twenty two

1.8K 270 5
                                    

Jihan panik banget, walaupun gak telat. Tapi Jihan liat udah jam 6 lewat 10 menit. Pasti Kak Kangmin udah nunggu di depan.

"Aduh, bego banget sih!"

Lagian tadi malem, Kangmin ngajakin telfonan sampe jam 2 pagi, Jihan aja baru matiin barusan. Kangmin duluan yang ngajak telfon. Padahal yang diomongin juga hal random.

Turun kebawah sambil benerin dasi dilehernya, ngerapihin rambutnya yang berantakan, "Bun, aku---"

Ucapannya terputus karena melihat Jungwon yang sedang sarapan di meja makan bersama Bundanya.

"A-aku--" kok Jihan malah grogi?

Bundanya menatap Jihan penuh tanya, "Kenapa?"

"I-ini kok--" Jihan menunjuk Jungwon dengan dagunya, Bundanya melirik Jungwon sambil mengangguk. "Dia ngambil sepatu futsal di kamar tadi, sekalian sarapan. Ayo sini keburu kesiangan ntar,"

Bergabung ke meja makan, Jihan melirik ponselnya. Kangmin lagi di jalan. Untung aja gak telat.

"Kamu udah belajar buat ujian, Won? Minggu depan kan mulainya?" tanya Bunda Jihan menoleh kearah Jungwon, laki-laki itu menggeleng. "Belum,"

"Belajar ya, biar rapotnya bagus."

Jungwon hanya mengangguk dan kembali menatap ponselnya.

Jihan memandangi Jungwon sambil pura-pura makan nasi goreng di depannya, kalau dipikir udah lama juga gak liat Jungwon dari jarak deket gini. Mau bilang kangen ntar dia malu sendiri.

Jungwon menyelesaikan makannya duluan, membawa piring dan gelasnya ke tempat cuci piring. "Gak usah dicuci, biar Bunda aja."

Jungwon kembali ke meja makan, dan mengikat tali sepatu. "Gak bareng Jungwon aja, Han?" tanya Bunda Jihan menatap anak gadisnya itu,

Melirik kearah Jungwon, apalagi lelaki itu balas menatapnya. "Aku bareng---"

"Aku duluan, Bun," akhirnya Jungwon beranjak dari duduknya, berpamitan. Lalu berjalan kearah pintu luar.

Menghabiskan nasi gorengnya, Jihan meminum susunya dalam sekali napas. Lalu berdiri dan menyalami  Bundanya. "Aku berangkat ya Bun!"

Berlari keluar, Jihan terkejut karena melihat Jungwon yang sedang mengeluarkan motornya dari rumah Jihan dan di depan pagar sudah kada Kangmin yang tersenyum kearahnya, "Hai! Gak telat kan?"

Jihan balas tersenyum, "Enggak kok!"

Bunyi mesin motor Jungwon terdengar, lelaki itu memakai helmnya. Dan terus mengegas mesinnya yang membuat knalpotnya mengeluarkan asap yang banyak. Pas banget di belakangnya ada Kangmin.

Ngipas-ngipasin mukanya sambil terbatuk, "Heh lo kalo mau pergi mah pergi aja!"

Jungwon tak mengidahkan dan pergi dengar motornya.

Jihan ikut terbatuk karena asap motor Jungwon yang mengebul, "Ayo Kak."

Akhirnya mereka berdua berangkat dan menuju ke sekolah.

._._._._._._.

Jungwon ngantuk banget gak tau kenapa, pelajaran Bu Hana tuh lebih kayak berdongeng. Suara Bu Hana saking lembutnya kayak lullaby bagi Jungwon.

Kalo kalian bingung kenapa Jungwon sama Haruto bisa masuk kelas unggulan, XII MIPA 1. Karena nilai rapotnya bagus. Gak tau kenapa kata Haruto pas kelas 10 dia tuh merasa pinter, jadi masuk deh kelas unggulan. Jungwon sih belajar juga kayak biasa. Ya efek sama Jihan sih jadi ketularan pinternya.

less of you ; jungwon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang