fou:r

2.7K 374 8
                                    

Sampai di rumah Jihan, Jungwon keluar dari mobil dan berjalan langsung ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di rumah Jihan, Jungwon keluar dari mobil dan berjalan langsung ke kamarnya.

Sulit untuk dijelaskan.

Tapi Jungwon dan Jihan memang tinggal bersama.

Lebih tepatnya, Papanya Jungwon yang menitipkan Jungwon kepada Bunda Jihan karena ia sangat sibuk untuk perjalanan keluar kota ataupun keluar negeri.

Yang membuat Jungwon secara tidak langsung dikekang.

Sebenarnya Jungwon mempunyai apartemen sendiri, ia sering kesana. Tetapi dilarang oleh Bundanya Jihan karena alasan keamanan.

Padahal ia sudah tahu bahwa Bundanya Jihan ingin Jungwon tetap berada di rumah.

Jungwon menutup pintu kamarnya dan berbaring di atas kasur sambil memejamkan mata.

"Sshhh," ringis Jungwon pelan.

Ia memegangi pinggangnya, ingat sekali pagi dini hari Jungwon ikut perkelahian yang melibatkan geng sekolahnya dan geng sekolah lain.

Karena salah strategi. Jungwon kena sabet sesuatu yang tumpul. Ia tidak melihatnya karena gelap. Tetapi yang dia ingat, Jungwon terjatuh dan diantar pulang oleh Haruto.

Berusaha untuk duduk, Jungwon membuka baju seragam dan baju dalamnya. Ia memperhatikan dirinya di cermin.

Baret yang besar dan sedikit menganga, berwarna ungu yang darahnya sudah mengering.

Suara ketukan pintu terdengar yang membuat Jungwon menghentikan aktivitasnya.

Terbuka, dan menampakkan gadis yang sedang membawa kotak obat p3k.

"Gue gak mau ikut campur, tapi kata Haruto lo abis berantem kan? Ini gue bawain obatnya," kata Jihan masih menongolkan kepalanya di pintu.

Jungwon gak bisa marah karena dia sudah terlanjur capek dan dirinya butuh diobatin juga.

"Masuk,"

Jihan menyelenong masuk, dan menutup sedikit pintunya.

Gadis itu mengeluarkan peralatan obatnya lalu memperhatikan luka di pinggang Jungwon.

Jungwon duduk di depan Jihan, dan membelakanginya.

"Bunda khawatir banget liat tangan lo baret gitu, abis nonjok orang? Terus tadi di sekolah, lo beneran berantem jam 4 pagi?"

Jungwon menghembuskan napasnya kasar, "Gak usah banyak omong, cepetan obatin. Abis itu keluar,"

Jihan buru-buru menghentikan pembicaraannya lalu mulai membersihkan luka Jungwon.

"Sshhh, bisa pelan-pelan gak sih?" sentak Jungwon kesakitan, ia memeluk guling sebagai pelampiasan.

"Gue tap-tap doang loh lukanya? Gak gue teken," pembelaan dari Jihan.

Jungwon tetap dalam posisinya, ia diajak untuk menonton balapan malam ini. Tapi melihat kondisinya begini, sudah pasti gak dibolehin sama Bundanya Jihan.

"Gue ntar malem mau nonton balapan," kata Jungwon tiba-tiba.

Jihan menatap Jungwon dari belakang dan kembali fokus mengoleskan obat merah, "Gak bakal boleh,"

"Ssshh, gimanapun harus boleh. Lo, tolong izinin. Gue harus pergi." Jungwon menahan perih yang amat sangat, mengingat lukanya lumayan besar.

"Gue gak tau mau ngomong apalagi sama Bunda, gue gak bilang lo abis berantem Bunda tau sendiri. Dan tadi sore juga gak tau, Bunda tiba-tiba jemput lo ngajak gue." jelas Jihan panjang lebar.

Saat sudah dipasang perban, Jungwon menegakkan tubuhnya dengan perlahan, lalu membaringkan badannya di kasur. Lalu memasang selimutnya membelakangi Jihan.

"Tutup pintunya."

Jihan mengangguk, berjalan keluar.

BAAM, pintu tertutup.

•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸.•♥

Semoga suka!💞

less of you ; jungwon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang