihat asik membuat challenge tiktok seperti anak kekinian. Kebersamaan yang harus diabadikan, karena tidak ada yang tahu, mereka akan bertemu lagi atau tidak.
May yang sedang berbincang dengan mantan teman kelasnya juga menjadi pusat perhatian karena ia mewarnai rambutnya menjadi coklat terang. Yang dimana wajah gadis itu menjadi lebih cantik dan manis.
"Lo mau lanjut dimana?"
"Gue cuma pilih kedokteran UI dua-duanya, gue cuma ambis itu doang dari kelas sepuluh. Kalau nggak tembus, sedih banget pasti gue." jawab Jihan, jurusan yang paling susah, tetapi banyak peminat, dan pasti sangat susah menggapainya.
"Lo mah pasti dapet, Han. Lo tiga tahun berturut-turut di kelas unggulan, sertifikat lo juga banyak." sahut Liz, "Gue ngambil swasta di luar kota, untuk pertama kali gue keluar dari zona nyaman, gue akan keluar pulau jawa, haha!"
"Wah, iya? Terus keluarga lo?" tanya Jihan, "Lo ngekos?"
"Gue pindah, Han. Bokap sama nyokap gue pindah kerja disana, gue mau nggak mau harus ikut. Lagian gue juga nggak nyaman kalau ngekos sendiri, belom siap guenya."
Jihan mengangguk mengerti, "Sukses ya, Liz. Semoga kita bisa ketemu lagi!"
Mereka berdua melanjutkan berbagi cerita rentetan untuk masa depan, tanpa sadar bahwa Jungwon memandangi gadis itu.
Memikirkan bagaimana cara menjelaskan baik-baik tanpa harus menyakiti gadis itu.
Kini anak babeh yang lain berada di kursinya masing-masing, sementara Jungwon, Haruto, Dohyon, dan Win masih berbincang-bincang akan rencana untuk liburan, walau berakhir wacana.
"Nggak usah mikirin liburan, gue stress pengumuman SNM. Kalau gue nggak tembus, gue belajar SBM." kata Dohyon, "Bodo amat gue belajar SBM pakai buku kuning aja, semoga tuhan memberikan petunjuk pada saat UTBK nanti."
"Sama, gue juga bakal belajar UTBK kalau ini nggak keterima. TAPI JANGAN SAMPE LAH!" sahut Win.
Haruto yang kekeuh, yang harus kudu wajib setidaknya liburan berempat menggeleng cepat. "Tiga hari aja anjir ayo, foto-foto disana. Sebelum nih temen lo keluar negri tiga tahun, gila nggak lo nggak ketemu nih orang, yang biasanya ngeselin, ngajak ngumpul kalau gabut, nongkrong kalau lagi stress, tau-tau ilang aja. Ayo, liburan bentar doang!"
"Iya udah, gue yang biayain. Lo semua tinggal nyempetin waktu aja." kata Jungwon akhirnya, "Kan, tai anjing emang nih anak. Gue tadinya nggak mau jadi berubah pikiran, YAUDAH CUSSSS." semangat 45 Dohyon kalau mendengar bau-bau gratis.
"YEEEE ANJIR, giliran no money tertarik kan lo? Yaudah gue juga!" sahut Win yang sekarang malah ditoyor Haruto.
"Jogja ya? Mumpung ini nongki terakhir sebelum lo semua sibuk sama masa depan, semoga lo semua nggak lupa, kita pernah jadi 'kita' yang selalu sama-sama. Pokoknya sukses walau harus di jalan masing-masing, pokoknya gue bakal kangen lo semua!"
Jogja, kota istimewa penuh dengan kenangan. Kelak pertemanan spesial mereka berempat akan terekam di setiap sudut kota itu. Dan selalu mereka ingat di dalam hati. Semoga senyuman itu selalu terukir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
# Foto kelas 10, saat pertama kali nongki di babeh.
